Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Bayi yang terlihat nyaman memiringkan kepala hanya ke satu sisi, atau mengalami kesulitan menoleh ke sisi tertentu, mungkin sedang mengalami kondisi yang disebut tortikolis. Kondisi ini cukup umum terjadi pada bayi, namun sering kali tidak disadari oleh Bunda karena dianggap sebagai kebiasaan tidur atau posisi tubuh biasa. Padahal, jika tidak ditangani sejak dini, tortikolis dapat memengaruhi perkembangan motorik, keseimbangan tubuh, hingga bentuk wajah si kecil.
Tortikolis sebenarnya dapat ditangani dengan baik apabila terdeteksi lebih awal dan ditindaklanjuti dengan langkah yang tepat. Oleh karena itu, penting bagi para Bunda untuk memahami gejala dan penyebabnya agar bisa memberikan penanganan terbaik bagi anak. Simak untuk mengetahi penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Tortikolis adalah kondisi ketika otot leher bayi menyebabkan kepala menjadi miring ke satu sisi, sementara dagunya menghadap ke arah sebaliknya. Dalam istilah medis, ini disebut juga sebagai wryneck. Posisi kepala yang terus menerus miring ini bukan hanya soal postur, tetapi berhubungan langsung dengan kekakuan atau gangguan pada otot leher, khususnya otot sternokleidomastoid.
Bayi yang mengalami tortikolis biasanya menunjukkan postur kepala yang miring, baik saat tidur, saat digendong, maupun ketika beraktivitas. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan asimetri wajah.
Foto: Internet
Tortikolis dapat dibagi menjadi dua jenis utama:
Tortikolis Kongenital (Bawaan sejak lahir)
Jenis ini terjadi akibat posisi bayi selama di dalam kandungan yang menekan otot leher atau karena trauma saat proses persalinan. Biasanya terlihat dalam beberapa minggu pertama setelah kelahiran.
Tortikolis Didapat (Acquired)
Kondisi ini berkembang setelah bayi lahir. Bisa disebabkan oleh posisi tidur yang tidak bervariasi, penggunaan gendongan yang tidak ergonomis, atau akibat dari infeksi dan gangguan neurologis tertentu.
Beberapa penyebab umum dari tortikolis pada bayi antara lain:
Posisi bayi dalam kandungan yang menekan otot leher dalam waktu lama
Foto: Internet
Penebalan atau pemendekan otot sternokleidomastoid, yang menyebabkan kepala tertarik ke satu sisi
Trauma otot leher saat proses kelahiran, terutama pada persalinan yang sulit atau menggunakan alat bantu
Perkembangan otot yang tidak normal, misalnya karena bayi jarang menggerakkan leher ke sisi tertentu
Adanya hematoma atau pembengkakan di otot leher
Kelainan bawaan langka seperti sindrom Klippel-Feil, yaitu kondisi di mana beberapa tulang leher bayi menyatu
Tortikolis sering kali dikenali dari postur tubuh bayi yang tidak simetris. Berikut gejala-gejala umum yang dapat menjadi tanda awal:
Kepala bayi miring ke satu sisi dan dagu mengarah ke sisi sebaliknya
Bayi terlihat lebih nyaman melihat ke satu arah
Kesulitan menoleh ke kiri atau kanan
Teraba benjolan lunak di salah satu sisi leher
Salah satu bahu tampak lebih tinggi dibanding sisi lainnya
Bayi hanya menyusu dari satu sisi karena kesulitan memiringkan kepala
Leher terasa kaku saat disentuh atau digerakkan
Foto: Internet
Jika gejala-gejala ini muncul secara konsisten, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak atau fisioterapis.
Penanganan tortikolis sejak dini sangat penting karena jika dibiarkan, dapat menimbulkan sejumlah masalah perkembangan, seperti:
Keterlambatan dalam kemampuan motorik kasar, seperti duduk, merangkak, atau berjalan
Gangguan keseimbangan tubuh yang dapat memengaruhi kemampuan bergerak
Asimetri pada wajah atau kepala, terutama jika disertai dengan kondisi plagiocephaly (kepala peyang)
Kesulitan makan dan menyusu
Nyeri leher yang berlanjut hingga masa anak-anak atau remaja
Gangguan postur tubuh secara keseluruhan
Dengan deteksi dan intervensi yang tepat, sebagian besar kasus tortikolis pada bayi dapat sembuh total tanpa efek jangka panjang.
Tindakan penanganan tortikolis harus dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan tingkat keparahan. Berikut beberapa langkah umum yang dapat dilakukan:
Terapi Fisioterapi Ringan
Latihan peregangan yang dilakukan oleh fisioterapis atau dengan bimbingan dokter sangat efektif dalam melatih otot leher bayi. Terapi ini membantu meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot yang kaku.
Foto: Internet
Perbaikan Posisi Tidur dan Gendong
Letakkan mainan di sisi yang berlawanan dengan arah kepala miring agar bayi tertarik untuk menoleh ke sisi tersebut. Saat menyusui, usahakan untuk menyusui dari kedua sisi secara seimbang. Saat menggendong, ubah posisi secara berkala.
Rutin Melakukan Tummy Time
Tummy time atau bermain dalam posisi tengkurap membantu memperkuat otot leher, bahu, dan punggung. Aktivitas ini sebaiknya dimulai sejak usia beberapa minggu dengan pengawasan Bunda.
Pemantauan dan Konsultasi Medis
Jika setelah 3 hingga 6 bulan kondisi tidak membaik, mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk memastikan tidak ada penyebab yang lebih kompleks. Dokter dapat merekomendasikan terapi tambahan atau tindakan medis lainnya.
Sebagai Bunda, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah dan menangani tortikolis:
Biasakan menggendong bayi secara bergantian, tidak hanya di satu sisi
Pantau perkembangan postur dan simetri gerakan kepala bayi sejak dini
Hindari penggunaan bantal atau penyangga kepala bayi yang membatasi gerak leher
Konsultasikan ke dokter jika kepala bayi selalu miring ke arah yang sama selama lebih dari dua minggu
Tortikolis pada bayi memang bisa menjadi hal yang membuat khawatir, namun dengan penanganan yang tepat dan dilakukan sejak awal, kondisi ini dapat ditangani dengan baik. Bunda perlu peka terhadap tanda-tandanya dan aktif melakukan stimulasi serta mengikuti anjuran medis. Masa bayi adalah fase penting dalam pembentukan postur dan perkembangan motorik. Oleh karena itu, menjaga kesehatan otot dan gerakan bayi merupakan bagian penting dalam mendukung tumbuh kembangnya secara optimal.