Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Selama masa kehamilan, tubuh wanita mengalami banyak perubahan. Tidak hanya dari segi fisik yang terlihat, seperti perut yang membesar atau perubahan warna kulit, namun juga dari dalam tubuh. Salah satu perubahan yang mungkin tidak terlalu sering dibahas tetapi sangat nyata dialami oleh banyak Bunda hamil adalah kentut yang lebih sering dan lebih bau dari biasanya.
Meskipun hal ini bisa terasa memalukan atau membuat tidak nyaman, penting untuk diketahui bahwa kondisi ini sangat umum dan memiliki penjelasan ilmiah yang jelas. Artikel ini akan membahas alasan kenapa Bunda hamil lebih sering kentut, mengapa baunya bisa menjadi lebih menyengat, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengelolanya. Simak informasi selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Kentut merupakan hal yang normal terjadi pada setiap orang. Namun, selama masa kehamilan, intensitas dan aroma gas yang keluar bisa berubah cukup signifikan. Berikut beberapa penyebab utamanya:
1. Peningkatan Produksi Gas
Tubuh Bunda hamil memproduksi lebih banyak gas daripada biasanya. Ini terjadi karena proses pencernaan melambat sebagai dampak dari perubahan hormonal, khususnya hormon progesteron. Ketika makanan berada lebih lama di saluran pencernaan, maka proses fermentasi oleh bakteri usus meningkat, dan hal ini menghasilkan lebih banyak gas.
2. Pengaruh Hormon Progesteron
Progesteron berfungsi untuk menjaga kehamilan dan membantu rahim tetap rileks. Namun, hormon ini juga memengaruhi otot-otot halus dalam tubuh, termasuk otot saluran pencernaan. Akibatnya, makanan bergerak lebih lambat dari biasanya melalui sistem pencernaan. Proses ini memungkinkan lebih banyak gas terbentuk, sehingga Bunda hamil lebih sering buang angin, dan aromanya pun bisa lebih menyengat karena fermentasi yang lebih lama.
3. Tekanan dari Rahim yang Membesar
Seiring pertumbuhan janin, rahim akan semakin membesar dan memberikan tekanan pada organ-organ di sekitarnya, termasuk lambung dan usus. Tekanan ini bisa memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan gas terperangkap lebih lama di dalam perut, sehingga ketika keluar akan terasa lebih intens dan berbau tajam.
Selain perubahan hormonal dan tekanan rahim, ada beberapa faktor lain yang bisa memperparah kondisi gas berlebih pada Bunda hamil:
Konsumsi makanan yang memicu gas, seperti brokoli, kol, kacang-kacangan, dan buah-buahan tertentu.
Kebiasaan makan terlalu cepat sehingga banyak udara ikut tertelan.
Sering mengonsumsi minuman berkarbonasi atau menggunakan sedotan saat minum.
Kurangnya aktivitas fisik yang menyebabkan pencernaan menjadi lebih lambat.
Sembelit, yang umum terjadi pada Bunda hamil, juga bisa memperburuk penumpukan gas dalam usus.
Foto: Internet
Meskipun kondisi ini wajar dan tidak berbahaya, tetap penting untuk menjaga kenyamanan sehari-hari. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu Bunda mengelola kondisi ini dengan lebih baik:
1. Mengatur Pola Makan
Menghindari makanan yang diketahui bisa memicu gas adalah langkah awal yang baik. Beberapa makanan yang sebaiknya dibatasi antara lain:
Kacang-kacangan
Sayuran tertentu seperti kol, brokoli, dan kembang kol
Buah-buahan seperti apel, pir, durian, dan nangka
Makanan olahan tinggi gula atau pemanis buatan
Selain itu, makanlah dalam porsi kecil namun sering, dibandingkan makan dalam jumlah besar sekaligus. Hal ini dapat membantu sistem pencernaan bekerja lebih ringan dan mengurangi tekanan pada perut.
Foto: Internet
2. Kunyah Makanan Secara Perlahan
Makan dengan tergesa-gesa dapat menyebabkan udara ikut tertelan, yang akan berkontribusi pada produksi gas dalam lambung. Dengan mengunyah makanan secara perlahan dan menyeluruh, Bunda membantu kerja sistem pencernaan sekaligus mengurangi jumlah udara yang tertelan.
3. Hindari Konsumsi Minuman Bersoda
Minuman berkarbonasi mengandung gas tambahan yang dapat memperburuk kondisi perut kembung. Batasi atau hindari minuman jenis ini, terutama saat perut terasa penuh atau tidak nyaman.
Foto: Internet
4. Cukupi Kebutuhan Cairan
Minum air putih yang cukup membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit. Sembelit sering menjadi penyebab gas menumpuk dalam usus, karena proses buang air besar tidak berjalan lancar.
Beberapa langkah sederhana berikut dapat mendukung sistem pencernaan yang sehat selama masa kehamilan:
Lakukan aktivitas fisik ringan secara teratur, seperti berjalan kaki selama 20–30 menit setiap hari.
Tidur dengan posisi miring ke kiri untuk membantu melancarkan aliran darah dan mengurangi tekanan pada sistem pencernaan.
Konsumsi makanan berserat tinggi dari sayur, buah, dan biji-bijian untuk membantu melawan sembelit.
Hindari berbaring langsung setelah makan. Tunggu setidaknya 1–2 jam sebelum tidur untuk memberi waktu sistem pencernaan bekerja lebih optimal.
Foto: Internet
Walaupun kentut yang lebih sering dan lebih bau adalah kondisi yang normal dalam kehamilan, tetap ada kondisi tertentu yang perlu diwaspadai. Jika Bunda mengalami:
Perut kembung yang sangat tidak nyaman dan disertai nyeri
Sembelit parah yang tidak membaik setelah beberapa hari
Kentut disertai gejala lain seperti mual berlebihan, muntah, atau penurunan berat badan
Segera konsultasikan dengan tenaga kesehatan. Bisa jadi ada kondisi pencernaan lain yang memerlukan penanganan lebih lanjut.
Kentut yang lebih sering dan berbau menyengat selama masa kehamilan adalah hal yang normal dan disebabkan oleh kombinasi perubahan hormon, tekanan rahim yang membesar, serta perlambatan sistem pencernaan. Meskipun bisa terasa tidak nyaman atau memalukan, kondisi ini bisa dikelola dengan perubahan gaya hidup sederhana dan pola makan yang tepat. Dengan mengenali penyebabnya dan melakukan langkah pencegahan yang sesuai, Bunda bisa tetap merasa nyaman dan percaya diri menjalani masa kehamilan yang penuh tantangan namun juga penuh keajaiban.