Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Memasuki fase MPASI (Makanan Pendamping ASI) merupakan salah satu tonggak penting dalam proses tumbuh kembang anak. Bagi Bunda muda yang baru pertama kali melalui fase ini, muncul banyak pertanyaan seputar pemberian makanan: kapan sebaiknya bayi naik tekstur, apa dampaknya jika terlambat, dan bagaimana tanda kesiapan anak?
Pengenalan tekstur makanan tidak sekadar membuat anak kenyang, tapi juga menjadi bagian dari proses pembentukan keterampilan motorik oral, adaptasi sensorik, hingga kesiapan makan di masa depan. Oleh karena itu, Bunda perlu memahami pentingnya waktu yang tepat dalam memperkenalkan tekstur makanan kepada si kecil. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Mengapa Tekstur MPASI Itu Penting?
Naik tekstur dalam MPASI bukan hanya tentang memberikan variasi makanan, tetapi juga bagian penting dalam perkembangan anak. Dengan mengenalkan tekstur sesuai usia, anak akan dilatih:
Menggerakkan otot mulut dan rahang untuk mengunyah.
Melatih koordinasi lidah dan refleks oral, yang penting untuk berbicara kelak.
Mengenali berbagai bentuk dan sensasi makanan sebagai stimulasi sensorik.
Mempersiapkan anak untuk ikut makan bersama keluarga, dengan makanan biasa.
Penting untuk diingat bahwa pemberian tekstur secara bertahap akan membantu anak menjadi lebih mandiri dalam makan, serta mencegah masalah makan jangka panjang.
Foto: Internet
Kesalahan Umum: Takut Naik Tekstur Terlalu Cepat
Banyak Bunda yang khawatir untuk naik tekstur terlalu cepat karena takut anak tersedak atau menolak makan. Akibatnya, makanan bayi terlalu lama berada dalam bentuk yang terlalu halus atau cair.
Padahal, menunda pengenalan tekstur bisa membuat anak tidak terbiasa menghadapi makanan padat, yang justru bisa menjadi penyebab gangguan makan di kemudian hari. Anak akan cenderung memilih-milih makanan (picky eater) atau bahkan menolak makan karena tidak nyaman dengan sensasi baru.
Tanda-Tanda Anak Siap Naik Tekstur
Setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda, namun secara umum, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa si kecil siap dikenalkan dengan tekstur makanan yang lebih kasar:
Mulai tidak tertarik dengan bubur halus dan terlihat penasaran dengan makanan lain.
Sudah muncul gerakan mengunyah, meski belum sempurna.
Bisa duduk tegak tanpa bantuan, meski dalam waktu singkat.
Lidah mulai bisa menggeser makanan ke kiri dan kanan.
Aktivitas menggigit dan mengunyah meningkat.
Mampu menggenggam makanan, menunjukkan minat untuk makan sendiri.
Foto: Internet
Jika sebagian besar tanda-tanda ini terlihat, maka itu saatnya Bunda mengenalkan tekstur yang lebih padat secara bertahap.
Risiko Terlambat Naik Tekstur
Terlambat mengenalkan tekstur pada anak bisa membawa dampak serius terhadap kebiasaan makan mereka. Beberapa risiko yang mungkin muncul antara lain:
Gerakan Tutup Mulut (GTM), yaitu anak secara konsisten menolak makan.
Kemampuan mengunyah tidak berkembang, karena otot mulut tidak terstimulasi.
Picky eater, hanya mau makanan yang lembut atau bertekstur tertentu.
Penolakan terhadap makanan baru, yang menyebabkan kurangnya variasi gizi.
Keterlambatan perkembangan motorik oral, yang bisa memengaruhi kemampuan bicara anak.
Jika sudah sampai pada tahap ini, Bunda perlu usaha ekstra untuk mengembalikan minat makan anak, bahkan mungkin memerlukan bantuan ahli.
Solusi untuk Mencegah Gangguan Makan Karena Tekstur
Untuk menghindari masalah makan yang disebabkan oleh keterlambatan naik tekstur, Bunda bisa mulai dengan langkah berikut:
Ikuti perkembangan keterampilan makan anak dari bulan ke bulan.
Pahami sinyal kesiapan anak naik tekstur, bukan hanya berdasarkan usia, tapi juga dari kemampuan fisiknya.
Kenalkan tekstur baru secara bertahap, mulai dari bubur halus → bubur kasar → nasi tim → nasi lembek → nasi biasa.
Biarkan anak mengeksplorasi makanan dengan tangan, seperti finger food, untuk melatih koordinasi motorik halus.
Makan bersama keluarga, agar anak belajar dari contoh yang dilihat setiap hari.
Foto: Internet
Yang terpenting adalah konsistensi dan kesabaran. Anak butuh waktu untuk beradaptasi. Jangan menyerah jika mereka menolak makanan baru. Kadang butuh lebih dari 10 kali percobaan agar anak benar-benar menerima tekstur atau rasa tertentu.
Tips Praktis Bunda Saat Menemani Anak MPASI
Tetap tenang dan tidak memaksa saat anak menolak makanan baru. Tekanan hanya membuat anak trauma.
Gunakan ekspresi positif saat makan, agar anak menangkap bahwa aktivitas makan adalah sesuatu yang menyenangkan.
Sediakan beragam pilihan tekstur di satu waktu makan agar anak bisa memilih sesuai kenyamanannya.
Pantau perkembangan makan anak secara berkala, dan catat kemajuannya dari hari ke hari.
Kesimpulan: Naik Tekstur Itu Wajib, Bukan Pilihan
Menunda naik tekstur MPASI bisa menyebabkan berbagai tantangan makan yang sulit ditangani di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memahami bahwa naik tekstur bukan hanya soal makan, tapi bagian dari perkembangan anak secara keseluruhan.
Dengan mengenalkan makanan secara bertahap sesuai kesiapan anak, Bunda tidak hanya mendorong keterampilan makan yang baik, tetapi juga memastikan kebutuhan gizi anak terpenuhi dengan optimal. Jadilah Bunda yang peka, cerdas, dan siap mendampingi si kecil dalam perjalanan eksplorasi rasa dan tekstur.