Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
ASI perah atau ASIP beku sering menjadi solusi andalan bagi para bunda yang harus kembali bekerja atau memiliki aktivitas di luar rumah. Dengan menyetok ASI di freezer, bunda bisa memastikan bahwa si kecil tetap mendapatkan nutrisi terbaik meskipun tidak menyusu langsung. Namun, apa jadinya jika bayi justru menolak ASIP beku yang sudah disiapkan dengan susah payah?
Fenomena ini sebenarnya cukup umum dan sering membuat bunda bingung. Apakah ASI basi? Apakah kualitasnya sudah rusak? Tenang bunda, ada penjelasan ilmiah di baliknya, dan kabar baiknya—ada banyak cara praktis untuk mengatasinya.
Foto: Internet
Penyebab Bayi Menolak ASIP Beku
Salah satu penyebab utama bayi enggan minum ASIP beku adalah kadar enzim lipase yang tinggi dalam ASI. Lipase adalah enzim alami dalam ASI yang berfungsi memecah lemak agar lebih mudah dicerna oleh bayi. Namun, pada sebagian ibu menyusui, lipase yang tinggi dapat menyebabkan perubahan aroma dan rasa ASI setelah dibekukan.
ASIP beku dari bunda dengan kadar lipase tinggi biasanya memiliki bau tajam atau seperti sabun, dan rasanya bisa sedikit tengik meskipun secara kandungan gizi masih sangat aman untuk dikonsumsi.
Tanda-Tanda Bayi Menolak ASIP Beku
Jika bayi bunda mulai menunjukkan reaksi seperti berikut, kemungkinan besar ASIP beku menjadi penyebabnya:
Meskipun tidak semua bayi sensitif terhadap aroma ini, sebagian bayi memang memiliki indra pengecap yang sangat tajam sehingga sangat peka terhadap perubahan rasa.
Solusi Praktis Agar ASIP Beku Tetap Diminum Bayi
Bunda tidak perlu buru-buru membuang ASIP beku yang ditolak si kecil. Berikut beberapa strategi efektif yang bisa dilakukan di rumah:
1. Campurkan ASIP Beku dengan ASIP Segar
Salah satu cara paling sederhana adalah mencampurkan 50% ASIP beku yang sudah dicairkan dengan 50% ASIP segar. Campuran ini dapat menyeimbangkan rasa dan aroma ASIP, sehingga lebih bisa diterima oleh bayi. Metode ini juga membantu mengurangi limbah ASI dan tetap memberikan nutrisi optimal.
2. Gunakan Teknik Scalding (Pemanasan Ringan)
Bunda dapat memanaskan ASI segar hingga sekitar 60 derajat Celsius, ditandai dengan munculnya gelembung kecil di pinggiran panci, tetapi tidak sampai mendidih. Proses ini disebut scalding dan dapat membantu menonaktifkan enzim lipase sebelum ASI dibekukan. Setelah itu, simpan ASI seperti biasa di dalam freezer. Teknik ini cukup efektif untuk mencegah perubahan aroma pada ASIP beku.
3. Manfaatkan ASIP untuk MPASI
Jika bayi bunda sudah mulai mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI), ASIP beku bisa digunakan sebagai campuran bubur, puree buah, atau bahan masak lainnya. Dengan cara ini, ASIP tetap berguna dan tidak terbuang sia-sia, sekaligus menambah nilai gizi pada makanan bayi.
Foto: Internet
Tips Penting Saat Menyimpan dan Mengelola ASIP
Agar ASIP beku tetap dalam kondisi optimal dan tidak mengalami perubahan aroma berlebihan, bunda bisa menerapkan beberapa tips berikut:
Apakah ASIP Berbau Masih Aman Dikonsumsi?
Jawabannya: ya, selama ASI disimpan dan dicairkan dengan prosedur yang benar. Aroma tengik atau sabun bukan berarti ASI basi, melainkan hasil dari aktivitas enzim lipase. ASI tersebut tetap aman secara gizi dan mikrobiologi. Namun, kembali lagi, preferensi rasa bayi bisa berbeda-beda, jadi penting untuk menyesuaikan metode pemberiannya.
Mengapa Masalah Ini Perlu Dipahami oleh Bunda Muda?
ASI adalah sumber gizi terbaik bagi bayi, dan memerah serta menyimpannya adalah bentuk kerja keras dan cinta dari seorang ibu. Ketika ASIP beku ditolak oleh bayi, ini bisa menimbulkan perasaan kecewa, frustrasi, bahkan menyalahkan diri sendiri. Namun, memahami penyebab ilmiah dan solusi yang tersedia bisa membantu bunda tetap tenang dan fokus pada solusi.
Dengan pendekatan yang tepat, ASIP beku tetap bisa menjadi sumber nutrisi utama bagi bayi. Hal ini juga menumbuhkan rasa percaya diri dan ketenangan bagi bunda dalam perjalanan menyusui.
Kesimpulan: ASIP Beku Tetap Bernilai, Asal Disajikan dengan Cara yang Tepat
Jika bayi menolak ASIP beku, bunda tidak perlu panik. Kemungkinan besar penyebabnya adalah enzim lipase tinggi yang mengubah aroma ASI setelah disimpan. Dengan strategi seperti mencampurkan dengan ASIP segar, menggunakan teknik scalding, atau memanfaatkannya untuk MPASI, ASIP tetap bisa digunakan dan tidak terbuang.
Yang terpenting adalah bunda tetap semangat dan yakin bahwa setiap tetes ASI adalah investasi terbaik untuk tumbuh kembang si kecil.
Foto: Internet