Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Memasuki fase MPASI (Makanan Pendamping ASI), banyak Bunda mulai menjelajahi berbagai jenis bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi si kecil. Sayur menjadi pilihan favorit karena kandungan vitamin, mineral, dan seratnya yang tinggi. Namun, tidak sedikit yang mengeluhkan bahwa setelah makan sayur, si kecil justru mengalami sembelit.
Sebenarnya, penyebabnya bukan pada sayur itu sendiri, melainkan bagian sayur yang digunakan dan cara pengolahannya. Untuk itu, penting bagi Bunda memahami bagaimana menyajikan sayur MPASI yang tepat agar manfaat nutrisinya tetap optimal dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan. Simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Sayur memang kaya serat dan sangat baik untuk kesehatan pencernaan. Tapi, sistem cerna bayi belum sekuat orang dewasa. Beberapa bagian sayur seperti batang keras, kulit tebal, biji, atau serat kasar sulit dicerna oleh tubuh bayi. Apalagi jika sayur tidak dimasak hingga benar-benar lunak, hal ini bisa menyebabkan konstipasi atau sembelit.
Selain itu, tekstur MPASI yang tidak sesuai dengan usia bayi juga berpengaruh. Jika makanan terlalu padat, kasar, atau kering, proses buang air besar bisa menjadi tidak lancar.
Foto: Internet
Agar Bunda tidak bingung dalam memilih dan menyiapkan sayur, berikut daftar sayur yang aman untuk MPASI beserta cara pengolahan yang tepat:
Labu Siam
• Cara mengolah: Kupas kulitnya dan buang bagian tengah yang berserat.
• Manfaat: Kaya akan vitamin C dan air, labu siam membantu melancarkan pencernaan.
Brokoli dan Kembang Kol
• Cara mengolah: Gunakan hanya bagian kuntum. Hindari batang yang keras.
• Manfaat: Mengandung serat larut, vitamin K, dan antioksidan yang mendukung sistem imun.
Wortel
• Cara mengolah: Hindari bagian batang tengah yang lebih keras. Kukus atau rebus hingga lunak.
• Manfaat: Sumber beta karoten, baik untuk kesehatan mata dan kulit bayi.
Bayam
• Cara mengolah: Gunakan daun muda saja, buang batang yang keras.
• Manfaat: Kaya zat besi dan magnesium, penting untuk pembentukan sel darah merah.
Buncis
• Cara mengolah: Buang serat di pinggir dan ujung yang keras.
• Manfaat: Mengandung protein nabati dan serat untuk mendukung pertumbuhan.
Tomat
• Cara mengolah: Buang bijinya dan gunakan bagian dagingnya.
• Manfaat: Mengandung vitamin C dan likopen yang baik untuk daya tahan tubuh.
Foto: Internet
Beberapa langkah berikut akan membantu Bunda menyajikan sayur yang aman dan mudah dicerna oleh bayi:
Masak hingga Lembut
Kukus atau rebus sayur sampai benar-benar empuk. Sayur yang keras sulit dicerna oleh bayi dan bisa menyebabkan sembelit.
Saring atau Blender Sesuai Usia
Untuk bayi usia 6–8 bulan, sebaiknya sayur disaring atau diblender hingga tekstur sangat halus. Setelah 8 bulan, tekstur bisa dinaikkan menjadi agak kasar.
Kombinasikan dengan Makanan Lain
Sayur sebaiknya tidak disajikan sendirian. Padukan dengan sumber protein hewani, karbohidrat, dan lemak sehat untuk menu yang seimbang.
Tambahkan Lemak Sehat
Lemak membantu proses pencernaan bayi. Bunda bisa menambahkan sedikit minyak zaitun, butter tanpa garam, atau santan segar.
Berikan Air Putih Secara Cukup
Sejak usia 6 bulan, bayi sudah boleh minum air putih. Berikan beberapa teguk setelah makan agar sistem pencernaannya tetap terhidrasi.
Agar bisa ditangani sejak dini, Bunda sebaiknya mengetahui tanda-tanda sembelit pada bayi, seperti:
• Buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu
• Feses keras, kering, atau berbentuk bulat-bulat kecil
• Bayi mengejan atau menangis saat buang air besar
• Perut bayi terasa keras dan membuncit
• Nafsu makan berkurang atau bayi tampak tidak nyaman
Jika sembelit berlangsung lebih dari tiga hari atau disertai gejala lain, segera konsultasikan ke dokter anak.
Selain sayuran yang umum, Bunda juga bisa mencoba beberapa jenis sayur lain yang teksturnya lebih lembut dan aman untuk pencernaan bayi:
• Zucchini: Sayuran bertekstur lembut dan rendah alergen, sangat baik untuk awal MPASI.
• Labu Kuning: Rasanya manis alami, mudah dicerna, dan mengandung serat serta vitamin A.
• Ubi Ungu: Kaya akan serat dan antioksidan, serta memberi warna menarik untuk MPASI.
Foto: Internet
Ingat, perkenalkan satu jenis makanan baru dalam jangka waktu minimal tiga hari untuk melihat reaksi alergi atau ketidakcocokan pada bayi.
Sayur sangat penting dalam fase MPASI karena mengandung serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan si kecil. Namun, pemilihan bagian sayur dan cara pengolahannya menentukan apakah manfaat itu bisa dirasakan atau justru menyebabkan sembelit.
Mulailah dengan jenis sayur yang mudah dicerna, hindari bagian yang keras atau berserat kasar, dan sesuaikan tekstur dengan tahapan usia bayi. Selain itu, pastikan kebutuhan cairan terpenuhi dan selalu perhatikan tanda-tanda ketidaknyamanan setelah makan.
Dengan pemahaman yang tepat, Bunda bisa menyajikan MPASI berbasis sayur yang lezat, bergizi, dan aman untuk tumbuh kembang optimal si kecil.