Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Ketika kulit si kecil tampak kering, kemerahan, atau bahkan luka akibat digaruk terus-menerus, banyak Bunda yang langsung cemas. Pertanyaan seperti “Apakah ini alergi susu?” atau “Apa eksim ini bisa sembuh?” sering muncul dalam benak para Bunda. Meskipun gejala eksim memang kerap diasosiasikan dengan alergi, faktanya eksim tidak selalu disebabkan oleh alergi.
Untuk itu, penting bagi Bunda memahami berbagai faktor pemicu eksim dan pendekatan penanganannya secara menyeluruh agar si kecil tetap nyaman dan sehat. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Eksim pada anak sering dikaitkan dengan alergi terhadap makanan atau alergen lingkungan seperti debu, tungau, atau bulu hewan. Namun, banyak kasus eksim yang tidak menunjukkan hasil positif dalam tes alergi konvensional, seperti tes IgE. Ini berarti bahwa meskipun gejala eksim terlihat nyata, penyebabnya bisa berasal dari sensitivitas tubuh yang tidak terdeteksi oleh tes alergi biasa.
Foto: Internet
Beberapa anak memiliki bentuk reaksi terhadap makanan tertentu yang tidak muncul dalam tes IgE, namun tetap menyebabkan gejala eksim. Ini disebut sebagai sensitivitas non-IgE, yaitu respons tubuh yang muncul secara tertunda. Gejalanya bisa timbul beberapa jam hingga hari setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Salah satu cara untuk mengenali sensitivitas ini adalah dengan melakukan diet eliminasi, yaitu menghentikan konsumsi makanan yang dicurigai sebagai pemicu selama beberapa minggu, kemudian memperkenalkannya kembali secara perlahan sambil memantau reaksi kulit.
Foto: Internet
Alergi bisa memperparah eksim, tetapi bukan selalu akar utama masalah. Eksim biasanya dipicu oleh kombinasi faktor, seperti:
Skin barrier (lapisan pelindung kulit) yang rusak
Kondisi usus yang tidak seimbang
Respons imun tubuh yang terlalu aktif
Stres dan kurang tidur
Penanganan eksim yang efektif tidak hanya berfokus pada menyingkirkan pemicu, tetapi juga memperkuat kondisi tubuh secara keseluruhan.
Untuk mengenali penyebab eksim secara lebih mendalam, beberapa pemeriksaan yang bisa didiskusikan dengan dokter antara lain:
Tes alergi makanan (IgE atau IgG) dan uji eliminasi
Pemeriksaan mikrobioma usus untuk melihat keseimbangan bakteri
Tes peradangan (CRP), kadar IgE total, dan eosinofil
Tes-tes ini dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor internal yang mungkin memicu atau memperparah eksim si kecil.
Pendekatan holistik mencakup berbagai aspek—mulai dari nutrisi, perawatan kulit, kesehatan usus, hingga pengelolaan stres. Berikut langkah-langkah yang dapat Bunda lakukan:
Perbaiki Pola Makan Anak
Hindari makanan pemicu umum seperti gluten, susu sapi, dan makanan olahan tinggi gula.
Tambahkan makanan yang bersifat antiinflamasi seperti sayuran hijau, buah beri, kunyit, dan jahe.
Konsumsi ikan berlemak seperti salmon dan tuna yang mengandung omega-3, sangat baik untuk mengurangi peradangan.
Dukung Penyembuhan Usus (Gut Healing)
Berikan probiotik alami seperti yogurt tanpa gula atau suplemen khusus anak.
Tambahkan makanan tinggi prebiotik seperti pisang, bawang, dan asparagus.
Suplemen alami seperti zinc, L-glutamin, dan aloe vera bisa membantu memperbaiki lapisan usus.
Foto: Internet
Jaga Kesehatan Kulit dari Luar
Gunakan pelembap alami seperti shea butter, minyak kelapa, atau calendula.
Hindari sabun dengan deterjen keras dan produk perawatan yang mengandung pewangi atau alkohol.
Gunakan air hangat untuk mandi, bukan air panas.
Perhatikan Gaya Hidup dan Lingkungan
Pastikan anak tidur cukup dan lingkungan rumah nyaman serta minim stres.
Ajak anak beraktivitas ringan seperti bermain di luar ruangan pagi hari.
Hindari paparan bahan kimia rumah tangga yang keras seperti pemutih atau pembersih lantai beraroma menyengat.
Tidak sedikit Bunda yang merasa lelah menghadapi eksim, apalagi jika anak terus rewel karena gatal atau sulit tidur. Namun, penting untuk menyadari bahwa penyembuhan eksim bukan proses instan. Ini adalah perjalanan jangka panjang yang memerlukan pendekatan menyeluruh, konsistensi, dan empati.
Bunda juga tidak perlu merasa bersalah jika belum menemukan solusi yang langsung berhasil. Yang terpenting adalah terus belajar dan berupaya dengan cara yang aman dan lembut untuk si kecil.
Meskipun eksim dapat menjadi kondisi kronis, banyak anak menunjukkan perbaikan seiring bertambahnya usia, terutama jika ditangani dengan benar sejak dini. Bunda hanya perlu sabar, telaten, dan terbuka dalam mencoba pendekatan yang paling cocok untuk anak.
Dengan menggabungkan pendekatan medis dan holistik, serta memahami bahwa setiap anak memiliki kebutuhan yang unik, eksim bukanlah hambatan bagi si kecil untuk tumbuh sehat dan bahagia.