3 Kebiasaan Anak Yang Bisa Mengganggu Masa Depannya Yang “Belum Pasti"
3 Kebiasaan Anak Yang Bisa Mengganggu Masa Depannya Yang “Belum Pasti"

Usia 3 sampai 12 tahun merupakan fase krusial dalam perkembangan pemikiran, kepribadian dan kecerdasan anak. Di rentang usia ini, peran orang tua sangat penting untuk memberikan dukungan penuh guna membantu anak berkembang seoptimal mungkin. Mari kita hindari sikap kurang peduli yang dapat berpotensi mempengaruhi pola perilaku anak menjadi sulit diubah di kemudian hari.

Pendidik terkenal Tiongkok Ye Shengtao pernah berkata: "Apa itu pendidikan? Sederhananya, pendidikan adalah pengembangan kebiasaan baik." 

Berikut ini adalah beberapa kebiasaan yang  perlu diperhati kan dan ditinjau ulang oleh orang tua untuk membantu anak-anak mereka dalam membangun fondasi masa depan yang kuat dan stabil.

Anak sering kali tantrum dan suka melakukan sesuatu dengan caranya sendiri

Mi Lan (nama samaran) mengungkapkan bahwa karena kesibukannya bekerja, ia harus menitipkan bayinya pada kakek dan neneknya. Sayangnya, perlakuan terlalu manja dari kakek dan neneknya membuat anak tersebut mulai menunjukkan perilaku yang kurang sopan di rumah, sering menangis dan berbuat nakal saat merasa tidak puas.

Namun, di sekolah dia merasa tertekan dan takut untuk berbicara. Meski guru memintanya menjawab pertanyaan, dia hanya bisa tersipu malu dan terdiam. Perilakunya ini sangat bertolak belakang dengan sikapnya di rumah.

Data empiris menunjukkan bahwa perlindungan berlebihan terhadap bayi dapat menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi, yang pada gilirannya dapat menimbulkan kebingungan. Ketika kemudian diperkenalkan ke lingkungan baru, bayi mungkin merasa tidak familiar dan mengalami peningkatan stres internal. Dampaknya pada psikologi bayi adalah peningkatan kerentanan terhadap isolasi dan perasaan tidak berdaya.

Jika orang tua tidak segera membantu anak-anak mengatasi ketakutan psikologis ini, dalam jangka panjang hal ini dapat membuat anak menjadi penakut saat berada di luar rumah, mudah ditindas oleh orang lain, serta sering bersikap keras kepala saat berada di rumah.

Bunda, si Kecil, Membersakan anak, Membersarkan anak dengan benar, Pendidikan, 3 kebiasaan anak, mengganggu masa depan, masa depan, Belum pasti

Anak yang dimanjakan di rumah seringkali malu-malu saat keluar (Foto: Internet)

Tidak sadar diri

Anak yang kurang percaya diri dapat berisiko menjadi terlalu bergantung pada orang tua, dan mungkin kesulitan dalam menjaga dan melindungi dirinya sendiri. Jika sejak dini orang tua tidak mengajarkan kemandirian dan membiasakan mereka melakukan tugas-tugas kecil seperti melipat selimut dan bantal, menata perlengkapan sekolah dan meja, serta menjaga kebersihan diri, mereka mungkin akan kesulitan dalam menguasai keterampilan hidup dasar.

Disiplin diri, sebuah kualitas yang membantu perkembangan kognitif anak, memungkinkan mereka untuk mengamati dan memahami lingkungan sekitar dengan lebih baik. Dengan kemampuan untuk membuat keputusan sendiri, anak Anda memiliki potensi untuk mencapai hal-hal luar biasa di masa depan dan meningkatkan peluang sukses mereka.

Bunda, si Kecil, Membersakan anak, Membersarkan anak dengan benar, Pendidikan, 3 kebiasaan anak, mengganggu masa depan, masa depan, Belum pasti

Mari latih disiplin diri dalam tugas terkecil (Foto: Internet)

Anak tidak pernah mengalami kegagalan, hanya tahu bagaimana menikmatinya

Terdapat sebuah ungkapan yang cukup dikenal, yaitu "gen stroberi", yang melukiskan gambaran remaja masa kini yang tumbuh dalam lingkungan yang terlindungi. Mereka tampak menonjol namun sering kali sulit menghadapi kekecewaan atau kegagalan. Fenomena ini masih sangat relevan dan sering ditemui hingga saat ini.

Setiap orang tua pasti mencintai anaknya dan selalu berharap yang terbaik untuk mereka. Namun, penting untuk diingat bahwa cinta yang berlebihan tanpa batasan dapat menjadi pedang bermata dua yang merusak masa depan anak Anda. Jika kita melindungi mereka terlalu banyak, anak-anak kita bisa menjadi seperti bunga rapuh di rumah kaca, hanya terbiasa dengan kenyamanan dan tidak siap menghadapi tantangan hidup.

Bunda, si Kecil, Membersakan anak, Membersarkan anak dengan benar, Pendidikan, 3 kebiasaan anak, mengganggu masa depan, masa depan, Belum pasti

Biarkan anak Anda mengalami dan menerima kegagalan daripada melindunginya secara berlebihan (Foto: internet)

Meski cinta kita kepada anak-anak tak terhingga, sebagai orang tua, penting untuk memberikan mereka ruang untuk belajar dan berkembang. Kita harus memberi mereka kesempatan untuk merasakan jatuh dan bangkit kembali, sehingga mereka dapat memahami bagaimana cara menghadapi kegagalan dan kesedihan. Dari pengalaman tersebut, kita dapat membimbing mereka dalam memahami cara bangkit dari kegagalan dan mengatasi rasa sedih.

Anak-anak dapat diibaratkan sebagai lembaran kertas yang masih kosong, apakah mereka akan menjadi individu yang berharga atau sebaliknya sangat bergantung pada apa yang dituliskan oleh orang tua mereka di atasnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu mengikuti perkembangan zaman dan berlandaskan ilmu pengetahuan.

Artikel yang berkaitan