Posisi M-Shape Saat Menggendong Bayi: Aman dan Direkomendasikan Dokter
Posisi M-Shape Saat Menggendong Bayi: Aman dan Direkomendasikan Dokter

Menggendong bayi merupakan momen berharga bagi Bunda, terutama bagi Bunda yang baru menyambut kelahiran buah hati. Kegiatan ini tidak hanya mempererat ikatan emosional, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi bayi. Namun, banyak Bunda bertanya-tanya, “Apakah ada posisi tertentu yang lebih baik dan aman untuk menggendong bayi baru lahir?”

Salah satu posisi yang kini semakin dikenal dan dianjurkan oleh para ahli adalah posisi M-Shape. Posisi ini dianggap sebagai posisi alami dan paling sesuai dengan struktur tubuh bayi yang masih berkembang. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu posisi M-Shape, manfaatnya, cara melakukannya, serta risiko jika posisi menggendong tidak dilakukan dengan tepat. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!

Apa Itu Posisi M-Shape?

Posisi M-Shape adalah cara menggendong bayi di mana lutut bayi berada lebih tinggi daripada bokongnya, membentuk huruf “M”. Pada posisi ini, panggul bayi terbuka secara alami, dan kakinya menekuk ke arah luar, menyerupai posisi janin saat masih di dalam kandungan.

Jika dibayangkan, bagian tengah huruf “M” adalah bokong bayi yang berada di posisi terendah, sementara kedua sisi “M” menggambarkan posisi lutut bayi yang lebih tinggi. Posisi ini memungkinkan tulang dan sendi bayi mendapatkan dukungan optimal dan sesuai dengan bentuk fisiologis tubuh mereka yang masih lunak.

Posisi M-shape, cara menggendong bayi baru lahir, gendongan ergonomis, displasia panggul, kesehatan bayi, tips parenting, ibu muda, cara gendong aman

Foto: Internet

Mengapa Posisi M-Shape Sangat Penting?

Menggendong bayi dengan posisi M-Shape bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga berkaitan langsung dengan perkembangan sendi panggul dan tulang bayi. Berikut beberapa alasan mengapa posisi ini sangat direkomendasikan:

  • Mendukung perkembangan alami panggul dan tulang paha, yang masih dalam proses pembentukan pada masa awal kelahiran.

  • Mencegah displasia panggul, yaitu kondisi di mana tulang paha tidak berada pada posisi yang tepat di dalam rongga panggul.

  • Meniru posisi janin dalam rahim, sehingga memberi rasa aman dan nyaman yang lebih bagi bayi.

Jika kaki bayi diluruskan secara paksa saat digendong, hal ini bisa menyebabkan tekanan pada sendi panggul dan berpotensi menyebabkan gangguan permanen jika dilakukan secara terus-menerus.

Mengenal Displasia Panggul pada Bayi

Salah satu risiko dari cara menggendong yang tidak tepat adalah Developmental Dysplasia of the Hip (DDH) atau displasia panggul. Kondisi ini sering tidak terdeteksi pada awalnya karena gejalanya yang minim. Namun, jika tidak ditangani, bisa menyebabkan masalah serius seperti ketimpangan saat berjalan, nyeri sendi di kemudian hari, atau bahkan membutuhkan operasi.

Faktor risiko DDH tidak hanya berasal dari genetik, tetapi juga dari praktik sehari-hari seperti menggendong dan membedong bayi dengan posisi kaki lurus dan tertutup rapat. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memahami posisi yang benar sejak awal.

Posisi M-shape, cara menggendong bayi baru lahir, gendongan ergonomis, displasia panggul, kesehatan bayi, tips parenting, ibu muda, cara gendong aman

Foto: Internet

Cara Menggendong Bayi dengan Posisi M-Shape

Agar dapat menggendong bayi dengan aman dan sesuai dengan prinsip M-Shape, Bunda bisa mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Gunakan gendongan ergonomis, seperti baby wrap atau carrier yang memiliki penyangga panggul dan mendukung posisi lutut lebih tinggi dari bokong.

  2. Pastikan posisi kaki membentuk huruf M, di mana lutut lebih tinggi dari bokong dan mengarah ke luar secara alami.

  3. Dukung kepala dan leher bayi dengan lembut, terutama bagi bayi yang belum bisa mengangkat kepala sendiri.

  4. Dekatkan tubuh bayi ke dada Bunda, agar terasa stabil, hangat, dan memberikan rasa aman bagi si kecil.

Posisi M-shape, cara menggendong bayi baru lahir, gendongan ergonomis, displasia panggul, kesehatan bayi, tips parenting, ibu muda, cara gendong aman

Foto: Internet

  1. Perhatikan ekspresi dan reaksi bayi, jika bayi tampak tidak nyaman, mungkin ada bagian tubuh yang tertekan dan perlu penyesuaian posisi.

Meluruskan Mitos Seputar Posisi Menggendong

Beberapa pandangan lama masih berkembang di masyarakat, seperti anggapan bahwa kaki bayi harus diluruskan agar cepat panjang atau agar tubuh terlihat tegap. Padahal, meluruskan kaki bayi secara paksa justru dapat berbahaya bagi perkembangan sendi panggulnya.

Tubuh bayi baru lahir masih sangat fleksibel dan belum sepenuhnya berkembang. Oleh karena itu, pendekatan terbaik adalah membiarkan tubuh bayi mengikuti bentuk alaminya. Posisi M-Shape adalah refleksi dari bentuk alami ini dan tidak perlu diubah secara paksa hanya demi alasan estetika.

Tips Memilih Gendongan Bayi yang Aman

Tidak semua gendongan mendukung posisi M-Shape. Agar tidak salah pilih, berikut beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan:

  • Pilih gendongan dengan desain ergonomis, yang didesain untuk mendukung posisi lutut lebih tinggi dari bokong.

  • Cek apakah posisi duduk bayi menyebar dan tidak menggantung lurus ke bawah.

  • Pastikan bahan gendongan lembut dan breathable, sehingga bayi tetap nyaman meski digendong dalam waktu lama.

  • Sesuaikan ukuran gendongan dengan tubuh bayi dan tubuh Bunda, agar distribusi berat seimbang dan tidak membebani punggung.

Jika ragu, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter anak atau fisioterapis untuk memastikan gendongan yang digunakan memang mendukung posisi M-Shape yang benar.

Kesimpulan: Gendong dengan Cinta dan Pengetahuan

Menggendong bayi adalah bagian penting dari masa awal menjadi Bunda. Namun lebih dari sekadar aktivitas fisik, ini juga menjadi bagian dari perawatan awal tumbuh kembang bayi. Dengan memilih posisi M-Shape, Bunda dapat memberikan kenyamanan maksimal sekaligus melindungi perkembangan sendi panggul bayi. Pahami manfaatnya, praktikkan dengan benar, dan jadikan setiap pelukan sebagai wujud cinta dan perlindungan Bunda untuk buah hati. Dengan informasi yang tepat, Bunda bisa menjalani masa awal keibuan dengan lebih percaya diri dan penuh kasih.

Artikel yang berkaitan