Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Mual dan muntah adalah hal yang lazim dialami Bunda hamil, terutama pada trimester pertama. Namun, jika gejala ini berlangsung terus-menerus, sangat parah, dan menyebabkan tubuh kehilangan cairan serta berat badan turun drastis, kemungkinan besar Bunda mengalami hiperemesis gravidarum. Kondisi ini berbeda dengan morning sickness biasa dan bisa berdampak serius pada kesehatan Bunda serta perkembangan janin.
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi yang perlu ditangani dengan serius agar tidak membahayakan kehamilan. Yuk, kenali lebih jauh tentang apa itu hiperemesis gravidarum, gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya bersama Bunda dan si Kecil!
Hiperemesis gravidarum adalah bentuk mual dan muntah ekstrem selama kehamilan. Kondisi ini jauh lebih berat daripada morning sickness biasa dan ditandai dengan frekuensi muntah yang tinggi serta ketidakmampuan untuk makan atau minum tanpa muntah.
Foto: Internet
Ciri utama dari hiperemesis gravidarum meliputi:
Muntah berkali-kali setiap hari
Kehilangan berat badan lebih dari 5% dari berat awal sebelum hamil
Dehidrasi berat
Ketidakseimbangan elektrolit
Kadang memerlukan rawat inap untuk penanganan intensif
Tidak semua Bunda hamil mengalami kondisi ini, namun jika terjadi, penanganan sejak dini dapat mencegah komplikasi.
Beberapa gejala yang menjadi penanda hiperemesis gravidarum di antaranya:
Penurunan berat badan drastis
Berat badan berkurang secara signifikan dalam waktu singkat, bahkan sejak trimester pertama. Jika berat turun lebih dari 5 persen dari berat sebelum hamil, kondisi ini perlu segera dievaluasi.
Foto: Internet
Frekuensi muntah sangat tinggi
Muntah terjadi lebih dari 3–4 kali sehari dan terus berlanjut hingga mengganggu aktivitas harian. Bunda kesulitan makan dan minum karena selalu merasa mual dan muntah sesaat setelah mengonsumsi apapun.
Tubuh lemas dan pusing
Kondisi tubuh melemah karena tubuh kehilangan cairan dan elektrolit. Pusing bahkan pingsan bisa terjadi jika dibiarkan berlarut-larut.
Dehidrasi
Gejala dehidrasi termasuk jarang buang air kecil, mulut kering, mata cekung, kulit kering, dan rasa haus yang berlebihan. Jika tidak ditangani, dehidrasi bisa berdampak langsung pada janin karena suplai darah ke plasenta terganggu.
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor berikut diduga berperan:
Kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang tinggi
Kehamilan kembar
Kehamilan pertama
Riwayat hiperemesis pada kehamilan sebelumnya
Riwayat migrain atau sensitif terhadap bau
Faktor genetik atau riwayat keluarga
Setiap kehamilan bersifat unik, dan tidak semua Bunda dengan risiko ini akan mengalami hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum tidak boleh dianggap sepele. Bunda disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter apabila:
Tidak dapat makan atau minum lebih dari 24 jam
Terus-menerus muntah tanpa jeda
Berat badan menurun cepat
Terlihat tanda-tanda dehidrasi
Merasa sangat lemah, pusing, atau hampir pingsan
Foto: Internet
Dokter biasanya akan memberikan cairan infus untuk mengatasi dehidrasi dan meresepkan obat anti mual. Dalam beberapa kasus, rawat inap mungkin diperlukan untuk memantau kondisi lebih intensif.
Meskipun penanganan medis sangat penting, ada beberapa cara yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu meringankan gejala hiperemesis gravidarum:
Makan dalam porsi kecil tetapi sering
Daripada makan dalam porsi besar, pilih makan sedikit namun lebih sering agar perut tidak kosong terlalu lama.
Pilih makanan ringan yang tidak berminyak dan tidak berbau menyengat
Makanan kering seperti biskuit, roti panggang, atau nasi putih bisa menjadi pilihan. Hindari makanan yang berlemak atau berbumbu tajam.
Minum perlahan dan tidak dalam jumlah besar sekaligus
Minum dalam tegukan kecil lebih mudah ditoleransi tubuh daripada minum sekaligus banyak. Gunakan sedotan jika perlu.
Gunakan aromaterapi
Aroma segar dari lemon, jahe, atau mint dapat membantu mengurangi rasa mual secara alami.
Istirahat yang cukup
Kondisi fisik dan mental yang lelah bisa memperparah gejala mual. Pastikan Bunda mendapatkan waktu istirahat yang memadai.
Foto: Internet
Jika tidak ditangani dengan baik, hiperemesis gravidarum bisa berdampak negatif bagi janin karena Bunda mengalami kekurangan nutrisi, cairan, dan energi. Namun, dengan perawatan medis yang tepat dan pemantauan rutin, Bunda dan janin tetap dapat menjalani kehamilan yang sehat.
Penting untuk memastikan bahwa asupan nutrisi dan cairan kembali normal seiring berjalannya waktu. Biasanya, kondisi ini akan membaik setelah trimester pertama, namun pada sebagian Bunda bisa bertahan lebih lama.
Hiperemesis gravidarum bukan sekadar mual biasa dalam kehamilan. Kondisi ini memerlukan perhatian dan penanganan medis karena bisa berdampak pada kesehatan Bunda dan janin. Mengenali gejalanya sejak awal sangat penting agar bisa segera mendapatkan bantuan yang tepat. Jika Bunda merasa gejala mual dan muntah sudah sangat mengganggu aktivitas dan kesehatan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Kehamilan sehat dimulai dari tubuh Bunda yang sehat dan terjaga.