Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Banyak dari kita pasti masih mengingat drama di meja makan saat kecil. Menolak makan pare karena pahit, menyisihkan terong karena teksturnya, atau menganggap selada sebagai “hiasan piring” belaka. Namun, saat tumbuh dewasa dan menjadi seorang bunda, justru makanan-makanan itulah yang kini banyak dicari. Tidak hanya karena bisa diolah dengan lebih kreatif, tetapi juga karena kaya manfaat untuk kesehatan keluarga, terutama si kecil yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Kesadaran akan pentingnya gizi seimbang, terutama berbasis nabati, membuat berbagai sayuran dan buah yang dulu dihindari kini menjadi bagian dari menu utama. Sebagai bunda muda yang ingin memperkenalkan pola makan sehat kepada anak, mengenal kembali sayur dan buah yang dulu “dibenci” bisa menjadi langkah awal yang luar biasa.
1. Terong: Dulu Dibuang, Kini Jadi Bintang Dapur
Saat masih anak-anak, banyak yang enggan makan terong. Teksturnya yang licin dan kenyal membuat selera makan menurun. Namun kini, terong menjadi primadona di berbagai resep, mulai dari terong bakar sambal, balado, hingga digoreng tepung.
Selain fleksibel dalam pengolahan, terong juga kaya akan kandungan antosianin, senyawa antioksidan yang berperan dalam melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Manfaat terong bagi kesehatan:
Foto: Internet
2. Pare: Pahit di Lidah, Obat untuk Tubuh
Pare sering dianggap sayuran paling menantang. Aroma dan rasa pahitnya membuat banyak anak (dan bahkan orang dewasa) menghindarinya. Tapi kini, pare justru menjadi favorit karena kandungan nutrisinya yang menakjubkan.
Bunda bisa mengenalkan pare dengan cara yang menyenangkan dan adaptif, misalnya dengan menggorengnya tipis-tipis seperti keripik atau memasaknya dengan bumbu manis untuk menyeimbangkan rasa.
Manfaat utama pare:
3. Selada: Dulu Disisihkan, Sekarang Diburu
Di masa kecil, selada seringkali hanya dipandang sebagai hiasan makanan—terlupakan dan tidak dimakan. Tapi sekarang, selada menjadi bahan utama dalam berbagai menu sehat. Tidak hanya menyegarkan dan renyah, selada juga penuh dengan nutrisi penting untuk bunda menyusui dan si kecil.
Manfaat selada:
Selada bisa disajikan dalam bentuk salad, campuran sandwich, atau bahkan dijadikan bungkus untuk isian lauk sebagai alternatif roti.
4. Nangka: Dari Pelengkap Es, Jadi Pengganti Daging
Nangka dulunya sering hanya disajikan sebagai campuran kolak atau es buah. Tapi kini, terutama nangka muda, dikenal luas sebagai alternatif pengganti daging dalam menu vegetarian. Saat dimasak, teksturnya menyerupai daging suwir dan mudah menyerap bumbu.
Manfaat nangka bagi tubuh:
Bunda bisa mencoba mengolah nangka menjadi rendang nabati, gulai, atau tumisan sederhana untuk keluarga.
Foto: Internet
Mengapa Dulu Dibenci, Sekarang Dicari?
Perubahan pola pikir dan gaya hidup sehat memengaruhi selera dan cara kita melihat makanan. Banyak bunda muda kini lebih peduli dengan kesehatan, keberlanjutan lingkungan, serta kebutuhan gizi keluarga. Maka tak heran jika makanan nabati, yang dulu dianggap “kurang enak”, sekarang justru menjadi prioritas utama.
Beberapa alasan mengapa sayuran dulu dibenci kini dicari:
Gerakan seperti Meatless Monday atau kampanye pola makan berbasis nabati membantu masyarakat memahami bahwa makanan sehat tak harus mahal atau membosankan.
Tips Bunda Mengenalkan Sayur "Tantangan" ke Anak
Mengubah persepsi si kecil terhadap sayur yang sebelumnya mereka tolak memang butuh waktu dan strategi. Berikut beberapa cara yang bisa bunda terapkan:
Penutup: Waktunya Bunda dan Keluarga Jatuh Cinta pada Sayur
Sebagai bunda muda, kita memiliki peran penting dalam membentuk selera makan dan kebiasaan sehat anak-anak kita. Sayur dan buah bukan hanya sumber vitamin, tapi juga pelajaran tentang keberagaman rasa, kesabaran dalam mencoba, dan kebiasaan hidup seimbang.
Dulu mungkin kita menolak terong, pare, atau nangka. Namun kini, mari kenalkan bahan-bahan luar biasa ini kepada keluarga kita sebagai bentuk cinta dan investasi kesehatan jangka panjang. Karena dari meja makan yang sederhana, bisa lahir generasi yang sehat, kuat, dan cerdas.