Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Bunda pasti tahu betapa menyiksanya saat gigi terasa nyeri hebat, apalagi jika rasa sakit itu datang di malam hari saat tubuh ingin beristirahat. Tak sedikit orang yang mengalami sulit tidur, kehilangan nafsu makan, bahkan merasa tidak bisa beraktivitas normal karena sakit gigi yang datang tiba-tiba dan terasa berdenyut. Salah satu penyebab umum yang sering tidak disadari adalah impaksi gigi bungsu.
Impaksi gigi bungsu bukan hanya sekadar sakit gigi biasa. Kondisi ini bisa sangat mengganggu, bahkan berdampak pada kesehatan mulut dan kualitas hidup secara keseluruhan. Untuk itu, penting bagi Bunda mengenali gejala dan penanganannya sejak dini. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Impaksi gigi bungsu terjadi saat gigi geraham ketiga (gigi paling belakang) gagal tumbuh sempurna karena ruang rahang yang sempit atau karena terhalang oleh gigi lainnya. Gigi bisa tumbuh miring, hanya muncul sebagian, atau bahkan sama sekali tidak keluar dari gusi.
Ketika hal ini terjadi, gigi bungsu dapat menekan gigi di sekitarnya atau jaringan gusi, memicu rasa sakit yang tajam, bengkak, bahkan infeksi. Rasa nyeri bisa datang dan pergi, namun cenderung semakin parah jika dibiarkan tanpa penanganan.
Foto: Internet
Impaksi gigi bungsu sering kali tidak langsung disadari. Rasa sakitnya bisa menyerupai sakit gigi biasa, namun memiliki ciri khas tertentu. Berikut beberapa tanda yang perlu Bunda waspadai:
Nyeri Berdenyut di Bagian Belakang Rahang
Nyeri muncul secara bertahap, sering kali terasa semakin parah saat malam hari, terutama ketika posisi tidur memicu tekanan di area tersebut.
Pembengkakan dan Kemerahan di Area Gusi
Gusi di sekitar gigi bungsu bisa terlihat bengkak, terasa panas, dan nyeri saat disentuh. Dalam beberapa kasus, bisa juga muncul nanah.
Sakit Kepala dan Leher
Nyeri dari gigi bungsu bisa menjalar ke kepala, leher, hingga telinga. Tekanan saraf akibat pertumbuhan gigi yang tidak normal bisa memicu migrain atau sakit kepala sebelah.
Sulit Membuka Mulut dan Mengunyah
Peradangan di sekitar rahang dapat membuat mulut terasa kaku, bahkan sulit dibuka lebar. Mengunyah makanan, meskipun lunak, bisa terasa sangat menyakitkan.
Bunda mungkin bertanya-tanya, kenapa nyeri dari gigi bungsu terasa jauh lebih menyakitkan saat malam hari. Berikut beberapa alasannya:
Saat berbaring, aliran darah ke kepala meningkat, menyebabkan tekanan di area gigi yang meradang ikut meningkat.
Kurangnya distraksi saat malam hari membuat otak lebih fokus merasakan nyeri.
Tubuh dalam posisi rileks menyebabkan sensasi nyeri yang sebelumnya tersamar menjadi lebih dominan.
Karena itu, banyak penderita impaksi gigi bungsu yang mengalami gangguan tidur kronis dan merasa kelelahan di siang hari.
Tidak semua gigi bungsu akan mengalami impaksi. Beberapa orang memiliki ruang cukup di rahang sehingga gigi bungsu bisa tumbuh normal dan tidak menimbulkan masalah. Namun, pada banyak orang terutama di usia 17 hingga 25 tahun gigi bungsu tumbuh dalam posisi yang tidak ideal.
Masalah ini sering kali muncul karena ukuran rahang manusia modern yang cenderung lebih kecil, tidak mampu menampung tambahan gigi geraham. Akibatnya, gigi bungsu tumbuh ke samping atau hanya sebagian menembus gusi.
Foto: Internet
Bunda perlu segera memeriksakan diri ke dokter gigi jika mengalami hal-hal berikut:
Rasa nyeri terus-menerus di bagian belakang mulut
Gusi bengkak, kemerahan, atau bernanah
Sakit kepala atau nyeri di sekitar rahang dan leher
Kesulitan membuka mulut atau makan
Muncul gejala infeksi seperti demam atau tubuh terasa lemas
Dokter gigi biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik dan rontgen untuk mengetahui arah pertumbuhan gigi bungsu. Dari situ, akan ditentukan apakah gigi perlu dicabut atau cukup ditangani secara konservatif.
Ada beberapa solusi medis untuk menangani impaksi gigi bungsu, tergantung pada tingkat keparahannya:
Obat Pereda Nyeri dan Antibiotik
Digunakan untuk mengurangi rasa sakit dan meredakan infeksi sementara waktu sebelum tindakan lanjutan.
Pembersihan Area Gusi
Jika impaksi belum parah dan hanya menyebabkan infeksi ringan, dokter mungkin membersihkan area gusi dan memberikan edukasi perawatan mulut.
Odontektomi (Pencabutan Gigi Bungsu)
Merupakan prosedur umum untuk mengangkat gigi bungsu yang tumbuh tidak normal agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Pencabutan dilakukan dengan prosedur pembedahan ringan, dan biasanya membutuhkan beberapa hari masa pemulihan.
Foto: Internet
Sebagai langkah pencegahan, Bunda dianjurkan untuk rutin memeriksakan gigi setiap 6 bulan sekali, bahkan jika tidak merasa sakit. Pemeriksaan rutin ini penting untuk mengetahui kondisi gigi bungsu yang masih berada di dalam gusi sebelum menimbulkan masalah.
Deteksi dini akan membantu menghindari prosedur yang lebih rumit dan memungkinkan penanganan lebih cepat dan nyaman.
Sakit gigi memang sering dianggap ringan, tapi jika datang dari gigi bungsu yang impaksi, dampaknya bisa sangat mengganggu. Tidur terganggu, makan tak nyaman, bahkan aktivitas harian jadi kacau.
Jika Bunda mulai merasakan nyeri di belakang rahang, disertai pembengkakan atau sakit kepala, jangan tunda untuk periksa ke dokter gigi. Penanganan sejak awal akan mencegah komplikasi yang lebih berat, dan tentu membuat kualitas hidup jadi jauh lebih baik.