Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Setiap bulan, banyak perempuan mengalami perubahan suasana hati yang kadang membingungkan, bahkan untuk dirinya sendiri. Dari yang biasanya tenang, tiba-tiba menjadi lebih sensitif, mudah marah, atau merasa tidak nyaman secara emosional. Bagi bunda yang sedang aktif mengurus anak, mengelola rumah, dan berbagai tanggung jawab lainnya, fase ini bisa sangat mengganggu keseharian.
Namun penting untuk diketahui bahwa kondisi ini bukan berarti bunda "terlalu sensitif" atau "berlebihan". Perubahan mood menjelang menstruasi adalah reaksi biologis yang nyata dan bisa dijelaskan secara medis.
Apa Itu PMS?
PMS atau Premenstrual Syndrome adalah kumpulan gejala fisik dan emosional yang muncul sekitar 1–2 minggu sebelum menstruasi dimulai. Gejala ini sangat bervariasi antar individu, namun yang paling umum termasuk kram perut, nyeri pada payudara, sakit kepala, kelelahan, dan gangguan emosi seperti mudah marah, sedih tanpa sebab, atau merasa sangat tidak nyaman secara emosional.
Mengapa Perempuan Bisa Lebih Mudah Marah Saat PMS?
Ada beberapa faktor utama yang menjelaskan kenapa suasana hati menjadi tidak stabil menjelang menstruasi. Berikut ini penjelasan medisnya:
1. Perubahan Hormon yang Signifikan
Selama siklus menstruasi, hormon estrogen dan progesteron mengalami fluktuasi. Menjelang haid, kedua hormon ini menurun tajam. Penurunan estrogen terutama berdampak pada turunnya kadar serotonin, yaitu zat kimia di otak yang berperan besar dalam mengatur suasana hati.
Foto: Internet
2. Kondisi Fisik yang Tidak Nyaman
Selain perubahan hormonal, gejala fisik yang menyertai PMS seperti:
Kondisi ini membuat tubuh terasa lelah dan tidak nyaman. Ketika tubuh sedang tidak dalam kondisi optimal, toleransi terhadap hal-hal kecil menurun, sehingga lebih mudah marah atau tersinggung.
3. Tingkat Stres yang Tinggi dan Kelelahan
Menjelang menstruasi, tubuh sedang bekerja keras untuk mempersiapkan peluruhan dinding rahim. Bagi bunda yang juga sedang mengurus anak, bekerja, atau menjalani aktivitas padat, beban fisik dan mental semakin berat. Stres ditambah kelelahan fisik menyebabkan emosi lebih labil dan otak lebih reaktif terhadap situasi sekitar.
Foto: Internet
4. Perubahan Mood yang Tidak Stabil
Mood swing atau perubahan suasana hati secara cepat adalah salah satu ciri khas PMS. Bunda bisa merasa senang di pagi hari, lalu tiba-tiba merasa sedih atau frustrasi tanpa alasan yang jelas di sore harinya. Hal ini membuat emosi terasa seperti naik turun tanpa kendali. Ini bukan bentuk ketidakmampuan mengelola emosi, tapi respon biologis alami dari tubuh terhadap penurunan hormon tertentu.
Bagaimana Cara Mengelola Emosi Saat PMS?
Walaupun PMS adalah bagian alami dari siklus bulanan, bunda bisa tetap menjalani hari-hari dengan nyaman melalui beberapa tips berikut:
1. Pola Makan Seimbang
2. Rutin Berolahraga
3. Tidur Cukup dan Berkualitas
4. Teknik Relaksasi dan Manajemen Stres
5. Komunikasi dengan Keluarga atau Pasangan
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Jika bunda merasa gejala PMS terlalu berat hingga mengganggu aktivitas harian atau menimbulkan emosi ekstrem seperti:
Maka bisa jadi itu adalah tanda dari PMDD (Premenstrual Dysphoric Disorder), yaitu gangguan yang lebih berat dari PMS. Kondisi ini membutuhkan penanganan profesional dari dokter atau psikolog.
Kesimpulan
Mudah marah saat PMS bukanlah tanda bahwa bunda kurang sabar atau terlalu emosional, melainkan respons biologis terhadap perubahan hormon dan kondisi fisik yang terjadi dalam tubuh. Dengan memahami penyebabnya, bunda bisa lebih tenang dan mulai menerapkan cara-cara praktis untuk mengelola emosi selama fase tersebut.
PMS bukan alasan untuk menyalahkan diri sendiri. Justru dengan mengenali siklus tubuh dan memberi ruang untuk beristirahat, bunda sedang menunjukkan perhatian dan kasih sayang pada diri sendiri. Dan pada akhirnya, tubuh dan pikiran yang selaras akan membuat hari-hari berjalan lebih ringan, meskipun sedang dalam masa menjelang haid.