Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Bahaya Memanaskan Makanan Berulang Kali dan Cara Aman Menghindarinya
Memanaskan makanan adalah kebiasaan sehari-hari yang dianggap praktis, terutama bagi Bunda yang aktif mengatur waktu antara pekerjaan rumah, mengasuh anak, dan memasak. Menyimpan sisa makanan untuk dikonsumsi kembali keesokan hari sering dilakukan demi efisiensi dan menghindari pemborosan. Namun, di balik kepraktisan tersebut, ada bahaya tersembunyi yang perlu Bunda pahami.
Beberapa kandungan berbahaya, seperti akrilamida, bisa terbentuk dalam makanan yang dipanaskan berulang kali. Jika dikonsumsi terus-menerus, senyawa ini dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan keluarga. Lalu, makanan seperti apa yang sebaiknya dihindari untuk dipanaskan kembali, dan bagaimana cara aman menghangatkan makanan di rumah? Mari kita bahas secara lengkap. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Akrilamida adalah senyawa kimia yang terbentuk secara alami saat makanan kaya karbohidrat, seperti kentang atau roti, dimasak dengan suhu tinggi (di atas 120°C), melalui metode seperti menggoreng, memanggang, atau bahkan memanaskan ulang. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi Maillard, yang terjadi antara gula dan asam amino.
Meski terlihat sepele, paparan akrilamida dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan, antara lain:
• Peningkatan risiko kanker
• Gangguan pada sistem saraf
• Dampak negatif terhadap sistem reproduksi
Foto: Internet
Karena itu, memahami cara memasak dan memanaskan makanan dengan benar sangat penting untuk menjaga keluarga tetap sehat.
Tidak semua makanan cocok untuk dipanaskan kembali. Beberapa jenis makanan bahkan bisa menimbulkan efek berbahaya jika dikonsumsi setelah pemanasan ulang. Berikut ini beberapa contoh makanan yang sebaiknya Bunda waspadai:
Sayuran Hijau
Sayuran seperti bayam, brokoli, dan lobak mengandung nitrat alami. Ketika dipanaskan ulang, nitrat bisa berubah menjadi nitrit yang bersifat karsinogenik (berpotensi menyebabkan kanker). Proses ini sangat cepat terutama jika sayuran tidak disimpan dengan benar sebelumnya.
Kentang dan Makanan Berkarbohidrat Tinggi
Makanan seperti kentang goreng, nasi, dan roti memiliki potensi membentuk akrilamida saat dipanaskan berulang kali dalam suhu tinggi. Hal ini juga berlaku untuk makanan instan atau olahan yang sudah dimasak sebelumnya.
Telur dan Daging Ayam
Kedua jenis makanan ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Telur yang dipanaskan ulang bisa mengalami perubahan struktur protein, sehingga sulit dicerna dan kehilangan sebagian nilai gizinya. Sementara itu, ayam yang tidak dipanaskan dengan suhu yang cukup dapat menyimpan bakteri berbahaya seperti Salmonella.
Makanan Mengandung Santan
Santan mudah mengalami perubahan rasa dan struktur saat dipanaskan berulang. Selain mudah basi, makanan bersantan yang terus dipanaskan bisa menyebabkan gangguan pencernaan jika dikonsumsi.
Foto: Internet
Bunda tak perlu langsung khawatir atau berhenti memanaskan makanan sama sekali. Dengan menerapkan langkah-langkah aman berikut, Bunda tetap bisa menjaga nutrisi makanan sekaligus menghindari bahaya tersembunyi:
✅ Gunakan Wadah yang Aman
Simpan makanan di dalam wadah berbahan kaca atau food-grade yang tertutup rapat. Hindari menyimpan makanan di dalam wadah plastik tipis, terutama saat akan dipanaskan menggunakan microwave, karena dapat melepaskan zat kimia berbahaya.
✅ Hindari Pemanasan Berulang
Panaskan makanan hanya satu kali. Ambil makanan dalam jumlah secukupnya, sesuai dengan porsi yang akan langsung dikonsumsi.
✅ Panaskan Sampai Suhu Minimal 75°C
Pastikan seluruh bagian makanan benar-benar panas, terutama saat memanaskan makanan berprotein tinggi seperti daging atau sup. Suhu minimal ini akan membunuh bakteri yang mungkin berkembang saat makanan disimpan.
✅ Aduk Makanan Saat Memanaskan
Khususnya saat menggunakan microwave, aduk makanan agar panas menyebar merata. Bagian yang tidak panas sempurna berpotensi menyimpan bakteri.
✅ Jangan Simpan Makanan Terlalu Lama
Simpan makanan sisa di kulkas maksimal 2 jam setelah dimasak dan konsumsi dalam waktu 2–3 hari untuk menjaga kualitas dan keamanannya.
Selain mengatur penyimpanan dan pemanasan makanan, Bunda juga bisa mulai membiasakan anggota keluarga untuk makan makanan segar. Ajari anak-anak dan pasangan pentingnya konsumsi makanan yang baru dimasak, serta cara mengenali makanan yang sudah tidak layak konsumsi seperti bau tidak sedap, perubahan warna, atau tekstur yang aneh.
Memberikan edukasi ringan di rumah bisa menumbuhkan kesadaran keluarga untuk ikut menjaga pola makan yang sehat, higienis, dan bertanggung jawab.
Solusi paling sederhana dan sehat adalah memasak sesuai kebutuhan. Selain menghindari pemborosan, memasak dalam jumlah pas juga mengurangi risiko penyimpanan dan pemanasan ulang yang berisiko. Jika memang harus menyimpan makanan, pastikan dilakukan dengan benar: biarkan makanan dingin terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke kulkas, dan jangan menyimpan makanan lebih dari 3 hari.
Foto: Internet
Memanaskan makanan memang memberi kemudahan dalam keseharian Bunda, namun tetap perlu dilakukan dengan bijak. Makanan yang dipanaskan berulang kali dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti akrilamida atau nitrit. Dengan memilih metode penyimpanan dan pemanasan yang tepat, Bunda dapat mencegah berbagai risiko kesehatan yang mungkin mengintai keluarga.
Sebagai pengelola utama dapur rumah, peran Bunda sangat besar dalam menjaga kualitas makanan yang disajikan. Yuk mulai perhatikan cara menyimpan dan memanaskan makanan, agar keluarga tetap sehat dan bahagia setiap hari.