Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Banyak orang tua yang khawatir saat anak mereka lebih banyak bermain dibanding belajar. Tidak jarang muncul pertanyaan seperti, "Anaknya main terus, kapan belajarnya?" Padahal, bermain bukan hanya aktivitas mengisi waktu luang, tetapi juga bagian penting dari proses belajar anak. Yuk, simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Bermain memiliki banyak manfaat yang berkontribusi pada perkembangan fisik, sosial, dan kognitif anak. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa anak yang aktif bermain cenderung lebih mudah memahami pelajaran dibanding anak yang kurang bergerak. Lalu, mengapa bermain sangat penting bagi anak?
Bermain adalah Bentuk Belajar yang Efektif
Bermain bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga membantu anak mengembangkan berbagai keterampilan yang akan berguna dalam kehidupan mereka. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bermain sama pentingnya dengan belajar:
1. Melatih Kesehatan Fisik
Anak yang aktif bergerak saat bermain memiliki tubuh yang lebih sehat dibanding anak yang lebih sering duduk diam. Aktivitas fisik seperti berlari, melompat, dan memanjat membantu melatih keterampilan motorik kasar. Sementara permainan yang melibatkan jari tangan, seperti menyusun balok atau menggambar, melatih motorik halus.
Bermain di luar ruangan juga membantu anak mendapatkan paparan sinar matahari yang baik untuk produksi vitamin D, yang berperan dalam pertumbuhan tulang yang kuat. Selain itu, anak yang aktif bergerak lebih kecil kemungkinannya mengalami obesitas dan gangguan kesehatan lainnya akibat kurang aktivitas fisik.
Foto : Internet
2. Meningkatkan Keterampilan Kognitif
Bermain juga berkontribusi pada perkembangan otak anak. Permainan seperti puzzle, permainan membangun dengan balok, atau bermain peran dapat melatih kreativitas, daya ingat, serta kemampuan problem solving.
Bermain juga membantu anak belajar memahami konsep-konsep dasar seperti bentuk, warna, angka, dan huruf secara alami. Anak yang sering bermain dengan aktivitas yang menstimulasi otak cenderung lebih mudah memahami pelajaran saat memasuki usia sekolah.
3. Memperbaiki Mood dan Mengurangi Stres
Bermain dapat menjadi cara yang efektif untuk mengatasi stres pada anak. Anak-anak yang memiliki cukup waktu bermain cenderung lebih bahagia dan jarang mengalami tantrum. Bermain juga dapat membantu mereka menyalurkan energi dan emosi secara positif.
Saat bermain, tubuh anak akan menghasilkan hormon endorfin yang membuat mereka merasa lebih rileks dan bahagia. Inilah alasan mengapa bermain sebaiknya tidak dilarang, melainkan diarahkan agar anak mendapatkan manfaat maksimal.
Foto : Internet
4. Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi
Beberapa orang tua berpikir bahwa bermain bisa mengganggu fokus anak. Padahal, anak yang cukup bermain justru lebih mudah berkonsentrasi saat belajar.
Bermain membantu anak untuk mengembangkan kemampuan berpikir fleksibel, yaitu kemampuan untuk berpindah dari satu tugas ke tugas lainnya tanpa kesulitan. Misalnya, anak yang terbiasa bermain strategi seperti menyusun balok atau permainan imajinatif akan lebih siap menghadapi tantangan dalam belajar.
5. Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Percaya Diri
Bermain bersama teman sebaya adalah cara terbaik bagi anak untuk belajar keterampilan sosial. Dalam permainan kelompok, anak belajar berbagi, menunggu giliran, bekerja sama, dan menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat.
Bermain peran juga membantu anak memahami berbagai emosi dan situasi sosial. Misalnya, saat bermain dokter-dokteran, anak belajar tentang empati dan bagaimana berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai situasi.
Anak yang aktif bermain juga lebih percaya diri dalam mengekspresikan diri. Mereka belajar mengatasi tantangan, mengambil keputusan, dan mencoba hal-hal baru tanpa takut gagal.
Foto : Internet
Berapa Lama Anak Harus Bermain Setiap Hari?
Menurut para ahli, anak membutuhkan setidaknya 60 menit aktivitas fisik setiap hari. Aktivitas ini bisa berupa bermain di luar ruangan, berlari, bermain bola, atau bahkan bermain di dalam rumah dengan permainan yang tetap melibatkan gerakan fisik.
Pastikan anak mendapatkan keseimbangan antara bermain aktif dan bermain yang melibatkan kreativitas serta interaksi sosial. Selain itu, penting untuk mengawasi jenis permainan yang dimainkan anak agar tetap aman dan sesuai dengan usianya.
Bermain Gadget vs. Bermain Aktif
Di era digital saat ini, banyak anak menghabiskan lebih banyak waktu bermain gadget dibanding bermain aktif. Walaupun penggunaan gadget dapat memberikan manfaat dalam jumlah tertentu, terlalu banyak screen time bisa berdampak negatif, seperti:
Sebaliknya, permainan yang melibatkan aktivitas fisik seperti berlari, bersepeda, atau bermain di taman lebih bermanfaat bagi tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Kesimpulan
Bermain adalah bagian penting dari proses belajar anak. Dengan bermain, anak tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga mengembangkan keterampilan fisik, kognitif, dan sosial yang akan berguna bagi mereka di masa depan.
Daripada melarang anak bermain, lebih baik orang tua mengarahkan mereka untuk bermain dengan cara yang bermanfaat dan seimbang dengan aktivitas belajar. Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan percaya diri.