Perbedaan Gumoh dan Muntah pada Bayi: Panduan Penting bagi Orang Tua
Perbedaan Gumoh dan Muntah pada Bayi: Panduan Penting bagi Orang Tua

Gumoh dan muntah pada bayi sering membuat orang tua merasa khawatir, meskipun keduanya sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan. Baik gumoh maupun muntah memiliki penyebab dan cara penanganan yang berbeda. Memahami perbedaan ini dapat membantu Bunda dan Ayah merasa lebih tenang serta tahu kapan harus waspada atau kapan kondisi tersebut masih dalam batas normal. Mari simak penjelasan dari Bunda dan si Kecil berikut ini.

 

Berikut adalah penjelasan perbedaan antara gumoh dan muntah pada bayi yang perlu diketahui:

1. Volume Cairan yang Keluar

Gumoh: Cairan yang keluar saat gumoh biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit, sekitar kurang dari 10 ml. Ini tampak seperti tumpahan susu atau ASI yang keluar dari mulut bayi tanpa adanya dorongan.

Muntah: Volume cairan yang keluar saat muntah lebih banyak, sering kali lebih dari 10 ml, dan cairan keluar dengan deras atau menyembur. Muntah menunjukkan adanya tekanan dari perut untuk mengeluarkan isi lambung.

 

2. Cara Cairan Keluar

Gumoh: Gumoh terjadi secara alami dan biasanya terjadi tanpa kontraksi perut yang kuat. Cairan hanya mengalir pelan dari mulut bayi.

Muntah: Saat muntah, otot-otot perut bayi berkontraksi kuat sehingga isi lambung terdorong keluar dengan deras. Muntah sering kali disertai dengan tanda ketidaknyamanan pada bayi.

 

3. Usia Bayi

Gumoh: Gumoh umumnya terjadi pada bayi usia 0-6 bulan dan frekuensinya akan berkurang seiring perkembangan usia bayi. Ini adalah proses normal akibat sistem pencernaan bayi yang masih berkembang.

Muntah: Muntah bisa terjadi pada bayi usia berapa pun. Jika muntah terjadi secara sering atau terus-menerus pada bayi di atas 6 bulan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.

 

4. Penyebab

Gumoh: Gumoh disebabkan oleh perkembangan sistem pencernaan yang belum sempurna, posisi menyusui yang kurang tepat, atau bayi mengonsumsi ASI atau susu formula terlalu banyak dalam satu waktu. Bayi yang menangis berlebihan atau terlalu banyak bergerak setelah makan juga rentan mengalami gumoh.

Muntah: Muntah pada bayi bisa disebabkan oleh infeksi, alergi, atau gangguan pada sistem pencernaan. Kondisi kesehatan seperti gastroenteritis (infeksi perut) atau refluks gastroesofagus juga dapat menyebabkan bayi muntah.

gumoh bayi, muntah bayi, perbedaan gumoh dan muntah, cara menangani gumoh bayi, muntah berlebihan pada bayi, Bunda, si Kecil

Foto : Internet

5. Penanganan

Gumoh: Pada umumnya, gumoh tidak memerlukan penanganan khusus. Agar gumoh berkurang, Bunda bisa mencoba menyendawakan bayi setelah menyusu untuk membantu mengeluarkan udara dari perutnya. Menggendong bayi dalam posisi tegak selama beberapa menit setelah menyusui juga bisa membantu.

Muntah: Muntah yang sering atau disertai gejala lain seperti demam, diare, atau bayi tampak sangat rewel, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Jika muntah terus terjadi setelah bayi makan atau minum, ini bisa menjadi tanda bahwa ada masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis.

 

Cara Mengurangi Gumoh pada Bayi

Bunda bisa melakukan beberapa langkah sederhana untuk mengurangi risiko gumoh pada bayi:

1. Posisi Menyusui yang Tepat

Usahakan posisi bayi tegak atau sedikit miring saat menyusu. Hal ini membantu mengatur aliran ASI agar bayi dapat menelan dengan nyaman.

2. Sendawakan Bayi Setelah Menyusui

Menyendawakan bayi membantu mengeluarkan udara yang tertelan saat menyusu. Lakukan penyendawaan setiap kali selesai menyusui untuk mengurangi udara dalam perut bayi.

3. Berikan ASI atau Susu Formula dalam Porsi Kecil

Memberi ASI atau susu formula dalam jumlah yang sesuai kapasitas lambung bayi dapat mengurangi risiko gumoh. Hindari memberi susu dalam jumlah besar sekaligus.

gumoh bayi, muntah bayi, perbedaan gumoh dan muntah, cara menangani gumoh bayi, muntah berlebihan pada bayi, Bunda, si Kecil

Foto : Internet

4. Hindari Aktivitas Berat Setelah Makan

Setelah menyusu, hindari mengayun atau mengguncang bayi terlalu aktif karena dapat memicu gumoh. Biarkan bayi beristirahat sejenak dengan tenang setelah makan.

 

Kapan Harus Waspada?

Meski gumoh adalah hal yang normal, beberapa kondisi pada bayi yang memerlukan perhatian khusus antara lain:

  • Muntah berulang kali dalam jumlah besar.
  • Muntah yang disertai demam, diare, atau bayi tampak lemas.
  • Bayi tampak kesakitan atau sangat rewel saat muntah.
  • Muntah yang terjadi setelah setiap kali makan atau minum.

 

Jika Bunda melihat gejala-gejala ini pada bayi, segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan kondisi bayi dalam keadaan baik.

 

Kesimpulan

Gumoh dan muntah adalah kondisi umum yang terjadi pada bayi, namun keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Gumoh adalah kondisi normal pada bayi usia 0-6 bulan yang biasanya tidak berbahaya, sementara muntah bisa menandakan adanya masalah kesehatan yang memerlukan perhatian. Dengan mengenali perbedaan antara gumoh dan muntah, Bunda bisa lebih tenang dan tahu kapan waktu yang tepat untuk membawa si kecil ke dokter.

 

 

Artikel yang berkaitan