Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai Bunda muda yang sedang hamil, menyusui, atau mempersiapkan kehamilan, penting bagi kita untuk bisa mendengarkan sinyal tubuh dengan tepat. Salah satu sinyal yang sering disalahartikan adalah rasa lapar. Tidak sedikit dari kita yang merasa lapar, padahal tubuh sebenarnya tidak sedang membutuhkan makanan, melainkan cairan atau hanya butuh pengalihan dari emosi tertentu seperti bosan, stres, atau kelelahan.
Sering kali, rasa lapar yang tidak benar-benar autentik inilah yang menjadi pemicu kebiasaan makan berlebihan. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak sehat, risiko resistensi insulin, serta gangguan metabolisme lainnya. Mengenali apakah rasa lapar itu asli atau palsu adalah langkah awal untuk membentuk kebiasaan makan yang lebih sehat dan sadar. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Lapar palsu adalah kondisi ketika tubuh memberikan sinyal seolah-olah membutuhkan makanan, padahal sebenarnya tidak. Beberapa penyebab umum dari rasa lapar palsu antara lain:
• Kekurangan cairan (dehidrasi ringan): Tubuh yang kekurangan air kadang memberikan sinyal mirip seperti rasa lapar.
• Emosi seperti stres, kecemasan, atau kebosanan: Makan bisa menjadi pelarian dari perasaan tidak nyaman.
• Kebiasaan ngemil saat tidak lapar: Terbiasa mengunyah sesuatu walaupun tidak benar-benar butuh.
• Pengaruh visual dan aroma makanan: Melihat gambar makanan atau mencium aroma sedap bisa memicu keinginan makan, bukan karena lapar, tetapi karena sugesti.
Jika kita tidak bisa membedakan dengan tepat antara lapar asli dan lapar palsu, maka akan mudah sekali terjebak dalam pola makan emosional yang bisa mengganggu kesehatan tubuh.
Foto: Internet
Berikut teknik sederhana yang bisa Bunda coba untuk memastikan apakah rasa lapar itu benar-benar berasal dari kebutuhan tubuh:
Sadari rasa lapar
Ketika merasa lapar, jangan langsung mencari makanan. Diam sejenak dan tanyakan pada diri sendiri, "Apakah aku benar-benar lapar, atau hanya bosan?"
Minum segelas air putih
Banyak kasus rasa lapar ternyata hanya sinyal haus yang salah dibaca. Minumlah satu gelas air putih.
Tunggu selama 10 menit
Alihkan perhatian dengan aktivitas ringan seperti berjalan sebentar, bermain dengan anak, atau merapikan rumah.
Jika masih merasa lapar, minum segelas air lagi
Ini membantu memastikan tubuh benar-benar sudah terhidrasi.
Setelah 20 menit, jika rasa lapar masih ada, maka itu tanda lapar asli
Artinya, tubuh memang membutuhkan energi tambahan dan Bunda boleh makan dengan memilih makanan yang bernutrisi.
Teknik ini tidak hanya membantu Bunda menghindari makan berlebihan, tapi juga melatih kesadaran diri terhadap kebutuhan tubuh.
Foto: Internet
Membantu Menjaga Berat Badan Ideal
Bagi Bunda yang sedang mempersiapkan kehamilan atau dalam masa menyusui, menjaga berat badan ideal sangat penting. Lapar palsu yang tidak disadari bisa membuat kita mudah ngemil makanan tinggi gula dan lemak. Dengan mengenali sinyal tubuh, Bunda bisa menghindari asupan kalori yang tidak perlu.
Melatih Pola Makan Sadar (Mindful Eating)
Mengenali rasa lapar yang sesungguhnya adalah bagian dari praktik mindful eating. Bunda akan lebih terbiasa makan sesuai kebutuhan tubuh, bukan berdasarkan dorongan emosional atau kebiasaan semata.
Memberikan Contoh Positif untuk Anak
Anak-anak belajar dari kebiasaan orang tua. Ketika Bunda menerapkan pola makan yang sehat dan sadar, anak akan meniru kebiasaan tersebut. Ini penting untuk membantu anak memahami rasa kenyang dan lapar dengan cara yang sehat.
Meningkatkan Asupan Cairan
Minum air putih sebelum makan bukan hanya membantu mengenali rasa lapar, tapi juga menjaga hidrasi tubuh. Kebutuhan cairan Bunda meningkat selama kehamilan dan menyusui, jadi teknik ini bisa jadi kebiasaan yang baik untuk diterapkan setiap hari.
Jika setelah dua kali minum air putih dan menunggu selama total 20 menit rasa lapar tetap ada, ini pertanda bahwa tubuh memang membutuhkan makanan. Namun, penting untuk memilih makanan yang tidak hanya mengenyangkan, tapi juga memberikan manfaat gizi.
Foto: Internet
Beberapa pilihan makanan sehat yang bisa Bunda konsumsi antara lain:
• Buah segar seperti apel, pisang, atau pepaya
• Telur rebus
• Yogurt tawar tanpa tambahan gula
• Kacang-kacangan seperti almond atau kacang tanah panggang
• Oatmeal dengan topping buah segar
Makanan-makanan ini mengandung serat, protein, dan lemak sehat yang membantu Bunda kenyang lebih lama tanpa lonjakan gula darah.
• Buat jadwal makan yang konsisten
Tubuh akan terbiasa dengan waktu makan tertentu sehingga mengurangi sinyal lapar yang membingungkan.
• Tidur cukup setiap malam
Kurang tidur dapat memicu peningkatan hormon pemicu rasa lapar dan menurunkan hormon kenyang.
• Batasi paparan konten makanan di media sosial
Visual makanan sering kali menggoda dan memicu keinginan makan tanpa sebab.
• Simpan botol air putih di tempat yang mudah dijangkau
Membantu Bunda lebih sering minum dan menjaga hidrasi sepanjang hari.
Foto: Internet
Sebagai Bunda yang berperan besar dalam menjaga kesehatan keluarga, penting juga untuk menjaga diri sendiri. Mengenali dan memahami sinyal tubuh seperti rasa lapar dapat membantu Bunda menjaga pola makan yang sehat dan seimbang.
Lapar bukan selalu berarti tubuh butuh makan. Kadang, yang kita butuhkan hanyalah segelas air putih atau momen untuk beristirahat. Dengan melatih kesadaran tubuh setiap hari, Bunda bisa menjaga kesehatan diri sekaligus memberi teladan baik bagi si kecil.