Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Dalam perjalanan menyusui, ada banyak mitos yang membuat bunda bingung dan tidak percaya diri. Salah satu yang cukup sering muncul adalah anggapan bahwa ASI harus dikosongkan sampai habis supaya tubuh bisa memproduksi ASI yang baru. Banyak orang mengibaratkan ASI seperti air dalam galon—jika tidak dikuras habis, maka tidak bisa diisi ulang.
Tapi apakah benar seperti itu? Mari kita bahas secara ilmiah dan logis agar bunda bisa memahami bagaimana tubuh bekerja dan bisa menyusui dengan lebih tenang serta percaya diri.
ASI Bukan Galon, Produksinya Tidak Perlu Menunggu Kosong
Gambaran bahwa ASI adalah cairan yang "tersimpan dalam wadah" seperti galon adalah pemahaman yang tidak tepat. Tubuh manusia jauh lebih kompleks. ASI tidak diproduksi dalam satu waktu lalu disimpan, melainkan diproduksi secara terus-menerus dan dinamis, tergantung dari kebutuhan bayi.
Setiap kali bayi menyusu, tubuh mendapatkan sinyal bahwa kebutuhan ASI masih ada. Otomatis, proses produksi langsung diaktifkan, dan ini terjadi bahkan saat bayi masih dalam proses menyusu. Jadi, bunda tidak perlu menunggu payudara terasa kosong atau penuh untuk kembali menyusui. ASI tidak pernah benar-benar "habis" selama masih ada rangsangan dari bayi.
Foto: Internet
Prinsip Supply and Demand pada Produksi ASI
ASI diproduksi mengikuti prinsip supply and demand, atau pasokan dan permintaan. Ini artinya:
Inilah mengapa konsistensi menyusui lebih penting daripada rasa penuh atau kosong pada payudara. Payudara bisa terasa lembek tapi tetap menghasilkan ASI yang cukup.
Apa yang Terjadi Jika ASI Tidak Dikeluarkan Sampai Habis?
Beberapa bunda mungkin khawatir jika bayi hanya menyusu sebentar dan tidak menghabiskan seluruh isi payudara. Faktanya, itu tidak menjadi masalah. Tubuh tetap memproduksi ASI secara berkelanjutan, selama isapan bayi tetap terjadi secara rutin.
Namun, jika ASI tidak dikeluarkan dalam waktu lama dan payudara terasa sangat penuh, ini bisa menyebabkan:
Untuk mencegah hal ini, pastikan bayi menyusu secara efektif atau bantu dengan memompa jika terasa penuh dan bayi tidak menyusu maksimal.
Foto: Internet
ASI Tidak Akan Pernah Benar-Benar Habis
Salah satu kesalahan persepsi yang membuat banyak bunda cemas adalah anggapan bahwa ASI bisa habis jika tidak dikosongkan. Padahal:
Dengan kata lain, produksi ASI akan terus berlangsung selama permintaan tetap ada.
Apa yang Sebaiknya Dilakukan untuk Menjaga Produksi ASI?
Agar produksi ASI tetap stabil dan sesuai kebutuhan bayi, berikut beberapa langkah yang bisa bunda lakukan:
Foto: Internet
Tidak Perlu Memompa Hanya untuk “Menghabiskan”
Banyak bunda yang merasa perlu memompa setelah menyusui agar payudara kosong total. Ini sebenarnya tidak selalu diperlukan, kecuali jika bunda:
Namun jika menyusui berjalan baik, tidak perlu tambahan memompa hanya untuk memastikan ASI keluar semua. Fokus utama tetap pada efektivitas menyusui bayi, bukan seberapa banyak ASI yang dikeluarkan.
Kesimpulan: Produksi ASI Tidak Tergantung dari Payudara Kosong atau Tidak
Menyusui bukanlah sistem mekanis seperti pengisian ulang air galon. Tubuh bunda adalah sistem biologis yang sangat canggih, yang bekerja berdasarkan frekuensi dan kekuatan isapan bayi. Produksi ASI akan terus berlangsung selama sinyal permintaan tetap ada.
Jadi, mitos bahwa ASI harus dikosongkan dulu supaya bisa keluar lagi tidak benar. Yang benar adalah:
Bunda tidak perlu panik atau merasa gagal jika bayi hanya menyusu dari satu sisi atau tidak mengosongkan seluruh isi payudara. Selama bayi tumbuh sehat, aktif, dan buang air kecil cukup, itu sudah menjadi indikator terbaik bahwa ASI bunda cukup dan produksinya berjalan lancar.