Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Istilah gagal jantung sering kali menimbulkan kekhawatiran. Bagi banyak orang, kondisi ini terdengar seperti vonis akhir yang menakutkan. Namun, benarkah gagal jantung tidak bisa disembuhkan dan harus selalu berakhir buruk?
Kabar baiknya, gagal jantung tidak selalu berarti akhir dari segalanya. Jika dikenali sejak dini dan ditangani dengan tepat, banyak penderita yang bisa tetap menjalani hidup dengan baik dan bahkan mendekati kondisi normal kembali.
Artikel ini membahas apa itu gagal jantung, gejala yang harus diwaspadai terutama oleh Bunda muda dan wanita hamil, hingga kemungkinan sembuh dan cara pengelolaan yang tepat. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Gagal jantung bukan berarti jantung berhenti berfungsi sepenuhnya. Kondisi ini merujuk pada kemampuan jantung yang melemah dalam memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh. Akibatnya, organ-organ tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi optimal.
Gagal jantung bisa berkembang secara perlahan (kronis) atau muncul mendadak (akut). Sayangnya, banyak orang tidak menyadari gejalanya hingga kondisinya sudah cukup berat.
Foto: Internet
Gejala gagal jantung dapat menyerupai keluhan ringan sehari-hari, namun jika muncul terus-menerus atau memburuk, sebaiknya segera diperiksa. Beberapa gejala yang umum terjadi antara lain:
Sesak napas saat melakukan aktivitas ringan atau ketika berbaring.
Batuk kronis yang tidak kunjung sembuh, kadang disertai lendir berwarna putih atau berdarah.
Rasa lelah berlebihan bahkan setelah beristirahat cukup.
Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau perut akibat penumpukan cairan.
Detak jantung yang cepat atau tidak beraturan.
Penurunan kemampuan fisik, seperti cepat lelah saat naik tangga atau berjalan kaki.
Mengi atau napas berbunyi, terutama saat malam.
Gejala-gejala ini harus menjadi perhatian bagi Bunda yang sedang hamil, karena selama kehamilan, jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah. Bila ada kondisi jantung tersembunyi, gejala bisa muncul lebih cepat atau memburuk selama masa kehamilan.
Jawabannya tergantung pada tingkat keparahan gagal jantung. Pada kasus gagal jantung ringan, kemungkinan pemulihan cukup besar. Dengan pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup, fungsi jantung dapat ditingkatkan dan gejala dikendalikan dengan baik.
Namun pada kasus gagal jantung kronis atau berat, pemulihan total mungkin tidak bisa dicapai. Pengobatan difokuskan pada pengendalian gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup.
Banyak pasien tetap bisa hidup aktif jika mengikuti pengobatan dan gaya hidup sehat secara disiplin. Dalam beberapa kasus, penderita bisa hidup lebih dari lima tahun setelah diagnosis, tergantung pada kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Gagal jantung dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, baik penyakit kronis maupun kebiasaan yang merusak jantung. Beberapa penyebab umum antara lain:
• Penyakit jantung koroner, yaitu penyumbatan pembuluh darah jantung.
• Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol.
• Diabetes, yang dapat merusak pembuluh darah dan otot jantung.
• Kelainan katup jantung, yang mengganggu aliran darah.
• Kardiomiopati atau pelemahan otot jantung.
• Gaya hidup tidak sehat, termasuk merokok, pola makan tinggi lemak dan garam, serta kurang olahraga.
Foto: Internet
Bagi Bunda muda dan wanita yang sedang mempersiapkan kehamilan, menjaga kesehatan jantung sejak dini sangat penting. Berikut beberapa langkah sederhana namun efektif:
• Olahraga teratur, seperti jalan pagi, yoga, atau senam kehamilan.
• Konsumsi makanan bergizi seimbang, hindari makanan tinggi lemak jenuh dan garam.
• Kontrol tekanan darah dan kadar gula secara rutin.
• Kelola stres dengan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi ringan.
• Hindari merokok dan konsumsi alkohol.
Jika memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, Bunda sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan jantung lebih awal, bahkan sebelum merencanakan kehamilan.
Perawatan gagal jantung bersifat menyeluruh dan berkelanjutan. Beberapa bentuk penanganan yang umum diberikan antara lain:
• Pemberian obat-obatan, seperti ACE inhibitor, beta-blocker, dan diuretik untuk mengurangi beban jantung.
• Perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti diet rendah garam, kontrol berat badan, dan aktivitas fisik ringan.
• Rehabilitasi jantung, untuk memperbaiki kemampuan fisik dan meningkatkan daya tahan tubuh.
• Pemasangan alat bantu jantung, seperti pacemaker, pada kasus tertentu.
• Transplantasi jantung, sebagai pilihan terakhir pada kasus gagal jantung stadium akhir yang tidak responsif terhadap pengobatan lain.
Foto: Internet
Semua tindakan ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter spesialis jantung.
Gagal jantung bukanlah akhir dari kehidupan. Dengan pengenalan gejala lebih awal dan penanganan medis yang tepat, banyak penderita yang tetap bisa menjalani kehidupan normal, aktif, dan bermakna. Gaya hidup sehat menjadi kunci utama dalam mencegah sekaligus mengelola gagal jantung.
Sebagai Bunda muda atau calon Bunda, sangat penting untuk tidak mengabaikan gejala-gejala ringan yang mungkin menunjukkan gangguan jantung. Konsultasikan setiap perubahan fisik yang tidak biasa, terutama bila berkaitan dengan napas, detak jantung, dan stamina tubuh.