Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Menyusui sering digambarkan sebagai momen indah yang memperkuat ikatan antara Bunda dan si kecil. Namun, tidak semua Bunda merasakan kebahagiaan saat menyusui. Beberapa justru merasa sedih, cemas, bahkan mual tanpa alasan jelas. Jika Bunda pernah mengalaminya, kondisi ini disebut D-MER (Dysphoric Milk Ejection Reflex). Yuk, bersama Bunda dan si Kecil pahami lebih dalam tentang D-MER dan cara mengatasinya!
Apa Itu D-MER?
D-MER (Dysphoric Milk Ejection Reflex) adalah respons emosional negatif yang dialami beberapa Bunda saat menyusui. Ketika refleks pelepasan ASI atau let-down reflex terjadi, muncul perasaan:
Biasanya, gejala ini hanya berlangsung beberapa menit saat si kecil mulai menyusu dan menghilang setelah refleks ASI selesai. Kondisi ini tidak berbahaya, tetapi dapat mengganggu kenyamanan Bunda selama menyusui.
Foto : Internet
Kenapa D-MER Bisa Terjadi?
D-MER disebabkan oleh perubahan kadar hormon dalam tubuh. Saat menyusui, tubuh menekan hormon dopamin untuk memberi ruang bagi hormon prolaktin dan oksitosin. Prolaktin membantu produksi ASI, sementara oksitosin memicu pelepasan ASI.
Namun, pada beberapa Bunda, penurunan dopamin ini bisa memunculkan emosi negatif secara tiba-tiba. Ini adalah reaksi biologis alami, bukan gangguan psikologis atau masalah emosional.
Ciri-Ciri D-MER
Bunda mungkin mengalami D-MER jika:
Jika perasaan negatif berlanjut hingga selesai menyusui, bisa jadi itu tanda baby blues atau depresi pasca-melahirkan, yang perlu ditangani lebih lanjut.
Cara Mengelola D-MER
D-MER memang tidak nyaman, tetapi ada beberapa langkah yang bisa Bunda coba untuk mengatasinya:
1. Konsumsi Makanan Bernutrisi
Pola makan sehat membantu menjaga keseimbangan hormon. Konsumsi makanan kaya protein, karbohidrat kompleks, dan vitamin B6 yang bisa mendukung suasana hati. Contohnya, alpukat, pisang, dan ikan berlemak.
Foto : Internet
2. Pahami Kondisinya
Kesadaran bahwa D-MER adalah respons biologis yang normal dapat membantu Bunda merasa lebih tenang. Perasaan ini tidak berarti Bunda gagal sebagai ibu.
3. Lakukan Teknik Relaksasi
Berlatih teknik pernapasan dalam atau meditasi ringan saat menyusui bisa membantu mengurangi rasa tidak nyaman. Dengarkan musik yang menenangkan atau nyalakan aromaterapi untuk menciptakan suasana rileks.
4. Kurangi Stres
Cobalah mendelegasikan tugas rumah tangga kepada pasangan atau keluarga. Dengan beban lebih ringan, Bunda bisa fokus pada si kecil dan diri sendiri.
5. Konsultasikan dengan Ahli
Jika D-MER terasa mengganggu atau Bunda ingin memastikan tidak ada masalah lain, konsultasikan dengan dokter atau konselor laktasi. Mereka dapat memberikan panduan yang lebih spesifik.
6. Batasi Konsumsi Kafein
Kafein dapat memengaruhi kadar dopamin dan memperparah gejala D-MER. Sebaiknya, kurangi minuman berkafein seperti kopi atau teh.
Foto : Internet
Apakah D-MER Berbahaya?
D-MER tidak berbahaya dan biasanya hanya bersifat sementara. Gejalanya akan berkurang seiring waktu atau setelah proses menyusui selesai.
Namun, penting bagi Bunda untuk tetap memperhatikan kesehatan mental dan emosional. Jika D-MER menyebabkan rasa cemas berlebihan atau mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu mencari dukungan dari pasangan, keluarga, atau tenaga profesional.
Tips untuk Pasangan dan Keluarga
Dukungan dari pasangan dan keluarga sangat penting untuk membantu Bunda menghadapi D-MER. Berikut yang bisa dilakukan:
Kesimpulan
D-MER adalah respons alami tubuh akibat perubahan hormon selama menyusui. Meskipun terasa tidak nyaman, kondisi ini tidak berbahaya dan biasanya hanya berlangsung sementara. Dengan memahami penyebab dan cara mengelolanya, Bunda tetap bisa menikmati momen indah bersama si kecil.
Ingat, Bunda tidak sendiri. Jika memerlukan dukungan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari dokter, konselor, atau komunitas ibu menyusui.