Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Pentingnya Tes Hepatitis B dan HIV untuk Bunda Hamil: Lindungi Si Kecil Sejak dalam Kandungan
Bagi setiap Bunda yang tengah menjalani masa kehamilan, menjaga kesehatan bukan lagi sebatas untuk diri sendiri, tetapi juga demi keselamatan dan tumbuh kembang janin yang sedang dikandung. Di antara berbagai aspek kesehatan yang perlu diperhatikan, ada satu hal yang sering luput dari perhatian: risiko penularan penyakit infeksi seperti Hepatitis B dan HIV dari Bunda ke bayi.
Meskipun terlihat sehat dan tidak bergejala, kedua penyakit ini bisa hadir tanpa disadari dan membahayakan janin jika tidak terdeteksi sejak dini. Maka dari itu, penting bagi setiap Bunda hamil maupun yang sedang merencanakan kehamilan untuk memahami betul risiko, dampak, dan langkah pencegahan terhadap dua infeksi serius ini. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Hepatitis B dan HIV termasuk dalam kelompok penyakit yang dapat ditularkan secara vertikal, yaitu dari Bunda ke bayi. Penularan bisa terjadi selama kehamilan, saat proses persalinan, hingga melalui ASI setelah bayi lahir. Sayangnya, banyak Bunda yang belum menyadari adanya risiko ini, terutama bila tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium sejak trimester awal.
Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan bisa berkembang menjadi penyakit kronis, sirosis, atau bahkan kanker hati.
HIV (Human Immunodeficiency Virus) menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan AIDS jika tidak diobati secara tepat.
Foto: Internet
Penularan virus dapat terjadi melalui beberapa fase:
Saat Kehamilan
Virus bisa melewati plasenta dan menginfeksi janin sejak dalam kandungan.
Saat Persalinan
Proses kelahiran menjadi momen paling rawan, karena bayi bersentuhan langsung dengan darah dan cairan tubuh Bunda.
Setelah Lahir
Penularan HIV bisa terjadi melalui ASI. Sedangkan hepatitis B bisa menyebar jika tidak ada perlindungan vaksin yang cukup pada bayi.
Karena itu, mendeteksi penyakit ini sejak dini menjadi langkah penting untuk menghindari risiko jangka panjang bagi kesehatan bayi.
Bayi dengan Hepatitis B
Memiliki risiko 90% menjadi pembawa virus seumur hidup (carrier), serta lebih tinggi mengalami kerusakan hati, hepatitis kronis, bahkan kanker hati di masa depan.
Bayi dengan HIV
Harus menjalani pengobatan seumur hidup dengan terapi antiretroviral (ARV). Tanpa pengobatan, infeksi ini bisa mempercepat kerusakan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi lainnya.
Langkah awal yang tidak boleh dilewatkan adalah melakukan tes hepatitis B dan HIV sedini mungkin saat kontrol kehamilan pertama. Semakin cepat status kesehatan diketahui, semakin besar peluang pencegahan dan pengobatan yang tepat bisa diberikan.
Untuk Hepatitis B
Bila Bunda positif hepatitis B, bayi dapat diberi imunoglobulin hepatitis B dan vaksin hepatitis B dalam waktu 12 jam pertama setelah kelahiran. Langkah ini terbukti sangat efektif mencegah infeksi.
Untuk HIV
Pemberian terapi ARV kepada Bunda sejak masa kehamilan dapat menurunkan risiko penularan virus ke bayi hingga kurang dari 2%. Bayi pun akan menerima profilaksis ARV dan diperiksa status kesehatannya secara berkala.
Foto: Internet
Edukasi kesehatan kehamilan tidak hanya menjadi tanggung jawab Bunda, tetapi juga melibatkan pasangan dan keluarga terdekat. Dukungan emosional, keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan medis, hingga kehadiran pasangan saat kontrol kehamilan sangat membantu memperkuat langkah pencegahan.
Karena kedua penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala di awal infeksi, satu-satunya cara untuk mengetahui keberadaannya adalah melalui skrining laboratorium yang dilakukan secara rutin.
Berikut adalah panduan langkah preventif yang bisa Bunda lakukan untuk melindungi si kecil dari risiko infeksi hepatitis B dan HIV:
Rutin Pemeriksaan Kehamilan
Pastikan tes hepatitis dan HIV menjadi bagian dari kontrol kehamilan di trimester awal.
Dapatkan Vaksin Hepatitis B (jika belum)
Vaksin dapat diberikan sebelum hamil atau saat hamil dengan arahan tenaga medis.
Hindari Paparan Darah atau Cairan Tubuh Orang Lain
Gunakan perlengkapan pribadi dan hindari prosedur medis berisiko tanpa pengawasan profesional.
Ajak Pasangan untuk Tes Bersama
Mengetahui status kesehatan masing-masing membantu mengambil langkah pencegahan bersama.
Foto: Internet
Ikuti Terapi Sesuai Anjuran Dokter
Bila hasil tes menunjukkan positif, patuhi jadwal terapi dan pantauan kesehatan dari dokter.
Kehamilan adalah masa penuh harapan, dan setiap Bunda memiliki kekuatan untuk menentukan arah kesehatan buah hatinya. Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang konsisten, risiko penularan hepatitis B dan HIV dari Bunda ke anak dapat ditekan seminimal mungkin.
Jangan tunggu hingga muncul gejala. Lakukan pemeriksaan rutin, ajak pasangan untuk turut serta, dan konsultasikan setiap kekhawatiran dengan tenaga medis. Dengan langkah kecil hari ini, Bunda sudah memberikan perlindungan besar untuk masa depan si kecil.