Peningkatan Operasi Caesar: Ini Rekomendasi WHO untuk Ibu Hamil
Peningkatan Operasi Caesar: Ini Rekomendasi WHO untuk Ibu Hamil

Dalam beberapa dekade terakhir, angka persalinan dengan metode operasi caesar (SC) meningkat dengan signifikan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Metode ini awalnya hanya dilakukan dalam kondisi darurat medis, namun kini tidak sedikit Bunda hamil yang memilih caesar tanpa indikasi medis, hanya karena alasan kenyamanan atau tekanan lingkungan. Lalu, bagaimana sebaiknya Bunda menyikapi tren ini?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan panduan jelas tentang kapan caesar diperlukan dan bagaimana seharusnya keputusan ini diambil. Sebagai calon Bunda, penting untuk mengetahui fakta dan risiko yang menyertainya agar bisa membuat keputusan yang tepat dan aman, baik untuk diri sendiri maupun bagi sang buah hati. Simak Penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!

Operasi Caesar: Solusi Penting Namun Bukan Jalan Utama

Operasi caesar adalah prosedur medis yang sangat bermanfaat dalam kondisi tertentu, seperti ketika persalinan normal membahayakan nyawa Bunda atau bayi. Namun, WHO mengingatkan bahwa operasi ini bukanlah pilihan utama dalam persalinan, kecuali benar-benar dibutuhkan secara medis.

SC dilakukan dengan membuat sayatan di perut dan rahim untuk mengeluarkan bayi. Prosedur ini membantu menyelamatkan nyawa dalam banyak situasi, tetapi tetap merupakan operasi besar yang membawa risiko, apalagi bila dilakukan tanpa alasan klinis yang kuat.

operasi caesar, persalinan SC, WHO tentang SC, risiko caesar, rekomendasi WHO ibu hamil, edukasi kehamilan, SC tanpa indikasi medis, pilihan melahirkan aman

Foto: Internet

Lonjakan Global Angka Caesar

Menurut data WHO:

  • Tahun 1990: sekitar 7% persalinan dilakukan dengan SC secara global.

  • Tahun 2021: angkanya melonjak menjadi lebih dari 21%.

Namun, WHO menetapkan bahwa batas ideal operasi caesar hanya 10–15% dari total kelahiran. Lebih dari angka tersebut, tidak menunjukkan peningkatan keselamatan bagi Bunda dan bayi secara signifikan. Artinya, terlalu banyak SC justru bisa menjadi indikasi praktik medis yang tidak efisien, bahkan membahayakan.

Risiko Caesar yang Tidak Diperlukan

SC yang dilakukan tanpa indikasi medis justru berpotensi menimbulkan berbagai risiko kesehatan, baik untuk Bunda maupun bayi.

Bagi Bunda:

  • Pendarahan hebat yang bisa menyebabkan kebutuhan transfusi darah.

  • Risiko infeksi di area sayatan atau organ dalam.

  • Cedera organ seperti kandung kemih atau usus.

  • Komplikasi pada kehamilan berikutnya, seperti plasenta akreta atau rahim robek.

  • Risiko anestesi dan pemulihan yang lebih lama dibandingkan persalinan normal.

Bagi Bayi:

  • Masalah pernapasan karena tidak melewati proses pematangan alami di jalan lahir.

  • Risiko gangguan imun dan metabolik dalam jangka panjang, seperti asma atau obesitas.

  • Kesulitan inisiasi menyusui dini, karena keterlambatan kontak kulit dengan Bunda.

Semua risiko ini tidak bisa diabaikan dan menjadi alasan penting mengapa SC sebaiknya tidak dijadikan pilihan utama tanpa alasan medis.

operasi caesar, persalinan SC, WHO tentang SC, risiko caesar, rekomendasi WHO ibu hamil, edukasi kehamilan, SC tanpa indikasi medis, pilihan melahirkan aman

Foto: Internet

Kenapa Banyak Bunda Memilih Caesar Tanpa Indikasi?

Banyak faktor yang memengaruhi meningkatnya pilihan SC, terutama faktor non-medis, seperti:

  • Ketakutan terhadap rasa sakit persalinan normal.

  • Kekhawatiran akan proses yang panjang dan melelahkan.

  • Tekanan sosial dari keluarga atau lingkungan sekitar.

  • Praktik medis yang cenderung intervensif di beberapa fasilitas kesehatan.

  • Motif finansial di rumah sakit swasta.

  • Kekhawatiran dokter terhadap tuntutan hukum, sehingga lebih memilih cara yang dianggap lebih "aman dan cepat".

Sayangnya, keputusan berdasarkan faktor tersebut bisa berujung pada dampak jangka panjang yang tidak diinginkan.

operasi caesar, persalinan SC, WHO tentang SC, risiko caesar, rekomendasi WHO ibu hamil, edukasi kehamilan, SC tanpa indikasi medis, pilihan melahirkan aman

Foto: Internet

Rekomendasi WHO untuk Menghindari SC yang Tidak Diperlukan

Agar SC dilakukan dengan indikasi yang tepat, WHO menyarankan beberapa langkah strategis:

1. Edukasi Bunda Hamil dan Pasangan

  • Mengikuti kelas persiapan persalinan yang komprehensif.

  • Belajar teknik pernapasan, relaksasi, dan manajemen rasa sakit alami.

  • Mendapatkan dukungan psikologis agar tidak takut menghadapi proses persalinan normal.

2. Konsultasi dan Second Opinion

  • Bunda hamil perlu diberi kebebasan untuk mencari pendapat kedua bila ragu terhadap saran medis.

  • Meningkatkan kepercayaan diri Bunda dalam mengenal tubuh dan proses kelahiran.

3. Audit Klinis dan Evaluasi Keputusan Medis

  • Rumah sakit perlu melakukan audit internal terhadap angka SC dan alasan yang melatarbelakanginya.

  • Mendorong transparansi dalam pengambilan keputusan tindakan medis.

4. Kolaborasi Tim Medis: Bidan dan Dokter Kandungan

  • Pendekatan berbasis tim akan memberikan perawatan yang lebih menyeluruh.

  • Bidan yang terlatih dapat mendampingi persalinan normal dengan aman, sementara dokter tetap siaga untuk situasi darurat.

5. Perencanaan Finansial yang Adil

  • Sistem pembiayaan sebaiknya tidak memberikan insentif lebih tinggi untuk SC dibanding persalinan normal.

  • Fokus utama harus tetap pada keselamatan Bunda dan bayi, bukan keuntungan finansial.

operasi caesar, persalinan SC, WHO tentang SC, risiko caesar, rekomendasi WHO ibu hamil, edukasi kehamilan, SC tanpa indikasi medis, pilihan melahirkan aman

Foto: Internet

Kesimpulan

Operasi caesar adalah anugerah dalam dunia medis modern, namun harus digunakan secara bijak dan sesuai indikasi medis. Tidak semua kehamilan memerlukan SC, dan tidak semua rasa takut harus dihadapi dengan jalan pintas berupa tindakan operasi.

Bagi Bunda yang sedang mempersiapkan kelahiran, penting untuk mengenali tubuh sendiri, berdiskusi terbuka dengan tenaga medis, dan menggali informasi dari sumber terpercaya. Proses kelahiran adalah bagian alami yang luar biasa dari kehidupan seorang perempuan. Bila tidak ada kendala medis, persalinan normal tetap menjadi pilihan terbaik karena pemulihannya lebih cepat, minim risiko, dan membantu ikatan emosional antara Bunda dan bayi. SC bukan satu-satunya pilihan, dan yang terpenting adalah keselamatan serta kesiapan fisik dan mental Bunda.

Artikel yang berkaitan