Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Bagi bunda dan pasangan yang sedang menjalani program kehamilan, memperhatikan berat badan bukan hanya soal estetika, melainkan juga berhubungan erat dengan kesehatan reproduksi.
Obesitas dapat memengaruhi kesuburan, baik pada wanita maupun pria, dan menjadi salah satu hambatan besar dalam mencapai keberhasilan program kehamilan. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Obesitas berdampak pada kesuburan melalui berbagai mekanisme yang melibatkan keseimbangan hormon dan kualitas sel reproduksi.
Pada Wanita:
Kelebihan lemak tubuh meningkatkan produksi estrogen dari jaringan lemak.
Kelebihan hormon ini dapat mengacaukan siklus ovulasi, bahkan menyebabkan gangguan seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), yang membuat ovulasi menjadi tidak teratur atau terhenti.
Pada Pria:
Obesitas menurunkan kadar testosteron, hormon yang berperan penting dalam produksi sperma.
Hal ini menyebabkan penurunan jumlah sperma, penurunan motilitas, dan gangguan fungsi seksual.
Foto: Internet
Wanita:
Kelebihan berat badan dikaitkan dengan penurunan kualitas sel telur, sehingga peluang keberhasilan pembuahan menurun.
Pria:
Obesitas menyebabkan penurunan motilitas sperma dan meningkatkan jumlah sperma abnormal, yang mengurangi kemampuan membuahi sel telur.
Foto: Internet
Obesitas juga berdampak pada jalannya kehamilan, meningkatkan risiko:
Preeklampsia (tekanan darah tinggi saat kehamilan)
Diabetes gestasional
Kelahiran prematur
Bayi lahir dengan berat badan berlebih (makrosomia)
Persalinan dengan tindakan operasi caesar
Banyak yang berpikir hanya wanita yang perlu menjaga berat badan untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Faktanya, kualitas sperma pria sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembuahan, baik dalam program alami maupun program berbantuan seperti inseminasi atau bayi tabung (IVF).
Foto: Internet
Mengadopsi pola hidup sehat adalah langkah utama untuk memperbaiki kesuburan.
Perbanyak konsumsi sayur, buah, dan gandum utuh
Pilih sumber protein sehat seperti ikan, ayam tanpa kulit, tahu, dan tempe
Batasi asupan gula, lemak jenuh, dan makanan olahan
Hindari fast food dan makanan tinggi garam
Lakukan minimal 150 menit aktivitas fisik sedang seperti jalan cepat, berenang, atau bersepeda setiap minggu
Tambahkan latihan kekuatan dua kali seminggu untuk memperbaiki metabolisme dan komposisi tubuh
Foto: Internet
Penurunan berat badan sekitar 5–10% dari berat badan awal sudah cukup untuk memperbaiki keseimbangan hormon dan meningkatkan peluang hamil.
Pastikan tidur cukup 7–8 jam setiap malam
Tidur yang berkualitas membantu mengatur hormon yang berperan dalam ovulasi dan produksi sperma
Stres berkepanjangan dapat memperburuk ketidakseimbangan hormon
Praktikkan relaksasi seperti yoga, meditasi, atau kegiatan hobi untuk mengurangi stres
Foto: Internet
Jika setelah melakukan perubahan gaya hidup selama 6–12 bulan bunda dan pasangan belum juga berhasil mencapai kehamilan, segera konsultasikan ke dokter spesialis fertilitas.
Dokter mungkin akan merekomendasikan:
Pemeriksaan hormonal untuk menilai keseimbangan hormon reproduksi
Analisis sperma untuk mengevaluasi kualitas sperma
Evaluasi sel telur dan cadangan ovarium
Program inseminasi buatan atau fertilisasi in vitro (IVF) dengan fokus pada pengelolaan berat badan optimal
Ya, tetap ada kemungkinan untuk hamil meskipun berat badan belum ideal.
Namun, banyak studi menunjukkan bahwa menurunkan berat badan sebelum program fertilitas akan meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan dan mengurangi risiko komplikasi kehamilan.
Dalam banyak kasus, dokter akan menyarankan bunda untuk menurunkan berat badan secara bertahap sebelum memulai program kehamilan yang lebih intensif.
Obesitas bukan hanya masalah penampilan, melainkan juga tantangan serius dalam meningkatkan peluang kehamilan dan memastikan kehamilan yang sehat.
Dengan mengadopsi pola makan sehat, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, tidur cukup, dan mengelola stres, bunda dan pasangan dapat memperbesar peluang untuk mewujudkan impian memiliki buah hati.
Perjalanan menuju dua garis biru memang penuh perjuangan, namun setiap langkah kecil menuju hidup lebih sehat akan mendekatkan bunda dan pasangan ke impian tersebut.