Perbedaan Stunting dan Stunted: Jangan Sampai Keliru!
Perbedaan Stunting dan Stunted: Jangan Sampai Keliru!

Banyak Bunda menganggap bahwa stunting dan stunted adalah hal yang sama. Padahal, meskipun tampak serupa, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Pemahaman yang tepat mengenai kedua kondisi ini sangat penting agar Bunda dapat mengambil langkah yang tepat untuk mendukung pertumbuhan anak secara optimal. Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara stunting dan stunted? Yuk, simak penjelasannya berikut ini bersama Bunda dan si Kecil. 

Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi dalam jangka waktu lama, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Kekurangan gizi yang terjadi dalam periode ini dapat berdampak jangka panjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Ciri-ciri anak yang mengalami stunting:

1. Pertumbuhan terhambat:
Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan lebih pendek dibandingkan anak seusianya. Pertumbuhan yang terhambat ini tidak hanya terjadi dalam waktu singkat, tetapi sudah berlangsung dalam jangka panjang akibat kurangnya asupan nutrisi yang mencukupi.

perbedaan stunting dan stunted, penyebab stunting, cara mencegah stunting, pertumbuhan anak, faktor penyebab anak pendek, nutrisi anak, dampak stuntingFoto: Internet

2. Gangguan perkembangan otak:
Tidak hanya berdampak pada fisik, stunting juga mempengaruhi perkembangan otak anak. Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami keterlambatan kognitif, yang dapat berdampak pada kemampuan belajar dan daya pikirnya di masa depan.

perbedaan stunting dan stunted, penyebab stunting, cara mencegah stunting, pertumbuhan anak, faktor penyebab anak pendek, nutrisi anak, dampak stuntingFoto: Internet

3. Daya tahan tubuh lebih lemah:
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem imun yang lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap berbagai penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan dan diare.

perbedaan stunting dan stunted, penyebab stunting, cara mencegah stunting, pertumbuhan anak, faktor penyebab anak pendek, nutrisi anak, dampak stuntingFoto: Internet
 

4. Bukan faktor genetik:
Stunting bukan kondisi yang diwariskan secara genetik. Artinya, meskipun Bunda atau Ayah memiliki tubuh pendek, anak tetap bisa tumbuh dengan tinggi badan optimal jika mendapatkan asupan gizi yang baik sejak dalam kandungan.

Stunting dapat dicegah dengan memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup, terutama melalui ASI eksklusif, makanan pendamping ASI yang bergizi, serta perawatan kesehatan yang baik selama masa pertumbuhan awal.

Apa Itu Stunted?
Stunted merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi anak yang memiliki tubuh pendek dibandingkan anak-anak seusianya. Namun, tidak semua anak yang bertubuh pendek mengalami stunting.

Penyebab anak menjadi stunted yang tidak terkait dengan stunting:

  1. Faktor genetik:
    Jika Bunda atau Ayah memiliki postur tubuh pendek, kemungkinan besar anak juga akan memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan anak-anak lainnya.

  2. Kelainan hormon pertumbuhan:
    Beberapa anak mengalami gangguan produksi hormon pertumbuhan (growth hormone deficiency), yang menyebabkan pertumbuhan tinggi badan mereka lebih lambat dari anak-anak seusianya.

  3. Penyakit bawaan:
    Beberapa kondisi medis, seperti sindrom Turner atau sindrom Down, dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dan menyebabkan tubuhnya lebih pendek dibandingkan rata-rata.

  4. Kondisi kesehatan lain yang tidak berkaitan dengan nutrisi:
    Anak yang lahir prematur atau mengalami gangguan kesehatan tertentu sejak lahir mungkin memiliki pertumbuhan yang lebih lambat, tetapi bukan karena kurangnya asupan gizi.

Perbedaan Stunting dan Stunted
Setelah memahami definisi keduanya, berikut adalah perbedaan utama antara stunting dan stunted:

  • Stunting disebabkan oleh kekurangan nutrisi dalam jangka panjang, sedangkan stunted bisa disebabkan oleh faktor genetik, gangguan hormon, atau penyakit bawaan.

  • Stunting menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak, sedangkan stunted hanya berdampak pada tinggi badan tanpa gangguan kognitif.

  • Stunting bisa dicegah dengan nutrisi dan pola hidup sehat, sedangkan stunted bisa terjadi secara alami karena faktor keturunan atau kondisi medis tertentu.

  • Anak yang mengalami stunting berisiko lebih tinggi mengalami infeksi dan penyakit kronis, sementara anak yang stunted tidak selalu mengalami dampak kesehatan, tergantung penyebabnya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak yang mengalami stunting pasti pendek (stunted), tetapi anak yang pendek (stunted) belum tentu mengalami stunting.

Bagaimana Cara Mencegah Stunting?
Karena stunting bukan faktor genetik dan dapat dicegah, penting bagi Bunda untuk memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting:

  1. Pastikan Bunda mendapatkan asupan gizi yang cukup selama kehamilan:
    Pertumbuhan janin di dalam kandungan sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi Bunda. Pastikan Bunda mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan protein, zat besi, kalsium, asam folat, dan vitamin lainnya.

  2. Berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama:
    ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal. Setelah enam bulan, bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang sehat dan bergizi.

  3. Berikan makanan bergizi seimbang setelah MPASI:
    Saat bayi mulai makan makanan padat, pastikan ia mendapatkan protein, karbohidrat, lemak sehat, serta vitamin dan mineral yang mencukupi.

  4. Cegah dan obati infeksi dengan cepat:
    Anak yang sering sakit lebih rentan mengalami stunting karena tubuhnya kesulitan menyerap nutrisi dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan makanan, lingkungan, serta memberikan imunisasi yang diperlukan.

  5. Pantau pertumbuhan anak secara rutin:
    Selalu cek tinggi dan berat badan anak sesuai grafik pertumbuhan yang dianjurkan oleh WHO atau Kementerian Kesehatan. Jika pertumbuhan anak terlihat lebih lambat dari standar usianya, segera konsultasikan dengan dokter.

  6. Berikan stimulasi yang baik untuk perkembangan otak anak:
    Selain asupan gizi, perkembangan otak anak juga dipengaruhi oleh stimulasi yang diberikan sejak dini. Ajak anak bermain, berbicara, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar untuk membantu perkembangan kognitifnya.

perbedaan stunting dan stunted, penyebab stunting, cara mencegah stunting, pertumbuhan anak, faktor penyebab anak pendek, nutrisi anak, dampak stuntingFoto: Internet

Kesimpulan
Meskipun istilah stunting dan stunted sering digunakan secara bergantian, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

  • Stunting disebabkan oleh kekurangan nutrisi dalam jangka panjang dan dapat berdampak pada pertumbuhan fisik, perkembangan otak, serta kesehatan anak secara keseluruhan.

  • Stunted hanya merujuk pada kondisi tubuh pendek yang bisa disebabkan oleh faktor genetik, gangguan hormon, atau kondisi medis lainnya yang tidak selalu berhubungan dengan kekurangan gizi.

  • Stunting bisa dicegah dengan pola makan bergizi, ASI eksklusif, serta perawatan kesehatan yang baik sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.

  • Jika anak memiliki tubuh pendek tetapi tumbuh sehat dengan asupan gizi cukup, kemungkinan besar itu hanya faktor genetik dan bukan stunting.

Sebagai Bunda, penting untuk terus memantau pertumbuhan anak secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter jika ada tanda-tanda keterlambatan pertumbuhan yang mengkhawatirkan.

Artikel yang berkaitan