Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Setelah melewati hari yang panjang dan penuh aktivitas mulai dari mengurus anak, mengelola rumah tangga, hingga bekerja waktu malam sering kali menjadi satu-satunya kesempatan bagi Bunda untuk bersantai. Tak jarang, momen “me time” itu ditemani oleh makanan ringan atau makan malam yang justru dilakukan cukup larut. Sekilas terasa menyenangkan, namun tahukah Bunda? Kebiasaan makan di malam hari, apalagi jika terlalu larut, bisa memberikan dampak besar bagi kesehatan tubuh.
Kebiasaan ini tidak hanya berisiko bagi berat badan, tetapi juga dapat mengganggu sistem kerja tubuh, meningkatkan risiko penyakit metabolik, hingga mengganggu kualitas tidur. Yuk, simak penjelasan berikut agar Bunda bisa lebih bijak dalam mengatur waktu makan malam! Simak penjelasan selengkapna bersama Bunda dan si Kecil!
Tubuh manusia bekerja mengikuti pola alami yang disebut ritme sirkadian. Pola ini mengatur kapan tubuh harus beraktivitas dan kapan harus beristirahat. Saat malam tiba, tubuh secara alami mulai memperlambat proses metabolisme dan mempersiapkan diri untuk beristirahat.
Ketika Bunda makan larut malam, tubuh dipaksa bekerja ekstra untuk mencerna makanan, padahal sudah waktunya istirahat. Hal ini menyebabkan proses pencernaan menjadi tidak optimal, metabolisme melambat, dan pembakaran kalori tidak maksimal. Akibatnya, energi dari makanan yang masuk justru disimpan sebagai lemak.
Makan terlalu malam, terutama jika yang dikonsumsi mengandung karbohidrat tinggi, lemak, atau makanan manis, bisa menjadi penyebab utama kenaikan berat badan. Di malam hari, tubuh tidak membutuhkan banyak energi karena aktivitas fisik cenderung berkurang.
Kalori yang tidak terbakar dari makanan akan disimpan sebagai lemak. Jika kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, Bunda bisa mengalami penambahan berat badan yang sulit dikontrol, meskipun makan pagi dan siangnya terbilang normal.
Foto: Internet
Salah satu dampak jangka panjang dari makan larut malam adalah terganggunya kadar gula darah dalam tubuh. Ketika tubuh harus memproses makanan saat ritme biologis sudah memasuki fase istirahat, sensitivitas terhadap insulin menurun. Ini membuat gula darah sulit dikontrol.
Lama-kelamaan, tubuh bisa mengalami resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Kondisi ini merupakan salah satu penyebab utama munculnya diabetes tipe 2, yang semakin banyak dialami oleh orang dewasa, termasuk Bunda usia produktif.
Foto: Internet
Ketika metabolisme tidak bekerja optimal karena makan larut malam, kadar kolesterol jahat dalam tubuh cenderung meningkat. Kolesterol ini bisa menumpuk di dinding pembuluh darah dan menyebabkan penyumbatan.
Selain itu, makan malam tinggi lemak atau makanan cepat saji bisa memperburuk kondisi tersebut. Dalam jangka panjang, ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung salah satu penyebab kematian tertinggi pada perempuan usia dewasa.
Tak hanya sistem pencernaan yang terganggu, ginjal juga ikut bekerja keras saat Bunda makan terlalu malam. Saat tubuh menerima makanan, terutama yang tinggi protein atau garam, ginjal harus menyaring zat sisa yang masuk ke dalam darah.
Jika kebiasaan makan larut malam terus dilakukan, maka ginjal akan mengalami tekanan berlebih. Dalam jangka panjang, ini bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara perlahan.
Makan dalam waktu yang terlalu dekat dengan jam tidur juga dapat menyebabkan asam lambung naik atau yang dikenal dengan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Ketika Bunda berbaring dalam kondisi perut yang masih penuh, makanan bisa terdorong naik ke kerongkongan karena tekanan dari lambung.
Hal ini menimbulkan sensasi terbakar di dada, mual, bahkan gangguan tidur. Kondisi ini bisa lebih sering terjadi pada Bunda yang sedang hamil atau baru melahirkan karena adanya perubahan hormon dan tekanan di perut bagian bawah.
Foto: Internet
Agar tubuh tetap sehat dan sistem metabolisme bekerja dengan baik, waktu makan malam sebaiknya dilakukan 2–3 jam sebelum tidur. Dengan begitu, tubuh masih punya waktu cukup untuk mencerna makanan sebelum Bunda beristirahat malam.
Jika merasa lapar menjelang tidur, sebaiknya pilih camilan sehat dan rendah kalori, seperti buah potong, kacang almond, atau yogurt rendah lemak. Hindari makanan berat seperti nasi, mie instan, atau gorengan.
Foto: Internet
Agar tidak terjebak dalam kebiasaan makan malam yang terlalu larut, Bunda bisa menerapkan beberapa tips berikut:
Buat jadwal makan malam yang konsisten, misalnya antara pukul 6–7 malam.
Perbanyak minum air putih, karena rasa lapar sering kali merupakan tanda tubuh sedang haus.
Sibukkan diri dengan aktivitas ringan di malam hari, seperti membaca, merapikan rumah, atau stretching.
Tidur lebih awal, karena begadang adalah salah satu penyebab utama rasa lapar di malam hari.
Foto: Internet
Makan larut malam mungkin terasa menyenangkan sesekali, apalagi setelah hari yang melelahkan. Namun, jika menjadi kebiasaan, hal ini bisa membawa dampak besar terhadap kesehatan Bunda. Gangguan metabolisme, kenaikan berat badan, serta peningkatan risiko penyakit serius seperti diabetes dan jantung dapat terjadi akibat pola makan yang tidak teratur.
Sebagai Bunda, menjaga kesehatan diri adalah langkah awal untuk bisa merawat keluarga dengan optimal. Mulailah dari kebiasaan kecil seperti mengatur waktu makan malam yang sehat dan rutin. Selain menjaga tubuh tetap bugar, ini juga menjadi contoh baik bagi anak-anak dalam menjalani gaya hidup sehat sejak dini.