Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Di era sekarang, kopi bukan sekadar minuman pelepas kantuk. Ia telah menjelma menjadi gaya hidup. Mulai dari kopi susu gula aren, kopi salted caramel, hingga kopi pandan latte semuanya menggoda dan mudah diakses lewat aplikasi pesan antar. Namun, di balik kelezatan dan estetika gelasnya yang Instagramable, tersembunyi risiko kesehatan jika kopi susu kekinian dikonsumsi setiap hari.
Untuk para bunda muda yang sedang menyusui, mempersiapkan kehamilan, atau bahkan sedang dalam program hamil, penting sekali untuk mewaspadai asupan kafein dan gula tersembunyi dalam minuman ini. Tidak hanya berdampak pada kesehatan jangka panjang, konsumsi berlebihan juga bisa mempengaruhi hormonal dan metabolisme tubuh. Simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Berikut adalah risiko yang perlu kamu ketahui:
Minuman kopi susu kekinian umumnya mengandung:
• Gula tambahan tinggi
• Sirup buatan
• Krimer nabati
Semua komponen ini bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah. Konsumsi rutin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, pengerasan pembuluh darah, dan pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung.
Bagi yang memiliki lambung sensitif, kopi bisa memicu peningkatan produksi asam lambung. Ditambah lagi, krimer dan pemanis buatan memperburuk kondisi asam lambung.
Efek jangka panjang:
• Maag kronis
• GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
• Mual, mulas, dan nyeri ulu hati
Satu gelas kopi susu kekinian bisa mengandung 150–400 kalori tergantung topping dan gula. Jika dikonsumsi setiap hari tanpa diimbangi olahraga, kalori ini akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak, terutama di bagian perut.
Bagi bunda menyusui atau pasca melahirkan, ini bisa memperlambat proses pemulihan dan menghambat metabolisme.
Foto: Internet
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa konsumsi gula berlebih berkaitan dengan peningkatan risiko inflamasi kronis dalam tubuh. Kondisi ini menjadi pemicu berbagai penyakit degeneratif, termasuk kanker.
Selain itu, bahan kimia tambahan seperti pemanis buatan (aspartam, sukralosa) dan pengawet pada sirup topping juga memiliki efek jangka panjang yang belum sepenuhnya dipahami.
Bagi perempuan usia produktif, terlalu banyak konsumsi gula dan kafein bisa mengganggu keseimbangan hormon insulin dan estrogen. Gangguan ini berisiko menyebabkan:
• PCOS (Polycystic Ovary Syndrome)
• Gangguan menstruasi
• Kesulitan hamil
Jika kamu sedang merencanakan kehamilan, sebaiknya batasi konsumsi kopi manis dan pilih alternatif sehat.
Foto: Internet
Kandungan gula dalam kopi susu kekinian sangat tinggi. Sisa gula dan susu yang menempel di gigi dapat menjadi makanan bagi bakteri penyebab plak dan karies. Jika tidak segera dibersihkan, bisa memicu:
• Gigi berlubang
• Bau mulut
• Gusi berdarah
Jawabannya tidak harus, tapi lebih bijak.
Berikut adalah beberapa tips sehat bagi pecinta kopi:
✅ Batasi Maksimal 1 Cangkir Per Hari
Konsumsi kopi hitam tanpa gula atau dengan sedikit susu nabati (almond, oat) bisa jadi pilihan lebih sehat.
✅ Ganti Gula dengan Madu Murni atau Kurma
Jika ingin rasa manis, gunakan pemanis alami yang juga mengandung antioksidan.
✅ Minum Air Putih Setelah Kopi
Untuk mengurangi dampak asam pada lambung dan menjaga hidrasi.
✅ Hindari Minum Kopi Saat Perut Kosong
Terutama untuk bunda hamil atau menyusui, agar tidak memicu mual dan iritasi lambung.
Foto: Internet
Kalau kamu ingin minuman enak tapi tetap sehat, cobalah opsi berikut:
• Teh hijau hangat (antioksidan tinggi)
• Infused water (air lemon, mentimun, daun mint)
• Jus buah tanpa gula tambahan
• Smoothie pisang dan oat
Foto: Internet
Minuman-minuman ini bisa jadi teman pagi hari yang menyegarkan dan tidak membebani tubuh.
Kopi kekinian memang menggoda dan bisa jadi pelepas stres sejenak. Tapi ingat, kenikmatan sesaat bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang, terutama jika dikonsumsi setiap hari. Untuk bunda muda yang ingin tetap fit, menjaga berat badan, dan mempersiapkan tubuh untuk hamil kembali, batasi asupan gula dan pilih minuman yang menyehatkan tubuh.
Karena menjaga kesehatan bukan soal larangan, tapi soal pilihan yang bijak.