Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai Bunda muda atau calon Bunda, rasa lelah yang datang setelah makan besar sering kali mendorong keinginan untuk langsung rebahan. Namun, tahukah Bunda bahwa posisi tubuh setelah makan sangat berpengaruh pada kesehatan lambung, khususnya bagi mereka yang memiliki masalah asam lambung atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)?
Naiknya asam lambung dapat menyebabkan gejala seperti mual, nyeri ulu hati, rasa panas di dada (heartburn), hingga gangguan tidur. Kondisi ini dapat memburuk pada Bunda hamil karena perubahan hormon dan tekanan janin pada lambung.
Mari kita bahas lima penyebab umum kenapa asam lambung sering kambuh, serta bagaimana Bunda bisa mencegahnya dengan langkah-langkah sederhana. Simak selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Kebiasaan langsung berbaring setelah makan memang terasa nyaman, apalagi setelah menyantap makanan yang mengenyangkan. Namun, berbaring dalam waktu dekat setelah makan menjadi salah satu pemicu utama naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Hal ini disebabkan oleh posisi tubuh yang datar, yang membuat gravitasi tidak lagi membantu menjaga isi lambung tetap di tempatnya. Katup antara lambung dan esofagus menjadi lebih mudah terbuka, sehingga asam lambung bisa naik ke atas.
Foto: Internet
Tips untuk Bunda:
Tunda waktu berbaring minimal 2–3 jam setelah makan.
Jika sangat mengantuk, coba duduk dengan posisi sandaran atau gunakan bantal tinggi agar kepala tetap terangkat.
Bagi Bunda hamil, tidur miring ke kiri dengan posisi kepala lebih tinggi bisa membantu mencegah refluks.
Makanan tinggi lemak seperti gorengan, makanan cepat saji, dan santan memang menggoda selera. Namun, makanan ini bisa memperlambat proses pengosongan lambung dan membuat asam lambung tertahan lebih lama.
Selain itu, makanan berlemak juga dapat melemahkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup otot yang berfungsi mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan.
Foto: Internet
Solusi sehat untuk Bunda:
Ganti makanan berminyak dengan makanan yang dikukus, direbus, atau dipanggang.
Konsumsi lemak sehat dari sumber seperti alpukat, kacang-kacangan, atau minyak zaitun dalam jumlah yang wajar.
Postur tubuh saat makan juga memengaruhi cara kerja lambung. Makan dalam posisi membungkuk atau duduk terlalu santai, seperti duduk di lantai sambil selonjoran, bisa memberikan tekanan pada perut dan memperbesar kemungkinan refluks asam.
Posisi tubuh yang tidak sejajar juga mempersulit lambung dalam mencerna makanan secara optimal.
Tips postur makan:
Selalu duduk tegak saat makan.
Gunakan meja makan atau duduk di kursi dengan sandaran punggung yang baik.
Hindari makan sambil tiduran atau di sofa yang terlalu empuk.
Beberapa jenis minuman sangat mudah memicu produksi asam lambung, seperti:
Kopi dan teh yang mengandung kafein tinggi, terutama jika diminum dalam kondisi perut kosong.
Minuman bersoda, yang mengandung gas dan dapat memperbesar tekanan di dalam lambung.
Minuman asam, seperti jus jeruk, lemon, atau tomat, yang bisa memperburuk iritasi pada lambung sensitif.
Minuman ini bisa memicu rasa mual, mulas, atau heartburn, apalagi jika dikonsumsi berdekatan dengan waktu tidur.
Foto: Internet
Alternatif sehat:
Ganti kopi dengan teh herbal bebas kafein seperti chamomile atau jahe.
Perbanyak konsumsi air putih hangat, terutama setelah makan.
Jika ingin minuman beraroma, tambahkan irisan mentimun atau daun mint ke dalam air.
Mengisi perut sampai penuh memang terasa memuaskan, tapi kebiasaan ini bisa menyebabkan tekanan berlebihan di lambung. Akibatnya, asam lambung terdorong naik ke kerongkongan dan menyebabkan rasa perih.
Makan terlalu banyak sekaligus juga memperlambat proses pencernaan, membuat lambung bekerja lebih keras dan memicu gejala GERD.
Saran untuk Bunda:
Makan dengan porsi kecil tapi lebih sering, misalnya 5–6 kali sehari.
Kunyah makanan dengan perlahan dan nikmati setiap suapan.
Hindari terburu-buru saat makan, karena ini bisa membuat Bunda makan lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh.
Bunda yang sedang hamil mungkin lebih sering mengalami gejala refluks, terutama di trimester kedua dan ketiga. Hal ini dipengaruhi oleh hormon progesteron yang membuat otot tubuh, termasuk sfingter esofagus, menjadi lebih rileks. Ditambah dengan tekanan rahim yang membesar ke lambung, refluks jadi lebih mudah terjadi.
Foto: Internet
Tips tambahan untuk Bunda hamil:
Makan dalam porsi kecil dan hindari makan besar sebelum tidur.
Gunakan bantal tambahan saat tidur untuk meninggikan kepala.
Hindari pakaian ketat yang menekan perut.
Asam lambung naik sesekali bisa dianggap normal. Namun, jika Bunda mengalami gejala ini lebih dari dua kali seminggu atau gejalanya semakin parah, segera konsultasikan ke dokter. Waspadai jika muncul tanda-tanda seperti:
Mual dan muntah yang berkepanjangan
Nyeri dada tajam seperti ditusuk
Muntah berdarah atau berwarna gelap
Penurunan berat badan tanpa sebab
Gejala seperti ini bisa menjadi pertanda GERD kronis atau gangguan serius lainnya pada sistem pencernaan.
Masalah asam lambung tidak boleh dianggap sepele. Meski gejalanya terlihat ringan, jika tidak ditangani bisa memengaruhi kualitas hidup dan kenyamanan harian. Untungnya, banyak penyebab asam lambung dapat dicegah dengan mengatur pola makan, memperbaiki postur, dan menjaga gaya hidup sehat.
Bagi Bunda muda atau Bunda hamil, menjaga kesehatan lambung adalah bagian penting dari menjaga kesehatan secara menyeluruh. Mulailah dari hal kecil seperti tidak langsung rebahan setelah makan dan rasakan perbedaannya.