Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai Bunda, mungkin sering bertanya-tanya, apakah si kecil yang tidak bisa diam berarti hiperaktif? Jawabannya belum tentu. Anak usia 3-4 tahun memang berada dalam fase eksplorasi yang membuat mereka terlihat sangat aktif. Namun, penting untuk memahami penyebab di balik perilaku aktif anak agar dapat menanganinya dengan baik.
Jadi, bagaimana cara membedakan anak yang hanya aktif dengan anak yang mengalami gangguan hiperaktif (ADHD)? Yuk, kita bahas bersama!
Penyebab Anak Terlalu Aktif
Anak yang memiliki energi berlebih belum tentu mengalami hiperaktif. Ada beberapa faktor yang bisa membuat si kecil tampak sangat aktif, antara lain:
1. Masa Eksplorasi
Si kecil sedang dalam tahap perkembangan di mana ia ingin mencoba banyak hal baru, seperti berlari, melompat, atau menyentuh segala sesuatu di sekitarnya. Ini adalah bagian dari proses belajar dan perkembangan motoriknya.
2. Merasa Bosan
Jika anak tidak memiliki aktivitas yang menarik, ia akan mencari cara sendiri untuk menghibur diri, sering kali dengan bergerak terus-menerus.
Solusi: Pastikan si kecil memiliki cukup aktivitas yang bervariasi agar tidak mudah bosan dan mencari pelampiasan dengan perilaku yang berlebihan.
Foto : Internet
3. Asupan Makanan
Makanan dengan kandungan gula tinggi, seperti permen, cokelat, atau minuman manis, bisa meningkatkan energi anak dalam waktu singkat dan membuatnya lebih sulit untuk diam.
Solusi: Berikan makanan dengan nutrisi seimbang yang dapat membantu menstabilkan energi si kecil, seperti protein, serat, dan lemak sehat.
Jika si kecil hanya terlalu aktif karena faktor di atas, maka hal ini masih tergolong normal. Namun, jika ia sulit fokus, impulsif, atau tidak bisa mengontrol perilakunya dalam jangka waktu lama, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memastikan apakah ada gangguan yang lebih serius.
Cara Mengatasi Anak yang Super Aktif
Agar energi si kecil tersalurkan dengan baik, Bunda bisa mencoba beberapa strategi berikut:
1. Ajak Anak untuk Beraktivitas Fisik
Anak yang aktif membutuhkan banyak gerak. Pastikan ia memiliki aktivitas yang cukup untuk mengeluarkan energinya, seperti:
Manfaatnya: Aktivitas fisik yang cukup akan membantu anak lebih tenang saat harus duduk diam, seperti saat belajar atau makan.
Foto : Internet
2. Libatkan Anak dalam Kegiatan Rumah
Mengajak si kecil untuk membantu pekerjaan rumah bisa menjadi cara efektif untuk menghabiskan energinya sekaligus mengajarkan tanggung jawab.
Manfaatnya: Selain mengurangi energi berlebih, si kecil juga akan merasa lebih dihargai dan memiliki peran dalam keluarga.
3. Ajak Anak Bergabung dalam Komunitas atau Kelas Ekstrakurikuler
Jika anak memiliki energi yang sangat tinggi, mendaftarkannya ke klub olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler bisa menjadi solusi.
Manfaatnya: Anak akan lebih disiplin, belajar bekerja sama dalam tim, serta memiliki kegiatan yang bermanfaat untuk perkembangannya.
Kapan Harus Waspada?
Anak yang aktif masih dalam kategori normal jika ia masih bisa:
Foto : Internet
Namun, Bunda perlu berhati-hati jika si kecil menunjukkan tanda-tanda berikut:
Jika beberapa tanda ini terus terjadi dalam jangka waktu lama, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter atau psikolog anak untuk evaluasi lebih lanjut.
Kesimpulan
Anak yang aktif belum tentu hiperaktif. Banyak faktor yang dapat memengaruhi energinya, seperti masa eksplorasi, kebosanan, atau asupan makanan.
Bunda bisa membantu mengarahkan energi si kecil dengan:
Dengan pendekatan yang tepat, si kecil dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih fokus, terarah, dan tetap aktif dengan cara yang positif.
Jadi, jangan buru-buru khawatir jika si kecil terlihat terlalu aktif. Perhatikan pola perilakunya dan bantu ia menyalurkan energinya dengan cara yang tepat!