Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
ASI (Air Susu Ibu) adalah sumber nutrisi utama bagi bayi, terutama dalam enam bulan pertama kehidupannya. Pemberian ASI yang cukup sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan si kecil. Namun, bagaimana jika bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup? Bunda perlu mengenali tanda-tanda bayi kurang ASI agar dapat segera mengambil langkah yang tepat untuk memastikan kebutuhan gizinya terpenuhi. Simak penjelasan lengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Payudara Tidak Terasa Kosong Setelah Menyusui
Jika setelah menyusui payudara Bunda masih terasa penuh atau tidak mengalami perubahan, bisa jadi bayi tidak menyusu dengan efektif atau jumlah ASI yang diminumnya kurang. Pelekatan yang tidak sempurna juga dapat menyebabkan bayi kesulitan mengisap ASI dengan baik.
Perubahan Berat Badan yang Lambat atau Menurun
Bayi yang tidak mendapatkan cukup ASI cenderung mengalami kenaikan berat badan yang lambat atau bahkan mengalami penurunan berat badan. Pemantauan berat badan bayi secara rutin sangat penting untuk memastikan ia tumbuh dengan optimal. Jika berat badan bayi stagnan atau menurun dalam beberapa minggu pertama kehidupannya, Bunda perlu segera berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi.
Foto: Internet
Bayi Tampak Lesu dan Kurang Aktif
Bayi yang mendapatkan cukup ASI biasanya aktif dan responsif. Jika si kecil tampak lesu, kurang bersemangat, atau sering mengantuk berlebihan, bisa jadi ia tidak mendapatkan cukup nutrisi dari ASI. Bayi yang kurang mendapatkan asupan ASI juga bisa menjadi lebih rewel karena merasa lapar terus-menerus.
Warna Urine Kuning Pekat dan Frekuensi Berkurang
Urine bayi yang sehat biasanya berwarna kuning muda hingga bening. Jika urine bayi berwarna kuning pekat atau jumlah popok basahnya lebih sedikit dari biasanya (kurang dari 6 popok basah per hari setelah minggu pertama), ini bisa menjadi tanda dehidrasi akibat kurangnya asupan ASI.
BAB Terlalu Sedikit atau Feses Berwarna Gelap
Bayi yang cukup ASI biasanya akan buang air besar secara rutin. Pada minggu pertama, bayi akan BAB minimal 3 kali sehari, dengan warna feses yang berangsur-angsur berubah dari hitam pekat (mekonium) menjadi kuning kecokelatan. Jika bayi jarang BAB atau fesesnya sangat keras, ini bisa menjadi tanda bahwa ia kurang mendapatkan ASI yang cukup.
Jika Bunda merasa bayi kurang mendapatkan ASI yang cukup, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup:
Meningkatkan Frekuensi Menyusui
Susui bayi sesering mungkin sesuai kebutuhannya, setidaknya 8-12 kali sehari. Jangan menunggu bayi menangis sebagai tanda lapar, tetapi perhatikan tanda-tanda awal seperti mencari puting, memasukkan tangan ke mulut, atau gerakan mulut mengisap.
Pastikan Pelekatan yang Benar
Posisi menyusui yang baik akan membantu bayi mendapatkan ASI lebih banyak. Jika bayi hanya mengisap puting tanpa menempel sempurna pada areola, ia tidak akan mendapatkan ASI dengan maksimal. Konsultasikan dengan konsultan laktasi jika Bunda merasa ada masalah dalam pelekatan.
Coba Teknik Power Pumping
Jika produksi ASI kurang, Bunda bisa mencoba teknik power pumping, yaitu memompa ASI dalam pola tertentu untuk merangsang produksi lebih banyak. Power pumping bisa dilakukan dengan pola 10 menit pumping – 10 menit istirahat – 10 menit pumping selama satu jam.
Foto: Internet
Konsumsi Makanan dan Minuman yang Mendukung Produksi ASI
Beberapa makanan seperti daun katuk, oatmeal, kacang almond, dan biji fenugreek diketahui dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Selain itu, pastikan Bunda cukup minum air putih minimal 2-3 liter sehari agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
Ciptakan Lingkungan yang Nyaman dan Minim Stres
Stres dan kelelahan bisa menghambat produksi ASI. Cobalah untuk mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan mintalah dukungan dari pasangan atau keluarga agar Bunda bisa menyusui dengan nyaman.
Konsultasi dengan Dokter atau Konsultan Laktasi
Jika bayi terus menunjukkan tanda-tanda kurang ASI, sebaiknya segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan solusi terbaik. Dokter atau konsultan laktasi bisa membantu mengevaluasi apakah ada masalah dalam proses menyusui atau apakah bayi membutuhkan tambahan ASI perah atau donor ASI.
Ada banyak mitos yang beredar tentang ASI, yang bisa membuat ibu menyusui merasa khawatir. Berikut beberapa fakta yang perlu diketahui:
Payudara kecil berarti ASI sedikit? Tidak benar! Ukuran payudara tidak menentukan banyaknya produksi ASI.
Jika bayi sering menangis, berarti ASI kurang? Tidak selalu. Bayi menangis bisa karena banyak alasan, bukan hanya lapar.
Menyusui harus dijadwal setiap 2-3 jam? Tidak benar. Bayi harus disusui berdasarkan permintaan atau on demand, bukan berdasarkan jam.
ASI bisa habis jika sering menyusui? Justru semakin sering menyusui, produksi ASI akan semakin meningkat.
Menjadi Bunda menyusui memang penuh tantangan, tetapi dengan pemahaman yang baik tentang kebutuhan bayi, Bunda bisa memastikan si kecil mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh sehat dan kuat. Jika bayi menunjukkan tanda-tanda kurang ASI seperti berat badan sulit naik, jarang BAB, urine berwarna pekat, atau tampak lesu, segera lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan produksi ASI dan konsultasikan dengan dokter jika diperlukan. Dukungan keluarga, pola makan sehat, serta lingkungan yang nyaman akan membantu Bunda dalam menyusui dengan lebih optimal. Semoga perjalanan menyusui Bunda berjalan lancar dan si kecil tumbuh dengan sehat!