Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Memasuki usia 6 bulan, bayi mulai membutuhkan asupan gizi tambahan di luar ASI, melalui Makanan Pendamping ASI (MPASI). Fase ini sangat penting karena merupakan momen awal pembentukan kebiasaan makan dan pemenuhan nutrisi penting untuk tumbuh kembang. Namun, masih banyak mitos yang membuat Bunda ragu dalam memilih jenis makanan, terutama makanan hewani seperti daging, ikan, dan telur.
Salah satu anggapan yang sering beredar adalah bahwa makanan hewani sebaiknya ditunda hingga bayi berusia 8 hingga 12 bulan. Padahal, justru masa awal MPASI adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan sumber protein hewani yang kaya gizi. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Mitos: Menunda Pemberian Makanan Hewani karena Takut Bayi Belum Siap
Sebagian Bunda khawatir memberikan daging, ikan, atau telur karena takut bayi belum bisa mencernanya dengan baik, atau karena takut memicu alergi, sembelit, hingga gangguan pencernaan. Namun, berdasarkan panduan dari ahli gizi anak dan rekomendasi organisasi kesehatan seperti WHO dan IDAI, justru pada usia 6 bulan, bayi sudah siap menerima makanan padat yang mengandung protein hewani.
Fakta: Daging, Ikan, dan Telur Aman Dikenalkan Sejak Awal MPASI
Mulai usia 6 bulan, cadangan zat besi dalam tubuh bayi mulai menurun dan tidak lagi bisa dipenuhi hanya dengan ASI. Oleh karena itu, makanan tinggi zat besi seperti daging merah, hati, ikan, dan telur sangat penting untuk diberikan sejak awal MPASI.
Protein hewani mengandung:
Zat besi (heme iron) yang mudah diserap tubuh
Zinc untuk daya tahan tubuh
Vitamin B12 yang penting bagi sistem saraf
Asam lemak esensial yang mendukung perkembangan otak
Tanpa makanan tinggi zat gizi ini, bayi bisa berisiko mengalami kekurangan nutrisi yang berdampak pada tumbuh kembangnya.
Panduan Aman Memberikan Protein Hewani untuk Bayi
Meski protein hewani aman diberikan sejak awal MPASI, Bunda tetap perlu memperhatikan jenis dan cara pemberian agar bayi bisa menerima makanan dengan baik dan aman. Berikut panduannya:
Pilih Ikan Rendah Merkuri
Ikan adalah sumber protein dan lemak sehat, tapi tidak semua ikan aman untuk bayi. Pilih jenis yang rendah merkuri, seperti:
Ikan kakap
Lele
Mujair
Tilapia
Foto: Internet
Hindari dulu ikan laut besar seperti tuna sirip kuning atau makarel besar karena kadar merkurinya lebih tinggi dan bisa memengaruhi perkembangan saraf bayi.
Telur Harus Dimasak Matang
Telur adalah sumber protein, lemak baik, dan kolin yang penting bagi perkembangan otak. Namun, pastikan Bunda memberikan telur yang dimasak hingga matang sempurna, baik bagian putih maupun kuningnya, untuk mencegah risiko infeksi seperti salmonella. Jika tidak ada riwayat alergi dalam keluarga, Bunda boleh langsung mengenalkan telur utuh secara perlahan.
Foto: Internet
Daging Halus dengan Tekstur Lembut
Daging merah (seperti sapi dan kambing), ayam, dan hati ayam sangat kaya zat besi. Berikan daging yang sudah dihaluskan, diblender, atau dicincang halus, kemudian dicampur dengan ASI, air kaldu, atau pure sayur agar teksturnya sesuai untuk bayi.
Foto: Internet
Mengapa Protein Hewani Harus Jadi Prioritas MPASI?
Sumber protein dari hewani lebih unggul dibandingkan sumber nabati (seperti tahu dan tempe), terutama dari segi kandungan zat gizi dan tingkat penyerapannya. Zat besi dari sumber hewani (heme iron) lebih mudah diserap tubuh dibandingkan zat besi dari tumbuhan (non-heme iron).
Jika kebutuhan zat besi bayi tidak terpenuhi, risikonya antara lain:
Anemia
Daya tahan tubuh menurun
Tumbuh kembang terganggu
Gangguan kognitif dan kemampuan belajar
Bagaimana dengan Risiko Alergi?
Perkenalan makanan berpotensi alergi, termasuk telur dan ikan, justru dianjurkan sejak usia 6 bulan untuk menurunkan kemungkinan anak mengalami alergi di kemudian hari. Tentu saja, pengenalan dilakukan secara bertahap, satu jenis makanan baru dalam 2–3 hari, sambil mengamati reaksi tubuh anak.
Tanda-tanda alergi yang perlu diperhatikan:
Ruam atau bintik merah
Muntah atau diare
Napas berbunyi atau sesak
Jika muncul reaksi ini, segera hentikan pemberian dan konsultasikan ke dokter.
Tips Mengenalkan Protein Hewani dalam MPASI
Agar proses pengenalan berjalan lancar dan menyenangkan, Bunda bisa menerapkan langkah-langkah berikut:
Mulai dari jumlah kecil, 1–2 sendok makan, lalu tingkatkan bertahap.
Campur dengan makanan yang sudah familiar seperti bubur beras atau sayur.
Perhatikan tekstur makanan sesuai usia bayi: saring, blender, atau cincang.
Hindari pemberian gula, garam, dan bumbu tajam.
Berikan secara konsisten meski awalnya bayi menolak perlu waktu agar bayi bisa menerima rasa dan tekstur baru.
Foto: Internet
Penutup: MPASI adalah Momen Emas, Jangan Takut Memberi Makanan Bergizi
Masa awal MPASI adalah kesempatan penting untuk membentuk kebiasaan makan sehat dan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi secara optimal. Tidak perlu menunda memberikan daging, ikan, dan telur selama Bunda memperhatikan kualitas bahan, cara pengolahan, serta memperkenalkannya secara bertahap. Bayi tidak hanya butuh makanan untuk merasa kenyang, tetapi juga butuh zat gizi berkualitas tinggi untuk berkembang secara maksimal. Mulai sejak dini dengan pilihan makanan terbaik adalah langkah awal yang penting untuk tumbuh kembang si kecil.