Sebagai orang tua, mungkin Bunda pernah menghadapi situasi di mana si kecil enggan berbagi mainan atau makanan dengan teman atau saudara mereka. Sering kali, anak yang tidak mau berbagi dianggap sebagai anak yang “pelit”, padahal ini adalah bagian dari tahapan perkembangan mereka. Penting bagi orang tua untuk memahami alasan di balik perilaku ini serta bagaimana cara mengajarkan anak tentang konsep berbagi secara alami dan tanpa paksaan. Yuk, simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Mengapa Anak Usia Dini Sulit Berbagi?
1. Egocentrisme di Usia Dini
- Anak usia di bawah 3 tahun masih berada dalam fase egosentris, yang berarti mereka hanya bisa memahami dunia dari sudut pandang mereka sendiri. Mereka belum mengerti bahwa orang lain memiliki perasaan dan keinginan yang berbeda dari mereka.
2. Belum Memahami Konsep Kepemilikan dan Berbagi
- Pada usia ini, anak baru mulai memahami bahwa barang tertentu adalah milik mereka, sehingga wajar jika mereka kesulitan berbagi dengan orang lain.
.jpg)
Foto : Internet
3. Rasa Aman terhadap Barang Pribadi
- Anak kecil merasa memiliki keterikatan emosional dengan barang-barang tertentu, seperti boneka atau selimut favorit, yang memberi mereka rasa nyaman dan aman.
Kapan Anak Mulai Bisa Belajar Berbagi?
Menjelang usia 4 tahun, anak mulai memahami bahwa berbagi dapat menciptakan interaksi sosial yang positif. Mereka juga mulai belajar konsep giliran (turn-taking) dan bisa memahami bahwa memberi sesuatu kepada orang lain tidak berarti kehilangan kepemilikan secara permanen.
Cara Mengajarkan Anak Berbagi dengan Cara Positif
1. Kenalkan Konsep Giliran
- Ajarkan anak bahwa mereka bisa bermain secara bergantian dengan teman atau saudara. Misalnya, katakan, “Sekarang kakak yang main, nanti giliran adik, ya.”
2. Jangan Memaksa Anak untuk Berbagi
- Memaksa anak berbagi justru bisa membuat mereka merasa tidak nyaman dan malah semakin enggan berbagi. Sebaiknya, berikan contoh dan dorongan positif.
3. Berikan Contoh Nyata
- Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika orang tua sering berbagi makanan, mainan, atau benda lain dengan anggota keluarga, anak akan lebih mudah meniru kebiasaan ini.
4. Berikan Pujian Saat Anak Berbagi
- Jika anak dengan sukarela berbagi, berikan pujian agar mereka merasa senang dan terdorong untuk melakukannya lagi. Misalnya, “Bunda bangga sekali karena kamu mau berbagi mainan dengan teman.”
5. Gunakan Permainan Interaktif
- Permainan seperti memasak bersama, bermain lego bersama, atau menggambar bersama bisa menjadi cara menyenangkan untuk mengajarkan berbagi secara alami.

Foto : Internet
6. Ajarkan Konsep “Pinjam dan Kembalikan”
- Terkadang anak enggan berbagi karena takut kehilangan benda favoritnya. Ajarkan bahwa saat mereka berbagi, barang tersebut tidak hilang selamanya. Misalnya, “Adek bisa pinjam mobil-mobilan kakak sebentar, nanti dikembalikan, ya.”
7. Hindari Pola Asuh Permisif
- Jangan selalu memberikan semua yang anak inginkan karena ini bisa membuat mereka berpikir bahwa semua barang adalah miliknya. Ajarkan bahwa tidak semua hal bisa didapatkan dengan mudah dan berbagi adalah bagian dari kehidupan sosial yang sehat.
Kesimpulan
Menolak berbagi bukan berarti anak pelit, tetapi merupakan tahap perkembangan yang wajar. Dengan mengenalkan konsep giliran, memberikan contoh berbagi, dan tidak memaksa anak, mereka akan belajar untuk berbagi dengan cara yang lebih alami dan menyenangkan. Kesabaran dan pendekatan yang tepat akan membantu anak memahami bahwa berbagi adalah bagian penting dari hubungan sosial yang baik.