Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai mitos kesehatan sering beredar dari mulut ke mulut. Salah satu yang cukup populer adalah anggapan bahwa tidak bisa menekuk jari tangan merupakan tanda kadar asam urat tinggi. Banyak Bunda muda yang mendengar hal ini dari orang tua atau lingkungan sekitar, dan mungkin menjadi cemas karenanya.
Padahal, sebelum menarik kesimpulan, penting bagi Bunda untuk memahami kondisi medis secara lebih objektif. Mengetahui perbedaan antara mitos dan fakta akan membantu Bunda menjaga kesehatan diri dan keluarga secara lebih bijak. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si kecil!
Asam urat adalah senyawa hasil dari proses pemecahan purin zat alami yang ditemukan di dalam tubuh dan dalam makanan seperti jeroan, daging merah, kacang-kacangan, dan makanan laut. Dalam keadaan normal, asam urat larut dalam darah dan dikeluarkan melalui urine.
Namun, jika jumlah purin terlalu banyak atau ginjal tidak mampu membuang asam urat dengan baik, maka akan terjadi penumpukan asam urat di dalam tubuh. Kristal asam urat ini bisa menumpuk di persendian dan menyebabkan peradangan yang menyakitkan, kondisi yang dikenal sebagai gout arthritis.
Foto: Internet
Mitos: Tidak bisa menekuk jari tangan berarti kadar asam urat tinggi.
Fakta: Tidak ada bukti medis yang mendukung klaim tersebut secara langsung. Ketidakmampuan menekuk jari tangan bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang tidak berhubungan langsung dengan kadar asam urat.
Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan jari tangan sulit digerakkan:
Cedera atau Overuse
Aktivitas berulang seperti mengetik terlalu lama, mengangkat beban berat, atau menjahit bisa menyebabkan kelelahan otot dan peradangan ringan di jari, yang menghambat pergerakan.
Foto: Internet
Trigger Finger (Jari Pelatuk)
Kondisi ini terjadi ketika tendon jari meradang dan menyebabkan jari tersangkut dalam posisi menekuk. Umumnya disertai sensasi “klik” saat mencoba meluruskan jari.
Rheumatoid Arthritis
Penyakit autoimun ini menyebabkan peradangan kronis pada sendi. Jika menyerang jari tangan, bisa menyebabkan nyeri, pembengkakan, bahkan perubahan bentuk sendi.
Osteoartritis
Biasanya terjadi pada usia lanjut akibat degenerasi sendi. Gejalanya termasuk kekakuan, nyeri, dan penurunan fungsi gerak.
Untuk membedakan apakah nyeri sendi disebabkan oleh asam urat atau bukan, perhatikan gejala khas berikut:
Rasa nyeri hebat dan mendadak, biasanya di malam hari
Pembengkakan dan kemerahan pada sendi yang terkena
Sendi terasa panas saat disentuh
Gerakan sendi terbatas
Biasanya menyerang satu sendi terlebih dahulu (monarthritis), paling sering di jempol kaki
Jika Bunda mengalami gejala ini, barulah perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah.
Beberapa kondisi dan kebiasaan berikut meningkatkan risiko terkena asam urat:
Konsumsi makanan tinggi purin: seperti jeroan, daging merah, dan seafood
Foto: Internet
Kebiasaan kurang minum air putih
Obesitas atau kelebihan berat badan
Faktor genetik (riwayat keluarga)
Kebiasaan mengonsumsi alkohol
Penyakit lain seperti diabetes dan hipertensi
Untuk Bunda yang ingin menjaga kesehatan sendi dan menghindari risiko asam urat, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan sehari-hari:
Minum Air Putih yang Cukup
Air membantu tubuh mengeluarkan kelebihan asam urat melalui urine. Idealnya, konsumsi 8–10 gelas air setiap hari.
Batasi Makanan Tinggi Purin
Kurangi konsumsi jeroan, makanan laut, dan daging merah. Pilih sumber protein dari ikan rendah purin atau kacang-kacangan dalam jumlah sedang.
Perbanyak Konsumsi Buah dan Sayur
Buah seperti ceri, stroberi, dan pisang mengandung antioksidan yang membantu mengurangi peradangan. Sayuran hijau kaya serat membantu metabolisme tubuh.
Jaga Berat Badan Ideal
Menjaga berat badan sehat dapat menurunkan tekanan pada sendi dan memperbaiki metabolisme purin.
Rutin Olahraga Ringan
Aktivitas fisik seperti jalan kaki, senam ringan, atau yoga dapat membantu memperbaiki sirkulasi dan menjaga fungsi sendi.
Sebagai Bunda yang aktif dan multitugas, gejala kecil seperti nyeri sendi atau jari yang terasa kaku sering kali diabaikan. Padahal, keluhan ini bisa berdampak pada aktivitas harian, seperti menggendong anak, memasak, atau menyusui.
Jika Bunda mengalami jari tangan yang kaku, sulit menekuk, atau nyeri saat digerakkan, catat waktunya dan perhatikan apakah muncul setelah aktivitas tertentu. Jangan langsung menghubungkannya dengan asam urat, tetapi lakukan observasi dan bila perlu, periksakan ke dokter.
Ketidakmampuan menekuk jari tangan tidak selalu berarti kadar asam urat tinggi. Banyak faktor lain yang bisa menyebabkan kondisi ini, mulai dari overuse hingga penyakit sendi lainnya. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk tidak langsung percaya pada mitos, melainkan mencari penjelasan berdasarkan fakta medis. Menjaga kesehatan sendi dan kadar asam urat dapat dimulai dari kebiasaan harian yang sederhana: makan seimbang, cukup air putih, olahraga rutin, dan istirahat cukup. Bila Bunda ragu terhadap gejala yang dialami, pemeriksaan laboratorium adalah langkah terbaik untuk mendapatkan kepastian.