Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Usia 40 tahun adalah titik penting dalam kehidupan, terutama dari segi kesehatan. Pada fase ini, metabolisme tubuh mulai melambat, hormon mengalami perubahan, dan risiko terhadap penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung semakin meningkat.
Salah satu cara paling efektif untuk menjaga kesehatan adalah dengan memperbaiki pola makan. Mengurangi jenis makanan tertentu yang tinggi gula, garam, lemak jenuh, dan karbohidrat sederhana sangat dianjurkan. Bukan berarti harus menghentikan total, tetapi perlu dilakukan pengurangan dan penggantian dengan bahan yang lebih sehat agar tubuh tetap bugar dan berenergi. Simak untuk informasi lebih lengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Berikut ini adalah 6 jenis makanan yang sebaiknya mulai dikurangi setelah usia 40 tahun, lengkap dengan alasan dan alternatif sehatnya.
Nasi putih merupakan makanan pokok banyak orang, tetapi memiliki indeks glikemik (IG) tinggi. Artinya, nasi putih cepat diubah menjadi glukosa dalam darah, yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Jika dikonsumsi berlebihan, ini bisa memicu diabetes tipe 2, kenaikan berat badan, dan mempercepat resistensi insulin.
Foto: Internet
Meningkatkan risiko gula darah tinggi.
Menyebabkan kenaikan berat badan jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Kurang serat dan nutrisi dibandingkan dengan biji-bijian utuh.
Ganti dengan nasi merah, quinoa, nasi jagung, atau nasi shirataki.
Kurangi porsi nasi dan perbanyak lauk bergizi seperti sayuran dan protein tanpa lemak.
Produk dari tepung putih seperti roti putih, mie instan, kue, dan biskuit mengandung karbohidrat sederhana yang cepat dicerna. Ini menyebabkan lonjakan gula darah yang tidak stabil dan seringkali membuat tubuh cepat lapar kembali. Selain itu, kandungan gizinya sangat minim.
Memicu kenaikan gula darah.
Menyebabkan lemak perut yang sulit dihilangkan.
Meningkatkan risiko penyakit metabolik.
Pilih roti gandum utuh, tepung oat, atau tepung almond untuk olahan rumahan.
Hindari konsumsi harian makanan cepat saji berbahan dasar tepung putih.
Susu dan produk olahannya yang tinggi lemak serta mengandung pemanis tambahan bisa memperburuk kondisi kesehatan setelah usia 40 tahun. Banyak orang dewasa juga mulai mengalami intoleransi laktosa, yang menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kembung dan diare.
Menyumbang lemak jenuh yang meningkatkan kolesterol jahat (LDL).
Bisa mengganggu sistem pencernaan pada yang sensitif terhadap laktosa.
Tinggi kalori dan gula jika berasal dari susu berperisa.
Gunakan susu rendah lemak atau susu nabati seperti susu almond, susu kedelai, atau susu oat.
Pilih yogurt rendah gula atau Greek yogurt dengan probiotik.
Garam mengandung natrium yang bila dikonsumsi berlebihan dapat memicu tekanan darah tinggi (hipertensi). Usia 40 tahun ke atas adalah masa di mana tubuh mulai lebih sensitif terhadap kelebihan natrium, dan kemampuan ginjal dalam menyaring zat sisa juga mulai menurun.
Meningkatkan risiko hipertensi, stroke, dan penyakit jantung.
Dapat memperburuk gangguan ginjal.
Sering tersembunyi dalam makanan olahan seperti sosis, keripik, dan makanan kalengan.
Foto: Internet
Gunakan bumbu alami dan rempah-rempah seperti bawang putih, jahe, kunyit, atau lemon.
Baca label makanan kemasan dan pilih yang rendah sodium.
Gula pasir adalah sumber kalori kosong yang tidak memberikan nutrisi apa pun. Konsumsi gula berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, peradangan kronis, bahkan mempercepat proses penuaan kulit. Di usia 40-an, tubuh lebih sulit memetabolisme gula sehingga dampaknya terasa lebih cepat.
Memicu resistensi insulin dan diabetes.
Menyebabkan kerusakan kolagen yang mempercepat penuaan kulit.
Menyebabkan ketagihan makanan manis yang tidak sehat.
Gunakan pemanis alami seperti madu, gula kelapa, atau stevia dalam jumlah kecil.
Ganti camilan manis dengan buah segar yang kaya serat dan vitamin.
Santan memang memberikan rasa gurih dan tekstur creamy pada makanan, tetapi kandungan lemak jenuhnya cukup tinggi. Jika dikonsumsi terlalu sering, santan bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) yang berdampak buruk pada kesehatan jantung.
Meningkatkan risiko kolesterol tinggi.
Menyebabkan penumpukan lemak viseral jika dikonsumsi berlebihan.
Tidak cocok untuk diet rendah lemak.
Gunakan santan hanya sesekali dan dalam jumlah terbatas.
Ganti dengan susu nabati atau santan rendah lemak untuk resep yang membutuhkan tekstur creamy.
Menjaga pola makan setelah usia 40 tahun bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan. Tubuh mengalami berbagai perubahan metabolik yang menuntut asupan makanan lebih selektif. Dengan mengurangi konsumsi nasi putih, tepung olahan, susu tinggi lemak, garam, gula, dan santan, serta menggantinya dengan bahan-bahan yang lebih sehat dan alami, bunda dapat menjaga keseimbangan tubuh, mengontrol berat badan, dan mencegah risiko penyakit kronis. Tidak perlu melakukan perubahan drastis sekaligus. Cukup mulai dengan mengganti satu per satu bahan makanan kurang sehat dengan yang lebih bermanfaat. Dengan langkah kecil dan konsisten, bunda bisa menjalani hidup sehat lebih lama.