Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai bunda, tentu ingin memastikan bahwa si kecil mendapatkan asupan nutrisi yang cukup setiap harinya. Namun, jika anak sering menolak makanan utama, coba perhatikan kebiasaan ngemilnya. Bisa jadi, anak malas makan karena terlalu sering ngemil di antara waktu makan. Yuk, cari tau cara mengatasinya bersama Bunda dan si Kecil.
Ngemil tidak selalu buruk, terutama jika diberikan dalam jenis camilan sehat dan dalam porsi yang tepat. Namun, jika anak terbiasa ngemil berlebihan, mereka akan merasa kenyang saat waktunya makan tiba. Akibatnya, mereka cenderung menolak makanan utama yang lebih kaya nutrisi.
Selain itu, pola ngemil yang tidak terjadwal bisa mengganggu keseimbangan pola makan anak. Jika mereka sering mengonsumsi camilan tinggi gula, garam, atau lemak, mereka akan lebih memilih camilan daripada makanan sehat seperti sayur, buah, dan protein.
Terlalu sering ngemil tanpa aturan bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan dan kebiasaan makan yang kurang baik, seperti:
Penurunan Nafsu Makan
Anak yang terlalu sering ngemil akan merasa kenyang dan tidak tertarik makan makanan utama, sehingga asupan nutrisinya kurang optimal.
Foto: Internet
Risiko Kelebihan Berat Badan
Jika camilan yang dikonsumsi tinggi gula dan lemak, anak berisiko mengalami obesitas yang bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang.
Kebiasaan Makan Tidak Teratur
Anak yang terbiasa ngemil kapan saja akan sulit membangun pola makan yang teratur dan bisa mengalami gangguan pola makan.
Kekurangan Nutrisi
Camilan umumnya tidak mengandung nutrisi lengkap seperti makanan utama. Jika anak lebih banyak ngemil, ia bisa kekurangan zat gizi penting seperti zat besi, protein, dan serat.
Agar anak mendapatkan asupan gizi yang optimal, bunda bisa menerapkan pola makan yang sehat dan teratur:
- Makan 3 kali sehari (sarapan, makan siang, dan makan malam).
- Mengonsumsi camilan sehat 1-2 kali sehari, pada jam yang sudah ditentukan.
- Minum susu atau ASI sesuai usia anak.
- Di antara waktu makan utama, hanya diperbolehkan minum air putih agar tidak kenyang sebelum makan.
Untuk mengurangi kebiasaan ngemil berlebihan, bunda bisa menerapkan strategi berikut:
Jadwalkan Waktu Ngemil
Tetapkan jam khusus untuk ngemil, misalnya pukul 10 pagi dan 4 sore, agar anak terbiasa makan pada waktu yang tepat.
Foto: Internet
Pilih Camilan Sehat
Hindari camilan tinggi gula, garam, dan lemak. Pilih camilan sehat seperti buah, sayuran rebus, yogurt tanpa gula, kacang-kacangan, atau biskuit gandum.
Berikan Porsi yang Sesuai
Jangan biarkan anak makan camilan dalam jumlah berlebihan agar tetap lapar saat waktu makan utama tiba.
Hindari Makan Sambil Menonton TV atau Bermain Gadget
Anak yang makan sambil menonton TV atau bermain gadget cenderung makan lebih banyak tanpa menyadari rasa kenyang.
Berikan Contoh yang Baik
Anak akan meniru kebiasaan bunda. Jika bunda memiliki pola makan sehat, anak pun lebih mudah mengikutinya.
Buat Waktu Makan yang Menyenangkan
Hindari memaksa anak makan. Buat suasana makan lebih menyenangkan agar anak lebih tertarik makan makanan utama.
Pastikan Anak Cukup Beraktivitas
Anak yang aktif bergerak akan lebih cepat lapar, sehingga lebih mudah makan pada waktu yang telah ditentukan.
Jika anak sudah terbiasa ngemil berlebihan dan sulit makan makanan utama, bunda bisa melakukan beberapa langkah berikut:
✔ Kurangi camilan secara bertahap agar anak tidak rewel.
✔ Alihkan perhatian anak ke aktivitas lain, seperti bermain atau membaca buku.
✔ Tawarkan makanan utama terlebih dahulu sebelum memberikan camilan.
✔ Sajikan camilan sehat dengan tampilan menarik agar anak lebih tertarik.
✔ Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi jika anak mengalami kesulitan makan dalam waktu lama.
Foto: Internet
Jika si kecil sulit makan, coba periksa kembali kebiasaan ngemilnya. Terlalu sering ngemil bisa membuat anak kehilangan nafsu makan pada jam makan utama. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pola makan yang sehat, termasuk menjadwalkan waktu makan dan camilan dengan tepat.
Membantu anak memiliki pola makan yang baik memang membutuhkan kesabaran dan konsistensi. Namun, dengan usaha yang terus-menerus, anak akan lebih mudah mengenali rasa lapar dan kenyang, sehingga pola makannya menjadi lebih teratur.