Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Bagi banyak Bunda, menyusui bukan sekadar memberi ASI, tetapi juga momen membangun kedekatan emosional dengan anak. Namun, ketika memasuki fase menyusui anak kedua, banyak Bunda menyadari bahwa pengalaman ini tidak akan pernah sama. Perjalanan menyusui anak pertama dan anak kedua terasa seperti menjalani dua dunia yang berbeda.
Jika menyusui anak pertama terasa tenang dan penuh fokus, menyusui anak kedua sering kali diwarnai suara kakak yang sedang mencari perhatian, rumah yang lebih ramai, dan rutinitas yang lebih padat. Meski berbeda, keduanya tetap istimewa dan sama-sama penuh cinta. Simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Saat menyusui anak pertama, semua terasa baru. Setiap sesi menyusui menjadi momen eksplorasi dan pembelajaran bagi Bunda. Biasanya, pada masa ini:
• Fokus hanya pada satu anak
Tidak ada gangguan dari anak lain, sehingga Bunda bisa mencurahkan perhatian penuh untuk menyusui dan beristirahat.
• Bisa menikmati waktu menyusui secara tenang
Banyak Bunda memanfaatkan waktu menyusui untuk bersantai sambil membaca atau sekadar menikmati momen intim dengan si kecil.
• Pemulihan pasca melahirkan lebih terkendali
Tanpa distraksi tambahan, Bunda dapat lebih fokus pada pemulihan fisik dan emosional setelah melahirkan.
• Lebih banyak dokumentasi momen menyusui
Karena pengalaman pertama, banyak Bunda lebih rajin mengambil foto dan menulis kenangan menyusui, baik untuk pribadi maupun media sosial.
Foto: Internet
Memasuki fase menyusui anak kedua, banyak perubahan yang harus dihadapi. Bukan hanya menyusui bayi, Bunda juga harus tetap merawat dan memperhatikan anak pertama yang sudah lebih besar. Beberapa hal yang umum terjadi:
• Menyusui sambil multitasking
Menyusui sambil mengawasi si kakak yang sedang bermain atau merengek minta perhatian sudah menjadi rutinitas.
Foto: Internet
• Manajemen waktu lebih menantang
Waktu menyusui tidak lagi senyaman dulu. Bunda perlu menyesuaikan jadwal menyusui dengan aktivitas anak pertama dan urusan rumah tangga.
• Emosi yang naik turun
Tekanan karena kelelahan dan perasaan bersalah karena perhatian terbagi sering kali muncul.
• Harus siap menyusui di kondisi apa pun
Baik saat memasak, mengurus kakak, bahkan saat tubuh sedang tidak fit.
Beberapa tantangan umum yang sering dialami saat menyusui anak kedua meliputi:
Kurangnya konsentrasi saat menyusui
Sulit menikmati sesi menyusui dengan tenang karena harus membagi perhatian antara dua anak.
Perasaan bersalah (mom guilt)
Bunda sering merasa tidak adil karena tidak bisa memberi waktu sebanyak dulu untuk anak kedua.
Kelelahan fisik dan mental
Menjalani peran ganda sebagai Bunda dua anak dan pengelola rumah tangga membuat tubuh dan pikiran cepat lelah.
Kurangnya dukungan
Lingkungan kadang menganggap bahwa karena ini anak kedua, Bunda sudah ahli. Padahal, dukungan tetap dibutuhkan di setiap tahap.
Walau menyusui anak kedua terasa lebih menantang, Bunda tetap bisa menjalaninya dengan nyaman dan penuh makna dengan beberapa strategi berikut:
• Libatkan anak pertama dalam proses menyusui
Minta bantuannya mengambilkan bantal atau duduk menemani saat Bunda menyusui. Ini membantu mengurangi kecemburuan dan membuatnya merasa tetap penting.
• Ciptakan rutinitas harian yang fleksibel
Meski sulit ditebak, memiliki jadwal sederhana untuk menyusui, bermain, dan istirahat membantu menciptakan kestabilan bagi seluruh keluarga.
• Berikan waktu untuk diri sendiri
Luangkan minimal 15 menit setiap hari untuk melakukan hal yang Bunda sukai baik itu mandi air hangat, membaca, atau sekadar duduk sendiri.
• Jangan ragu meminta bantuan
Dukung diri sendiri dengan meminta bantuan suami, orang tua, atau orang kepercayaan. Istirahat sejenak bukan berarti menyerah.
• Tinggalkan tuntutan untuk sempurna
Rumah tidak harus selalu rapi, makan tidak harus mewah, dan aktivitas anak tidak harus selalu edukatif. Yang penting adalah kebersamaan dan cinta yang hadir.
Bunda mungkin merasa waktu menyusui anak kedua lebih singkat atau tidak seintens saat anak pertama. Namun, dari sisi emosional, Bunda justru lebih matang. Sudah mengenali ritme tubuh, lebih percaya diri, dan lebih fleksibel menghadapi kondisi tidak ideal.
Yang perlu diingat, cinta tidak terbagi antara anak pertama dan kedua. Justru, cinta itu tumbuh dan berkembang. Menyusui bukan hanya tentang jumlah ASI, tetapi tentang rasa aman dan kehangatan yang Bunda berikan lewat pelukan, pandangan, dan kehadiran.
Foto: Internet
Menyusui anak pertama dan kedua memang berbeda dalam banyak hal. Anak pertama membawa pengalaman baru yang penuh ketulusan, sementara anak kedua membawa tantangan yang menguatkan. Namun keduanya sama-sama penting, bermakna, dan membentuk perjalanan keibuan yang kaya dan mendalam.
Tak perlu merasa bersalah karena situasi berubah. Yang penting adalah kehadiran dan kasih sayang yang Bunda berikan, karena itulah yang akan terus diingat anak sepanjang hidupnya.