Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Komentar seperti, “Anaknya montok banget, pasti ASI-nya bagus,” atau sebaliknya, “Kok bayinya kecil? ASI-nya cukup nggak, ya?” adalah hal yang sering didengar oleh para bunda. Penilaian seperti ini seolah mengukur keberhasilan menyusui hanya dari ukuran tubuh bayi.
Padahal kenyataannya, bayi yang sehat tidak harus selalu gendut. Berat badan hanyalah salah satu dari sekian banyak indikator pertumbuhan yang harus dilihat secara menyeluruh.
Mitos yang Salah Kaprah: Bayi Gendut = ASI Bagus
Salah satu mitos umum yang beredar di masyarakat adalah bahwa bayi yang gemuk adalah tanda bahwa ASI bunda berkualitas. Padahal, setiap bayi memiliki kurva pertumbuhan dan karakteristik tubuh yang unik.
Bayi yang hanya diberi ASI eksklusif selama enam bulan bisa saja:
Kualitas ASI bukan ditentukan oleh hasil visual bayi, tetapi oleh kandungan nutrisinya. ASI yang bagus adalah ASI yang:
Dengan demikian, bayi yang terlihat mungil bukan berarti tidak mendapatkan ASI yang cukup. Bisa jadi metabolisme tubuh bayi sangat efisien, atau memang secara genetik anak cenderung memiliki postur lebih kecil.
Foto: Internet
Fakta yang Perlu Diketahui: Gunakan Grafik KMS sebagai Acuan
Daripada fokus pada perbandingan antar bayi, akan jauh lebih akurat jika bunda memantau pertumbuhan si kecil melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS mencatat berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala bayi dari waktu ke waktu, serta digunakan untuk melihat apakah pertumbuhannya berada dalam jalur normal.
Selama grafik menunjukkan bahwa berat badan bayi naik secara konsisten dan tidak menyimpang dari garis pertumbuhan, artinya bayi tumbuh sesuai potensinya. Beberapa hal yang perlu bunda pahami:
Jangan Terjebak pada Tekanan Sosial
Di tengah era digital dan sosial media, tidak jarang bunda merasa tertekan saat melihat bayi lain yang terlihat montok dan "Instagramable". Komentar dari lingkungan sekitar pun bisa membuat bunda merasa bahwa menyusui yang dilakukannya tidak cukup baik jika bayinya tidak terlihat gemuk.
Tekanan seperti ini bisa memicu stres dan membuat bunda mempertanyakan kemampuannya sendiri. Padahal, menyusui adalah proses yang sangat personal dan tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Setiap tubuh ibu dan bayi berbeda, dan itu bukan kegagalan, melainkan keunikan.
Foto: Internet
Bagaimana Menilai Apakah ASI Bunda Sudah Cukup?
Berikut adalah beberapa indikator yang bisa membantu bunda menilai kecukupan ASI:
Jika semua indikator ini terpenuhi, maka ASI bunda sudah cukup dan berkualitas, tak peduli seberapa gemuk atau mungil tampaknya si kecil.
Langkah-Langkah untuk Mendukung Proses Menyusui yang Sehat
Agar bunda semakin percaya diri dalam memberikan ASI, berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan:
Foto: Internet
Kesimpulan: Bayi Sehat Tidak Harus Montok
Tubuh bayi yang sehat bisa hadir dalam berbagai bentuk. Ada yang gemuk, ada yang ramping, dan semuanya normal selama pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik. ASI bukan dirancang untuk membuat semua bayi menjadi seragam, tapi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing bayi secara optimal.
ASI yang bagus bukan yang membuat bayi gendut, tapi yang membuat bayi tumbuh dengan sehat sesuai potensi genetik dan kebutuhannya. Jadi, jangan biarkan standar visual atau komentar orang lain meruntuhkan keyakinan bunda dalam menyusui.
Terus semangat, bunda. Tubuhmu tahu cara terbaik untuk merawat dan memberi nutrisi pada si kecil. Dan setiap tetes ASI yang diberikan adalah bukti cinta yang tak ternilai.