Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Jika Bunda mendapati si kecil sering memegang alat kelaminnya, mungkin ini menimbulkan rasa khawatir atau bingung. Faktanya, ini adalah fase perkembangan yang normal, terutama pada anak usia 3-6 tahun. Dalam psikologi perkembangan, fase ini dikenal sebagai fase phallic, di mana anak mulai menunjukkan ketertarikan terhadap tubuh mereka sendiri, termasuk alat kelamin. Dalam artikel Bunda dan si Kecil kali ini adalah penjelasan tentang fase phallic pada anak, penyebabnya, serta cara-cara yang bijak untuk menghadapinya.
Apa Itu Fase Phallic?
Fase phallic adalah salah satu tahap perkembangan psikoseksual yang diidentifikasi oleh Sigmund Freud. Pada fase ini, anak-anak mulai menyadari keberadaan dan fungsi alat kelaminnya. Mereka sering kali merasa penasaran dan mencoba menyentuh atau mengeksplorasi bagian tubuh tersebut sebagai bentuk rasa ingin tahu yang alami.
Anak laki-laki maupun perempuan akan mengalami fase ini, dan ini adalah bagian dari perkembangan mereka yang normal. Mereka mungkin terlihat sering menggosok atau menyentuh alat kelamin, baik dengan tangan atau benda tertentu. Penting bagi orang tua untuk menyikapi ini dengan tenang, tanpa memberikan respon berlebihan yang bisa membuat anak merasa malu atau takut.
Mengapa Anak Suka Menyentuh Alat Kelaminnya?
Beberapa alasan mengapa anak mungkin sering menyentuh atau menggosok alat kelaminnya, antara lain:
1. Rasa Ingin Tahu
Anak di usia ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, termasuk tentang tubuh mereka. Menyentuh alat kelamin adalah salah satu cara bagi mereka untuk mengenali tubuhnya.
2. Memberi Rasa Nyaman atau Mengatasi Kebosanan
Pada beberapa anak, menyentuh alat kelamin bisa memberikan rasa nyaman, mirip seperti mengisap jempol. Hal ini bisa menjadi kebiasaan saat mereka merasa bosan, lelah, atau mencari kenyamanan.
3. Gatal atau Iritasi
Kadang-kadang, anak menyentuh area tersebut karena merasa gatal atau tidak nyaman, yang mungkin disebabkan oleh iritasi ringan atau kurang bersihnya area tersebut.
Foto : Internet
Kapan Perlu Khawatir?
Pada dasarnya, perilaku ini adalah hal yang normal. Namun, Bunda perlu lebih memperhatikan apabila:
Jika terjadi salah satu hal di atas, sebaiknya konsultasikan ke dokter anak atau psikolog anak untuk mendapatkan saran lebih lanjut.
Cara Menghadapi Anak yang Suka Menyentuh Alat Kelamin
1. Sikapi dengan Tenang dan Jangan Memarahi Anak Reaksi berlebihan, seperti memarahi atau melarang secara keras, dapat membuat anak merasa malu atau bingung. Ini justru bisa membuat anak merasa bahwa tubuhnya adalah sesuatu yang “salah” atau “kotor.” Sebaliknya, sikapi dengan tenang dan jelaskan secara halus bahwa perilaku tersebut sebaiknya dilakukan di tempat yang privat.
2. Ajarkan Konsep Privasi Sejak Dini Gunakan momen ini untuk mengenalkan konsep privasi pada anak. Jelaskan bahwa ada bagian-bagian tubuh yang pribadi dan tidak perlu disentuh di depan orang lain. Dengan cara ini, anak akan belajar menghormati tubuhnya sendiri dan memahami batasan sosial.
3. Alihkan Perhatian Anak Jika anak terlihat sering menyentuh alat kelaminnya saat merasa bosan atau lelah, cobalah alihkan perhatiannya dengan aktivitas yang menarik. Ajak mereka bermain, membaca buku, atau melakukan aktivitas fisik agar mereka memiliki fokus lain.
4. Pastikan Kebersihan dan Kenyamanan Tubuh Anak Pastikan anak selalu bersih dan nyaman, terutama di area alat kelamin. Jika anak merasa gatal atau iritasi, ajarkan cara membersihkan diri dengan benar. Gunakan pakaian yang nyaman dan bahan yang tidak menyebabkan iritasi.
5. Jelaskan dengan Bahasa yang Mudah Dipahami Jika anak sudah cukup besar untuk diajak berbicara, Bunda bisa menjelaskan bahwa tubuhnya adalah bagian penting yang perlu dijaga. Jelaskan secara sederhana bahwa ada bagian tubuh yang tidak perlu disentuh terus-menerus, terutama di tempat umum.
6. Berikan Pendidikan tentang Tubuh dengan Bijak Ini adalah kesempatan untuk mulai mengajarkan anak tentang anatomi tubuh dengan cara yang sesuai usianya. Ajarkan nama-nama bagian tubuh dengan istilah yang tepat, serta bagaimana cara menjaga kebersihan tubuhnya. Hal ini dapat membantu anak memahami tubuhnya tanpa merasa bingung atau malu.
Foto : Internet
Pentingnya Memberikan Edukasi Seksual Sejak Dini
Memberikan edukasi seksual yang sesuai dengan usia anak sangat penting untuk membantu mereka memahami tubuhnya. Edukasi ini bisa dimulai dengan mengenalkan konsep privasi, kebersihan, dan bagaimana menjaga tubuh. Ini akan membantu anak memiliki sikap yang sehat terhadap tubuhnya sendiri, serta membangun pemahaman yang baik mengenai batasan dan privasi.
Kesimpulan
Sikap anak yang suka memegang atau menyentuh alat kelamin pada usia 3-6 tahun adalah hal yang normal sebagai bagian dari fase perkembangan mereka. Sebagai orang tua, penting untuk tidak bereaksi berlebihan. Sebaliknya, Bunda bisa menggunakan kesempatan ini untuk mengenalkan konsep privasi, kebersihan, dan cara menjaga tubuh. Dengan pendekatan yang tepat, anak akan memahami bahwa tubuh mereka berharga dan perlu dijaga, tanpa merasa malu atau bingung.