Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Mengetahui manfaat mindful eating tentu sangat membantu, tapi langkah yang paling penting adalah mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai Bunda muda, tantangan terbesar adalah menjadikan waktu makan sebagai momen yang benar-benar hadir, terutama saat harus menyuapi anak, membereskan rumah, atau bekerja dari rumah. Mindful eating hadir sebagai cara sederhana namun efektif untuk mengembalikan kesadaran dalam setiap suapan.
Praktik ini tidak membutuhkan peralatan khusus atau jadwal ketat. Cukup dimulai dari kebiasaan kecil yang konsisten. Berikut ini adalah delapan langkah mudah yang bisa Bunda terapkan untuk mulai menjalani mindful eating bersama keluarga. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Makan dengan terburu-buru membuat tubuh kesulitan mengenali kapan sebenarnya sudah kenyang. Proses pencernaan pun tidak optimal, karena makanan belum dikunyah dengan baik.
Makan perlahan memungkinkan tubuh mengirim sinyal kenyang ke otak sebelum kita makan berlebihan. Ini tidak hanya membantu pencernaan, tapi juga mendukung kontrol berat badan secara alami.
Foto: Internet
Tips praktis:
Cobalah meletakkan sendok atau garpu di atas piring setiap kali selesai menyuap. Ini memberi jeda dan mencegah makan terus-menerus tanpa sadar.
Mindful eating bukan hanya soal makanan, tapi juga mengenali kondisi fisik dan emosi sebelum dan saat makan. Coba tanyakan pada diri sendiri:
• Apakah ini benar-benar rasa lapar fisik?
• Ataukah makan ini karena bosan, cemas, atau stres?
Dengan memahami perasaan sebelum makan, Bunda bisa menghindari pola emotional eating, yaitu makan sebagai pelarian dari tekanan emosi.
Tips praktis:
Ambil jeda sebentar sebelum makan, tarik napas dalam-dalam, lalu rasakan bagaimana kondisi tubuh dan pikiran saat itu.
Sering kali kita makan sambil mengawasi anak, melihat ponsel, atau bahkan bekerja. Ini membuat kita tidak fokus dan cenderung makan lebih banyak tanpa menikmati prosesnya.
Dengan menjauhkan distraksi, waktu makan bisa menjadi momen istirahat mental dan memperkuat hubungan Bunda dengan makanan.
Tips praktis:
Jadikan meja makan sebagai zona bebas gadget. Ajak seluruh anggota keluarga untuk makan bersama tanpa televisi atau layar.
Foto: Internet
Mengunyah makanan dengan baik bukan hanya baik untuk pencernaan, tapi juga memperkaya pengalaman makan. Bunda bisa lebih mengenal berbagai rasa, aroma, tekstur, bahkan suhu makanan.
Makan dengan perlahan juga membantu Bunda merasa lebih puas secara emosional, karena otak menerima sinyal kenyang lebih akurat.
Tips praktis:
Hitung jumlah kunyahan, misalnya 20–30 kali, untuk setiap suapan. Ini bisa menjadi latihan kesabaran dan kesadaran diri.
Makan dalam suasana tenang akan membantu tubuh lebih rileks dan mendukung proses pencernaan. Bila makan terasa terlalu kaku atau sunyi, suasana ini bisa diubah dengan menciptakan momen yang menyenangkan.
Tips praktis:
Putar musik lembut selama makan, tanpa lirik keras atau irama cepat. Suasana makan yang nyaman membuat seluruh keluarga lebih menikmati waktu makan bersama.
Mindful eating mengajak kita tidak hanya makan dengan sadar, tapi juga menghargai makanan. Luangkan beberapa detik sebelum makan untuk menyadari bahwa ada banyak proses yang membuat makanan itu sampai di meja: dari petani, tukang masak, hingga tangan sendiri.
Dengan bersyukur, kita membangun hubungan yang lebih positif dengan makanan dan belajar makan dengan rasa hormat.
Tips praktis:
Bunda bisa mengajak anak untuk bersama-sama mengucap terima kasih sebelum makan, dengan bahasa sederhana.
Foto: Internet
Postur tubuh saat makan juga penting. Duduk dalam posisi tegak membantu saluran pencernaan bekerja lebih efisien. Sebaliknya, makan sambil tiduran atau berdiri bisa menyebabkan gangguan lambung dan tidak nyaman.
Tips praktis:
Pastikan Bunda dan keluarga duduk di kursi yang nyaman dengan posisi tubuh tegak dan relaks. Hindari makan sambil berjalan atau beraktivitas lain.
Meski makan bersama bisa menjadi momen kebersamaan keluarga, penting juga untuk menjaga keseimbangan antara menikmati makanan dan berbicara. Terlalu banyak bicara saat makan bisa membuat Bunda atau anak tidak fokus pada makanan, atau bahkan meningkatkan risiko tersedak.
Tips praktis:
Ajak ngobrol ringan di antara waktu makan, bukan saat mengunyah. Simpan pembicaraan yang panjang untuk setelah makan.
Foto: Internet
Mindful eating tidak harus dimulai dengan perubahan besar. Justru, praktik ini bisa dimulai dari kebiasaan kecil namun konsisten. Hadir sepenuhnya saat makan adalah bentuk perawatan diri yang sangat penting bagi Bunda, yang setiap harinya sibuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Dengan menjalankan delapan langkah di atas, Bunda tidak hanya menjaga kesehatan tubuh dan pikiran sendiri, tapi juga memberi teladan positif kepada anak-anak tentang cara menghargai makanan dan tubuh mereka sendiri.