Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Memasukkan sumber protein hewani seperti daging sapi dan ayam dalam menu MPASI adalah langkah cerdas yang mendukung pertumbuhan si kecil. Daging mengandung zat besi, protein, dan seng—nutrisi penting untuk perkembangan otak, otot, dan sistem imun anak. Namun, satu kendala yang sering dihadapi para bunda adalah tekstur daging yang alot. Daging yang keras bisa membuat si kecil enggan mengunyah dan akhirnya menolak makan.
Untungnya, ada berbagai cara alami dan praktis yang bisa bunda lakukan di rumah agar daging menjadi lebih empuk, lembut, dan mudah disantap oleh bayi. Berikut ini adalah 6 metode mengolah daging agar teksturnya bersahabat untuk MPASI. Mari kita bahas bersama Bunda dan si Kecil dalam artikel ini.
1. Bungkus Daging dengan Daun Pepaya
Daun pepaya mengandung enzim alami bernama papain yang efektif dalam memecah serat otot daging. Cara ini telah lama digunakan dalam kuliner tradisional sebagai metode alami untuk mengempukkan daging.
Langkah-langkah:
Keunggulan:
Tidak menambahkan bahan kimia dan tidak mengubah rasa alami daging.
2. Potong Daging Berlawanan Arah Serat
Memotong daging dengan teknik yang tepat dapat membuat teksturnya jauh lebih empuk. Serat pada daging tersusun memanjang, dan jika dipotong searah, daging tetap akan terasa keras meski dimasak lama. Sebaliknya, potong berlawanan arah serat untuk memutus serat dan membuatnya lebih lembut saat dikunyah.
Tips tambahan:
Foto: Internet
3. Pukul-Pukul Daging Secara Lembut
Memukul daging adalah teknik lama yang masih efektif untuk menghancurkan serat keras, terutama untuk bagian daging seperti paha atas atau sengkel. Metode ini juga membantu mempercepat waktu memasak.
Cara melakukannya:
Catatan:
Jangan memukul terlalu keras, terutama jika daging akan disajikan untuk bayi di bawah 1 tahun.
4. Rebus Bersamaan dengan Sendok Stainless Steel
Meski belum terbukti secara ilmiah, metode ini banyak digunakan oleh para bunda. Sendok stainless steel yang direbus bersama daging dipercaya dapat membantu mempercepat pelunakan serat daging melalui reaksi logam terhadap suhu tinggi.
Langkah:
Kelebihan:
Metode sederhana ini tidak memerlukan bahan tambahan apa pun.
5. Rendam Daging dengan Nanas
Nanas mengandung bromelain, enzim alami yang bekerja memecah ikatan protein dalam daging sehingga teksturnya menjadi jauh lebih lembut. Ini sangat cocok untuk MPASI karena membantu bunda menyajikan daging yang empuk tanpa proses masak yang lama.
Cara merendam:
Tips:
Gunakan nanas muda karena kandungan enzimnya lebih tinggi dibanding nanas matang.
Foto: Internet
6. Teknik Rebus Perlahan (Slow Cooking)
Jika bunda punya waktu lebih, teknik slow cook bisa menjadi pilihan terbaik. Dengan merebus daging dalam suhu rendah dalam waktu lama, daging akan empuk tanpa kehilangan nutrisi penting seperti zat besi dan protein.
Keuntungan:
Gunakan slow cooker atau panci biasa dengan api kecil selama 1,5–2 jam, tergantung jenis daging.
Mengapa Daging Alot Perlu Dihindari dalam MPASI?
Tekstur makanan yang keras atau alot bisa menimbulkan beberapa masalah pada si kecil, antara lain:
Mengolah daging dengan cara yang benar bukan hanya memudahkan proses makan, tetapi juga membantu menciptakan pengalaman makan yang menyenangkan dan aman bagi bayi.
Inspirasi Menu MPASI dengan Daging Empuk
Setelah daging siap diolah, bunda bisa membuat berbagai kombinasi menu lezat dan bergizi, seperti:
Catatan:
Pastikan tekstur makanan sesuai dengan tahap usia dan kemampuan mengunyah anak. Untuk bayi usia 6–8 bulan, sajikan dalam bentuk lumat. Untuk usia di atas 9 bulan, tekstur bisa mulai ditingkatkan secara bertahap.
Kesimpulan
Mengolah daging agar empuk bukan hal sulit, asalkan bunda tahu teknik yang tepat. Mulai dari menggunakan daun pepaya, rendaman nanas, hingga teknik slow cooking, semuanya bisa membantu menghasilkan daging dengan tekstur lembut yang ramah untuk bayi.
Dengan memberikan daging yang empuk dan mudah dikunyah, bunda tidak hanya memudahkan proses makan, tetapi juga memastikan si kecil mendapatkan nutrisi optimal dari sumber protein hewani berkualitas.