Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Perubahan hormon yang drastis selama kehamilan bisa membuat ibu hamil jadi lebih mudah marah, cemas, atau bahkan menangis tanpa alasan jelas. Namun, sering marah atau stres berlebihan pada ibu hamil ternyata bisa berdampak negatif, baik pada kesehatan si kecil dalam kandungan maupun pada kondisi mental ibu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk lebih memahami perubahan emosi ini dan memberikan dukungan agar suasana hati bumil lebih stabil.
Berikut ini adalah beberapa dampak dari sering marah atau stres saat hamil, serta tips untuk membantu bumil menjaga suasana hati tetap baik.
Dampak Stres dan Emosi Berlebihan pada Ibu Hamil
Stres berlebihan atau sering marah saat hamil bisa berdampak pada perkembangan janin dan kesehatan ibu. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu diwaspadai:
1. Risiko Lahir Prematur
Stres yang berkepanjangan bisa memicu kontraksi dini pada rahim, yang meningkatkan risiko kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur memiliki tantangan kesehatan yang lebih besar karena organ-organ tubuhnya belum berkembang sempurna.
2. Pertumbuhan Janin Bisa Terhambat
Hormon stres, seperti kortisol, dapat mempengaruhi aliran darah ke plasenta. Jika aliran darah berkurang, maka suplai oksigen dan nutrisi ke janin bisa terganggu, yang berisiko menghambat pertumbuhan bayi di dalam kandungan.
3. Risiko Berat Badan Lahir Rendah
Bayi yang terpapar stres kronis dalam kandungan berisiko lahir dengan berat badan yang lebih rendah. Berat badan lahir rendah bisa memengaruhi kesehatan bayi dan membuatnya rentan terhadap infeksi serta gangguan perkembangan.
4. Mempengaruhi Temperamen Bayi Setelah Lahir
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang sering terpapar hormon stres dalam kandungan mungkin memiliki temperamen yang lebih sensitif atau mudah cemas setelah lahir. Kondisi ini bisa memengaruhi bagaimana bayi beradaptasi dengan lingkungan barunya.
5. Meningkatkan Risiko Penyakit pada Bayi
Stres pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko bayi mengalami masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk masalah kardiovaskular dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
6. Perkembangan Kognitif Bayi Bisa Terganggu
Hormon stres juga memengaruhi perkembangan otak janin. Emosi yang tidak stabil selama hamil berisiko memengaruhi perkembangan kognitif si kecil, yang bisa berdampak pada kemampuan belajar dan memori di masa depan.
7. Ibu Berisiko Mengalami Depresi Pasca Melahirkan
Stres berkepanjangan selama hamil dapat memperbesar risiko depresi pasca melahirkan. Kondisi ini bisa membuat ibu merasa lebih sulit untuk merawat bayi dengan optimal, serta mengganggu ikatan emosional antara ibu dan bayi.
Cara Mendukung Ibu Hamil agar Tetap Tenang
Peran pasangan dan keluarga sangat penting untuk membantu ibu hamil menjaga keseimbangan emosinya. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membantu bumil agar lebih rileks dan bahagia:
1. Beri Dukungan Emosional
Kadang, bumil hanya perlu didengarkan tanpa dihakimi. Berikan ruang bagi bumil untuk bercerita atau sekadar mengungkapkan perasaannya. Biarkan dia merasa bahwa dirinya didukung dan dipahami.
Foto : Internet
2. Ciptakan Lingkungan yang Nyaman
Pastikan lingkungan rumah tetap nyaman dan damai. Hindari konflik atau perdebatan yang bisa memicu stres. Lingkungan yang nyaman membantu bumil merasa lebih tenang dan aman.
3. Ajak Bumil untuk Berolahraga Ringan
Olahraga ringan, seperti jalan pagi atau yoga, sangat baik untuk membantu bumil mengurangi stres. Olahraga bisa meningkatkan produksi endorfin yang membuat perasaan lebih bahagia dan rileks.
Foto : Internet
4. Ajak Bumil untuk Bermeditasi atau Latihan Pernapasan
Meditasi dan latihan pernapasan dapat membantu bumil mengelola stres dan menenangkan pikiran. Lakukan bersama agar bumil merasa lebih semangat dan termotivasi.
5. Luangkan Waktu Berkualitas Bersama
Ajak bumil melakukan kegiatan yang menyenangkan, seperti menonton film, memasak bersama, atau sekadar berjalan-jalan di taman. Waktu berkualitas bisa membantu bumil melupakan stres dan merasa lebih dihargai.
6. Batasi Paparan Informasi Negatif
Terlalu banyak menerima informasi negatif, seperti berita buruk atau cerita horor tentang kehamilan, bisa membuat bumil lebih cemas. Bantu bumil untuk hanya fokus pada hal-hal positif dan hindari paparan informasi yang bisa memicu kekhawatiran berlebihan.
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika bumil merasa stres atau marah-marah terus-menerus hingga mengganggu kehidupan sehari-hari, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog atau konselor. Terapi atau konseling bisa membantu bumil mengelola emosinya dengan lebih baik, terutama jika stres yang dialami cukup berat.
Kesimpulan
Menjaga kesehatan mental selama kehamilan sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Emosi bumil yang stabil akan membantu perkembangan janin berjalan optimal dan mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, dukungan pasangan dan keluarga sangat diperlukan agar bumil merasa tenang, bahagia, dan terhindar dari stres yang berlebihan.