Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Menjadi bunda baru adalah sebuah petualangan yang penuh dengan cinta, harapan, dan juga tantangan. Salah satu tantangan yang cukup sering dihadapi adalah menangani kerewelan si kecil yang belum bisa mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata. Tidak sedikit bunda merasa bingung ketika bayi menangis terus padahal sudah disusui, digendong, bahkan popoknya pun bersih.
Ternyata, ada beberapa hal yang dianggap sepele oleh orang dewasa namun justru sangat mengganggu kenyamanan bayi. Jika diabaikan, hal-hal ini bisa membuat bayi menjadi lebih rewel dari biasanya. Berikut tujuh penyebab umum yang bisa memicu kerewelan bayi, dan bagaimana bunda bisa mengatasinya dengan lebih tenang dan bijak.
1. Pencahayaan yang Terlalu Terang
Mata bayi yang baru lahir masih sangat sensitif terhadap cahaya. Pencahayaan yang terlalu terang, apalagi jika datang secara mendadak, bisa membuat mereka merasa tidak nyaman. Bayi lebih menyukai lingkungan yang tenang dan cahaya yang redup. Saat menyusui atau menidurkan bayi, pencahayaan yang lembut akan membantu mereka merasa lebih aman dan rileks.
Saran untuk Bunda: Gunakan lampu tidur dengan cahaya kuning atau hangat saat malam hari. Hindari menyalakan lampu utama yang terlalu terang saat tengah malam, terutama ketika mengganti popok atau menyusui.
Foto: Internet
2. Rasa Asam yang Terlalu Kuat
Saat bunda mulai memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI), penting untuk memperhatikan jenis rasa yang diberikan pada si kecil. Lidah bayi masih sangat sensitif terhadap rasa, terutama rasa asam yang cenderung membuat mereka menolak makan. Hal ini bisa membuat bayi rewel saat waktu makan tiba.
Saran untuk Bunda: Mulailah memperkenalkan MPASI dari rasa yang netral seperti bubur nasi, kentang, atau labu. Hindari langsung memberikan buah-buahan yang asam seperti jeruk atau mangga muda di awal masa MPASI.
3. Ekspresi Wajah yang Kurang Responsif
Bayi belajar banyak dari ekspresi wajah orang-orang di sekitarnya, terutama dari bunda. Saat bunda tampak datar atau tidak menanggapi ekspresi bayi, mereka bisa merasa bingung dan tidak diperhatikan. Padahal interaksi emosional melalui ekspresi wajah sangat penting bagi perkembangan sosial dan emosional bayi.
Saran untuk Bunda: Luangkan waktu untuk menatap mata bayi, tersenyum, dan berbicara dengan lembut. Hal sederhana ini bisa membuat bayi merasa lebih tenang dan memperkuat ikatan antara bunda dan si kecil.
4. Suara Keras dan Mengejutkan
Bayi sangat sensitif terhadap suara, terutama suara keras yang datang tiba-tiba. Misalnya suara televisi yang terlalu nyaring, musik dengan volume tinggi, atau suara keras dari luar rumah. Ini bisa menyebabkan bayi merasa terkejut, cemas, dan akhirnya menangis.
Saran untuk Bunda: Jaga suasana rumah agar tetap tenang, terutama saat bayi sedang menyusu atau tidur. Gunakan volume suara yang rendah saat memutar musik atau menonton televisi. Bunda juga bisa memutar musik klasik atau suara alam yang lembut untuk membantu menenangkan bayi.
Foto: Internet
5. Gangguan Saat Menyusu
Menyusui bukan hanya soal mengisi perut si kecil, tapi juga waktu di mana bayi merasa nyaman, aman, dan tenang dalam pelukan bunda. Gangguan saat menyusui, seperti memindahkan posisi atau mencoba mengganti popok, bisa membuat bayi merasa tidak nyaman dan akhirnya menangis.
Saran untuk Bunda: Biarkan bayi menyusu sampai kenyang atau tertidur. Jika memang perlu diganti posisi atau berpindah tempat, lakukan dengan lembut dan pelan agar tidak mengejutkan si kecil.
6. Terlalu Banyak Stimulasi
Bayi memang membutuhkan stimulasi untuk tumbuh dan berkembang, namun stimulasi yang terlalu banyak atau terlalu sering justru bisa membuat mereka merasa kewalahan. Mainan yang terlalu ramai, warna yang terlalu mencolok, atau berinteraksi dengan terlalu banyak orang dalam waktu yang singkat bisa membuat bayi kelelahan.
Saran untuk Bunda: Perhatikan tanda-tanda bayi mulai lelah seperti menguap, menggosok mata, atau terlihat gelisah. Saat tanda ini muncul, beri bayi waktu untuk beristirahat dan menenangkan diri.
7. Terlalu Banyak Stimulasi Visual dan Auditori Secara Bersamaan
Bayi bisa merasa kewalahan jika harus memproses terlalu banyak informasi secara bersamaan, misalnya cahaya yang terang disertai suara keras dan banyak gerakan di sekitarnya. Hal ini bisa membuat sistem saraf bayi “kebanjiran” rangsangan dan memicu kerewelan.
Saran untuk Bunda: Ciptakan suasana yang sederhana saat bermain, menyusui, atau menjelang tidur. Hindari penggunaan mainan yang terlalu ramai atau lingkungan yang terlalu bising dalam waktu lama.
Mengapa Ini Penting untuk Bunda Ketahui?
Memahami penyebab-penyebab kecil yang bisa membuat bayi rewel akan sangat membantu bunda dalam merespons kebutuhan si kecil dengan lebih tepat. Tidak semua tangisan bayi berasal dari rasa lapar atau popok yang kotor, tetapi bisa juga karena perasaan tidak nyaman terhadap lingkungan sekitar.
Dengan peka terhadap hal-hal sepele ini, bunda akan lebih mudah menciptakan suasana yang mendukung kenyamanan bayi. Ini bukan hanya membuat hari-hari bunda lebih tenang, tapi juga membangun ikatan emosional yang kuat antara bunda dan anak. Hubungan yang sehat sejak dini berdampak besar terhadap perkembangan psikologis anak di masa depan.
Kesimpulan
Menjadi bunda baru adalah proses belajar yang berkelanjutan. Setiap tangisan bayi adalah bentuk komunikasi yang penuh makna. Dengan memahami pemicu kerewelan yang sering dianggap remeh ini, bunda bisa lebih siap menghadapi setiap situasi dengan penuh kasih sayang. Ingatlah bahwa ketenangan dan perhatian bunda adalah sumber rasa aman paling utama bagi bayi.