Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Tantrum pada anak bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk asupan makanan yang dikonsumsi. Beberapa bahan tambahan dalam makanan olahan dapat memicu perubahan suasana hati, hiperaktivitas, dan meningkatkan risiko tantrum. Oleh karena itu, penting bagi bunda untuk mengenali bahan makanan yang sebaiknya dihindari agar si kecil tetap tenang dan memiliki emosi yang stabil. Simak penjelasan lengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Pemanis buatan sering digunakan dalam makanan dan minuman kemasan sebagai pengganti gula. Namun, zat ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, memengaruhi energi anak, dan meningkatkan kemungkinan munculnya tantrum akibat perubahan mood mendadak.
Beberapa jenis pemanis buatan yang perlu diwaspadai:
Acesulfame Potassium (ditemukan dalam minuman kemasan, permen, makanan olahan)
Aspartame (terdapat dalam minuman diet, permen karet, yogurt rendah kalori)
Sakarin (digunakan dalam minuman kemasan, selai, dan permen rendah gula)
Sukralosa (sering ditemukan dalam produk "sugar-free" seperti minuman kemasan dan makanan panggang)
Neotame (digunakan dalam makanan penutup, permen karet, dan minuman kemasan)
Foto: Internet
Pewarna makanan buatan dapat meningkatkan risiko hiperaktivitas dan perubahan perilaku pada anak yang sensitif. Pewarna ini sering ditemukan dalam permen, minuman berwarna, dan makanan olahan lainnya.
Beberapa pewarna makanan yang perlu dihindari:
Kode "E" seperti E100, E120, E160 yang banyak digunakan dalam makanan kemasan.
Sunset Yellow FCF, Allura Red AC, Brilliant Blue FCF yang sering ditemukan dalam minuman soda dan permen.
Foto: Internet
Lemak trans banyak digunakan dalam industri makanan untuk meningkatkan daya tahan makanan dan tekstur yang lebih renyah. Namun, lemak ini dapat mengganggu fungsi otak, menyebabkan peradangan, serta berkontribusi terhadap perubahan mood dan perilaku anak.
Lemak trans sering ditemukan dalam:
Makanan yang digoreng seperti kentang goreng, ayam goreng, dan donat.
Makanan cepat saji seperti burger dan nugget.
Makanan kemasan seperti keripik kentang dan popcorn instan.
Produk olahan beku seperti pizza beku dan sosis siap saji.
Foto: Internet
Beberapa pengawet dalam makanan olahan dapat meningkatkan risiko tantrum pada anak karena dapat mengganggu keseimbangan kimia di otak.
Pengawet yang perlu diwaspadai:
Sodium Benzoat – Ditemukan dalam minuman ringan, jus buah kemasan, dan saus kemasan.
BHA (Butylated Hydroxyanisole) dan BHT (Butylated Hydroxytoluene) – Umumnya ditemukan dalam sereal, makanan olahan, dan makanan kaleng.
Foto: Internet
MSG digunakan untuk meningkatkan rasa makanan dan sering ditemukan dalam:
Mi instan
Camilan kemasan
Saus dan bumbu instan
Makanan kalengan
Beberapa anak yang sensitif terhadap MSG dapat mengalami sakit kepala, kelelahan, serta perubahan perilaku seperti tantrum dan hiperaktivitas setelah mengonsumsinya.
Foto: Internet
Meskipun sulit untuk menghindari semua bahan tambahan dalam makanan, bunda dapat mengambil langkah-langkah berikut untuk memastikan si kecil mengonsumsi makanan yang lebih sehat:
- Pilih makanan alami dan segar – Berikan buah-buahan, sayuran, dan makanan yang dimasak di rumah tanpa tambahan bahan kimia.
- Baca label kemasan – Periksa daftar bahan dalam makanan kemasan untuk menghindari pemanis buatan, pewarna, dan pengawet berbahaya.
- Kurangi makanan olahan dan cepat saji – Gantilah dengan camilan sehat seperti kacang-kacangan, buah kering, atau yogurt alami.
- Sediakan alternatif sehat untuk camilan anak – Buat camilan sendiri dengan bahan alami, seperti smoothie buah, kue buatan sendiri tanpa pemanis buatan, atau keripik sayur panggang.
- Hindari minuman manis dan bersoda – Gantilah dengan air putih, infused water, atau jus buah tanpa tambahan gula.
Foto: Internet
Beberapa bahan makanan dapat memicu tantrum dan perubahan suasana hati pada anak, termasuk pemanis buatan, pewarna makanan, lemak trans, pengawet, dan MSG. Dengan memastikan anak mendapatkan makanan yang bergizi dan bebas dari zat tambahan berbahaya, bunda dapat membantu menjaga keseimbangan emosional anak dan mengurangi risiko tantrum.
Mulai sekarang, perhatikan kandungan makanan yang dikonsumsi si kecil dan pilih bahan makanan yang alami dan sehat agar tumbuh kembangnya optimal