Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai Bunda muda yang tengah menjalani masa-masa penting dalam pengasuhan anak, memastikan si kecil mendapatkan tidur yang berkualitas adalah bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian. Salah satu kebiasaan yang sering dianggap sepele namun berdampak besar terhadap kesehatan dan perkembangan anak adalah mematikan lampu saat anak tidur.
Banyak keluarga terbiasa membiarkan lampu tetap menyala saat anak tidur, dengan alasan agar si kecil tidak takut atau agar mudah mengawasi mereka. Namun, kebiasaan ini dapat mengganggu ritme sirkadian anak dan menurunkan kualitas tidur mereka. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Tubuh manusia, termasuk anak-anak, memiliki sistem biologis alami yang disebut ritme sirkadian. Ritme ini mengatur siklus tidur dan bangun berdasarkan pencahayaan. Dalam kondisi gelap, otak akan merespons dengan memproduksi hormon melatonin, hormon alami yang memberi sinyal kepada tubuh bahwa inilah saatnya untuk tidur.
Melatonin tidak hanya membantu anak tidur lebih cepat, tapi juga mendukung proses tidur dalam, yaitu fase tidur yang sangat penting bagi pemulihan dan pertumbuhan fisik serta mental. Ketika lampu tetap menyala, terutama lampu dengan cahaya putih atau biru, produksi melatonin menjadi terganggu. Akibatnya, anak kesulitan tidur, mudah terbangun di malam hari, atau tidur menjadi tidak pulas.
Foto: Internet
Tidur dengan pencahayaan terang bisa menyebabkan berbagai efek negatif, antara lain:
Gangguan hormon: Cahaya mencegah pelepasan melatonin dan mengacaukan jam biologis.
Tidur tidak nyenyak: Anak lebih sering terbangun di malam hari dan sulit masuk ke fase tidur dalam.
Masalah perilaku: Kurangnya tidur bisa membuat anak mudah marah, rewel, atau sulit berkonsentrasi.
Pertumbuhan terhambat: Hormon pertumbuhan diproduksi maksimal saat anak tidur lelap dalam gelap.
Berikut manfaat utama jika anak dibiasakan tidur dalam kondisi gelap atau dengan pencahayaan sangat redup:
Produksi melatonin optimal
Tidur dalam gelap memaksimalkan produksi hormon tidur alami, melatonin, yang berfungsi sebagai pengatur tidur dan sistem imun.
Tidur lebih nyenyak dan berkualitas
Anak akan melewati setiap siklus tidur dengan lebih stabil, termasuk fase tidur REM yang penting untuk perkembangan otak.
Mendukung pertumbuhan fisik
Hormon pertumbuhan bekerja aktif saat tidur malam, dan kondisi gelap memperkuat proses ini.
Memperkuat sistem kekebalan tubuh
Anak yang cukup tidur memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik.
Kesehatan mental dan emosional lebih stabil
Anak lebih ceria, tenang, dan mampu menghadapi stimulasi sehari-hari dengan lebih baik.
Berikut beberapa langkah yang bisa Bunda terapkan setiap malam untuk membentuk rutinitas tidur sehat:
Matikan Lampu atau Gunakan Lampu Redup
Biasakan tidur dalam kondisi gelap. Jika anak merasa takut, gunakan lampu tidur berwarna hangat seperti kuning atau oranye, bukan lampu putih terang. Lampu jenis ini memiliki pengaruh lebih rendah terhadap produksi melatonin.
Minimalkan Gadget dan Layar Sebelum Tidur
Cahaya biru dari ponsel, tablet, atau televisi menghambat melatonin dan membuat anak tetap terjaga meski tubuh sudah lelah. Sebaiknya hindari screen time setidaknya 1 jam sebelum tidur.
Ciptakan Rutinitas Malam yang Menenangkan
Mulai biasakan rutinitas yang menenangkan menjelang waktu tidur. Misalnya mandi air hangat, mengenakan piyama, membaca buku cerita, atau mendengarkan lagu lembut. Kebiasaan ini membuat tubuh dan pikiran anak bersiap untuk istirahat.
Pastikan Kamar Tidur Nyaman
Gunakan tirai tebal atau gorden blackout untuk mengurangi cahaya dari luar. Atur suhu ruangan agar tetap sejuk, dan hindari suara berisik yang bisa mengganggu tidur anak.
Berikan Aktivitas Fisik di Siang Hari
Anak yang aktif bergerak di siang hari akan lebih mudah tertidur malamnya. Ajak anak bermain di luar, berjalan kaki, atau melakukan aktivitas fisik ringan lainnya.
Foto: Internet
Bunda juga perlu memperhatikan kebutuhan tidur berdasarkan usia anak. Rekomendasi umum adalah:
Bayi (4–12 bulan): 12–16 jam/hari termasuk tidur siang
Balita (1–2 tahun): 11–14 jam
Anak prasekolah (3–5 tahun): 10–13 jam
Anak usia sekolah (6–12 tahun): 9–12 jam
Cukup tidur menjadi fondasi penting bagi tumbuh kembang anak, mulai dari kesehatan fisik, kecerdasan otak, hingga keseimbangan emosi.
Foto: Internet
Mematikan lampu saat tidur bukan sekadar kebiasaan kecil. Kebiasaan ini memberikan dampak besar bagi kesehatan dan perkembangan anak. Tidur dalam gelap membantu tubuh memproduksi hormon tidur alami secara optimal, meningkatkan kualitas tidur, dan mendukung pertumbuhan serta imunitas anak.
Jadikan rutinitas malam yang sehat sebagai bagian dari pola asuh harian. Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, anak akan tumbuh lebih sehat, bahagia, dan siap menghadapi hari esok dengan semangat.