Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Masa menyusui adalah momen penting yang penuh tantangan dan keajaiban. Tubuh Bunda akan mengalami berbagai penyesuaian demi memenuhi kebutuhan si kecil, termasuk perubahan di area payudara. Salah satu hal yang sering menimbulkan pertanyaan adalah ketika salah satu payudara terlihat lebih besar dibanding yang lain saat menyusui. Apakah kondisi ini normal? Jawabannya: ya, ini umum terjadi selama masa menyusui. Simak fakta selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Perbedaan ukuran payudara ini biasanya terjadi karena ketidakseimbangan frekuensi menyusui antara kedua sisi. Bayi mungkin lebih nyaman menyusu di satu sisi (posisi, aliran ASI lebih lancar, atau kebiasaan sejak dini), sehingga payudara yang sering dikosongkan akan merasakan peningkatan produksi ASI. Hormon (seperti prolaktin dan oksitosin) bekerja lebih aktif di sisi tersebut, menyebabkan ukurannya jadi lebih besar.
Foto: Internet
Prolaktin: merangsang produksi ASI
Oksitosin: membantu keluarnya ASI saat bayi menyusu
Jika bayi lebih sering menyusu di satu sisi, hormon ini bekerja lebih di area tersebut, sehingga produksi dan ukuran payudara pun bertambah.
Kondisi ini umumnya normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, Bunda perlu waspada jika muncul gejala seperti:
Benjolan yang tidak hilang setelah menyusui
Nyeri hebat di salah satu payudara
Payudara terasa panas, kemerahan, dan disertai demam (tanda mastitis)
Foto: Internet
Jika hal ini terjadi, segera konsultasikan dengan dokter atau konsultan laktasi.
Awali menyusui dari payudara yang lebih kecil
Ini membantu merangsang produksi ASI-nya.
Pompa payudara yang kurang aktif
Agar tetap tersuplai dan mencegah pembengkakan atau sumbatan.
Ubah posisi menyusui
Coba cradle hold, football hold, atau side-lying agar bayi nyaman di kedua sisi.
Foto: Internet
Setelah menyapih, tubuh Bunda akan mengalami involusi kelenjar ASI menyusut, produksi berhenti, dan jaringan kembali ke kondisi semula. Banyak payudara yang kembali seimbang, meski tidak selalu persis seperti sebelum kehamilan. Sebagian Bunda mungkin memiliki sedikit perbedaan ukuran permanen ini sangat normal dan bukan masalah kesehatan.
Kondisi ini biasanya tidak perlu penanganan medis, kecuali jika muncul:
Perubahan bentuk atau warna kulit
Cairan puting tidak wajar (berdarah, kehijauan, berbau)
Nyeri yang menetap meski sudah tidak menyusui
Tidak ada perubahan ukuran meskipun sudah berhenti menyusui
Segera konsultasikan untuk memastikan tidak ada kondisi serius.
Foto: Internet
Perbedaan ukuran payudara saat menyusui adalah contoh adaptasi tubuh Bunda untuk memenuhi kebutuhan bayi. Selama tidak disertai gejala merisaukan (nyeri hebat, benjolan, demam), kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan. Fokus Bunda sebaiknya memastikan bayi mendapatkan cukup ASI, menjaga kesehatan tubuh, dan nyaman dalam menyusui. Jika ragu, konsultasikan ke dokter atau konsultan laktasi.
Ingat, setiap tubuh Bunda unik dan luar biasa dalam perannya. Yang paling utama adalah menjaga kesehatan dan percaya bahwa Bunda telah memberikan yang terbaik untuk si kecil.