Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Menjadi seorang Bunda, apalagi yang sedang merencanakan kehamilan, tentu membuat Bunda lebih waspada terhadap kesehatan tubuh. Salah satu indikator sederhana namun sangat berguna yang bisa diperhatikan sehari-hari adalah warna urine. Meski tampak sepele, warna urine menyimpan banyak informasi penting mengenai kondisi tubuh, mulai dari hidrasi, infeksi, hingga gangguan fungsi organ dalam.
Yuk, Bunda, kenali arti warna urine agar bisa lebih cepat tanggap menjaga kesehatan diri dan calon buah hati tercinta bersama Bunda dan si Kecil!
Urine yang tampak sangat bening atau transparan menandakan bahwa tubuh Bunda sangat terhidrasi. Ini bisa menjadi hal baik, tapi jika terjadi terus-menerus dan disertai frekuensi buang air kecil yang sangat sering, bisa jadi ada gangguan pada fungsi hati. Beberapa kondisi seperti sirosis atau hepatitis bisa menyebabkan urine sangat encer dan bening. Hati memiliki peran penting dalam proses detoksifikasi, dan bagi Bunda yang sedang menyiapkan kehamilan, fungsi hati yang optimal sangatlah penting.
Ini adalah warna urine yang paling sering ditemui dan dianggap sebagai warna normal. Warna kuning berasal dari pigmen bernama urochrome, hasil pemecahan hemoglobin dalam darah. Jika urine Bunda berwarna kuning muda hingga kekuningan, itu menandakan bahwa tubuh sedang berada dalam kondisi hidrasi yang baik. Warna ini adalah pertanda bahwa tubuh bekerja sebagaimana mestinya.
Foto: Internet
Urine yang berubah menjadi oranye bisa menjadi tanda bahwa tubuh mulai kekurangan cairan. Dehidrasi ringan hingga sedang bisa membuat pigmen dalam urine menjadi lebih pekat, sehingga warnanya lebih gelap. Selain karena dehidrasi, warna ini juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu atau menjadi gejala penyakit seperti hepatitis. Jika warna ini muncul disertai gejala lain seperti kulit atau mata menguning, Bunda sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Foto: Internet
Urine berwarna cokelat tua perlu diwaspadai karena bisa mengindikasikan dehidrasi berat atau gangguan serius pada organ hati. Bisa jadi ini merupakan gejala hepatitis, sirosis, atau bahkan efek samping dari obat-obatan tertentu. Pada Bunda yang sedang mempersiapkan kehamilan, warna urine seperti ini bisa menandakan cholestasis, yaitu gangguan pada aliran empedu dari hati. Ini bisa memengaruhi janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Foto: Internet
Jika urine terlihat keruh, kemungkinan besar ada infeksi saluran kemih (ISK). Kondisi ini cukup sering dialami oleh perempuan, termasuk Bunda yang sedang hamil atau merencanakannya. Perubahan hormon dan tekanan pada kandung kemih bisa membuat saluran kemih lebih rentan terhadap infeksi. Urine keruh juga bisa menjadi tanda adanya batu ginjal, kondisi ginjal kronis, atau proteinuria (kelebihan protein dalam urine). Jika disertai dengan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Urine berwarna merah atau merah muda tentu membuat khawatir, dan memang sebaiknya tidak diabaikan. Warna ini bisa muncul karena beberapa hal, seperti konsumsi makanan berwarna merah (misalnya buah naga atau bit), penggunaan obat-obatan tertentu, atau karena kondisi medis seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, bahkan tumor pada kandung kemih atau ginjal.
Bagi Bunda, warna urine ini bisa juga menandakan adanya perdarahan atau infeksi serius. Jika muncul tanpa sebab yang jelas, penting untuk segera memeriksakannya agar tidak membahayakan kesehatan, terutama jika sedang dalam masa persiapan kehamilan.
Agar saluran kemih tetap sehat dan bebas dari infeksi, Bunda bisa menerapkan kebiasaan-kebiasaan sehat berikut ini:
• Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas sehari, lebih lagi jika sedang menyusui atau cuaca panas.
Foto: Internet
• Hindari menahan buang air kecil terlalu lama.
• Gunakan pakaian dalam berbahan katun agar area kewanitaan tetap kering dan tidak lembap.
• Konsumsi makanan tinggi serat dan air, seperti buah dan sayuran segar.
• Hindari penggunaan produk pembersih kewanitaan yang mengandung parfum atau bahan kimia keras.
Kebiasaan ini akan sangat membantu menjaga kenyamanan dan kesehatan saluran kemih, terutama menjelang dan selama masa kehamilan.
Segera hubungi tenaga medis jika Bunda mengalami gejala berikut:
• Perubahan warna urine menjadi merah, oranye pekat, atau cokelat tua tanpa penyebab yang jelas.
• Rasa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
• Urine berubah warna disertai demam, menggigil, atau mual.
• Frekuensi buang air kecil sangat tinggi atau justru jarang sekali.
Menangani sejak dini sangat penting, terlebih bila Bunda sedang menjalani program kehamilan atau sedang hamil.
Memperhatikan warna urine adalah langkah awal yang mudah tapi sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Terutama untuk Bunda yang sedang mempersiapkan kehamilan atau berada dalam masa menyusui, memahami arti dari warna urine bisa menjadi alat deteksi dini yang efektif. Jangan abaikan perubahan kecil, karena bisa menjadi petunjuk awal dari kondisi yang lebih serius.