Si Kecil sering berteriak hingga membuat Bunda kewalahan? Jangan khawatir, ini adalah bagian dari perkembangan anak yang wajar, terutama di usia eksplorasi. Namun, untuk mengatasi kebiasaan ini, penting memahami alasan di balik teriakan Si Kecil dan cara tepat untuk meresponsnya. Yuk, simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Kenapa Si Kecil Suka Berteriak?
1. Mencari Perhatian
- Anak sering berteriak untuk mendapatkan perhatian, terutama jika ia merasa kurang diperhatikan karena Bunda sibuk.
- Teriakan ini kadang disertai perilaku lain seperti melempar barang untuk memastikan perhatian Bunda tertuju padanya.
2. Terlalu Banyak Energi
- Anak yang aktif dan penuh energi mungkin mengekspresikan diri dengan berteriak, melompat, atau menjerit.
- Teriakan menjadi salah satu cara untuk menyalurkan kelebihan energinya.
3. Ingin Mendengar Suaranya Sendiri
- Pada usia eksplorasi, Si Kecil tertarik dengan berbagai suara yang ia buat. Berteriak adalah bagian dari proses belajar untuk memahami dan memodulasi suaranya sendiri.
4. Sebagai Bentuk Komunikasi
- Jika kemampuan berbicara anak belum berkembang sempurna, ia cenderung menggunakan suara keras atau teriakan untuk menyampaikan keinginannya.
- Teriakan menjadi pengganti kata-kata yang belum mampu ia ucapkan.

Foto : Internet
5. Ekspresi Emosional
- Anak sering menggunakan teriakan untuk mengekspresikan emosi seperti frustrasi, marah, atau sedih.
- Ketika mereka belum mampu mengungkapkan perasaan dengan kata-kata, teriakan menjadi jalan keluar.
Cara Mengatasi Anak yang Suka Berteriak
1. Berikan Perhatian Positif
- Luangkan waktu khusus untuk bermain atau membaca bersama anak.
- Perhatian penuh dari Bunda dapat mengurangi kebiasaan mencari perhatian dengan cara negatif seperti berteriak.
2. Alihkan Perhatian
- Ketika Si Kecil mulai berteriak, alihkan fokusnya ke aktivitas lain seperti bermain mainan favorit, menggambar, atau mendengarkan musik.

Foto : Internet
3. Ajarkan Komunikasi yang Tepat
- Bantu Si Kecil menggunakan kata-kata sederhana untuk menggantikan teriakan.
- Contoh: Jika ia lapar, ajarkan untuk mengatakan, “Makan,” daripada berteriak.
- Gunakan kalimat pendek yang mudah dipahami untuk memotivasi anak berbicara.
4. Tunjukkan Keteladanan
- Hindari membalas teriakan Si Kecil dengan suara keras. Sebaliknya, bicaralah dengan lembut dan tenang agar ia belajar meniru perilaku positif.
5. Berikan Aktivitas Fisik
- Anak yang memiliki banyak energi membutuhkan waktu untuk bermain atau berolahraga.
- Ajak Si Kecil bermain di luar ruangan, berlari, melompat, atau bermain bola untuk menyalurkan energinya secara positif.
6. Validasi Perasaannya
- Jika teriakan disebabkan oleh emosi, validasi perasaan anak dengan mengatakan, “Bunda tahu kamu marah.”
- Setelah itu, bantu Si Kecil untuk menenangkan diri, misalnya dengan memeluk atau mengajaknya bernapas perlahan bersama.

Foto : Internet
Hal yang Perlu Dihindari
1. Tidak Menghiraukan Anak
- Mengabaikan teriakan anak tanpa memberikan solusi dapat membuatnya merasa frustrasi dan memperburuk kebiasaan tersebut.
2. Membalas dengan Teriakan
- Balas berteriak hanya akan membuat situasi semakin sulit dan mendorong anak meniru perilaku tersebut.
Tips Tambahan
- Konsistensi: Selalu beri respons yang sama terhadap teriakan anak agar ia memahami batasan dengan jelas.
- Penguatan Positif: Puji anak saat ia berhasil menggunakan kata-kata atau mengekspresikan keinginannya dengan baik tanpa teriakan.
- Bersabar: Kebiasaan ini membutuhkan waktu untuk diubah, jadi tetaplah sabar dan konsisten dalam membimbing Si Kecil.
Kesimpulan
Berteriak adalah cara Si Kecil mengekspresikan dirinya, terutama ketika kemampuan komunikasi atau emosinya masih berkembang. Dengan memahami alasan di balik kebiasaan ini, Bunda dapat memberikan solusi yang bijak, seperti mengajarkan cara berkomunikasi, memberikan perhatian positif, dan menyalurkan energinya melalui aktivitas fisik.
Ingat, pendekatan yang tenang dan konsisten adalah kunci utama untuk membantu Si Kecil belajar mengekspresikan diri dengan lebih baik.