Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Memiliki anak yang sensitif adalah tantangan sekaligus anugerah. Mereka cenderung lebih peka terhadap perasaan orang lain, tetapi juga lebih mudah merasa terluka atau tersinggung. Jika tidak ditangani dengan pendekatan yang tepat, sifat sensitif ini dapat membuat si kecil mudah “baper” (bawa perasaan). Bagaimana cara membantu anak sensitif agar tetap percaya diri dan mampu mengelola emosinya? Yuk, kita bahas dalam artikel Bunda dan si Kecil kali ini!
Apa Itu Anak Sensitif?
Anak sensitif memiliki tingkat empati yang tinggi dan lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka sering kali:
Meski tampak “lemah,” anak sensitif memiliki potensi besar untuk menjadi pribadi yang hangat dan peduli. Namun, sifat ini perlu diarahkan agar mereka tumbuh dengan kepercayaan diri yang sehat.
Mengapa Anak Sensitif Cenderung Baperan?
Foto: Internet
Tips Menghadapi Anak Sensitif Agar Tidak Mudah Baper
1. Jangan Sering Dimarahi
Anak sensitif lebih mudah merasa bersalah saat dimarahi. Alih-alih membentak, coba sampaikan arahan dengan lembut.
Hindari:
Ganti dengan:
Dengan pendekatan ini, anak tidak merasa diserang dan lebih terbuka untuk mendengarkan.
2. Biarkan Mereka Menangis
Tangisan adalah cara anak sensitif mengekspresikan emosi mereka. Jangan buru-buru menyuruh mereka berhenti menangis.
Katakan:
Hal ini membantu anak merasa diterima dan dimengerti.
Foto: Internet
3. Beri Waktu untuk Tenang
Jika anak mulai menangis atau marah, beri mereka waktu sekitar 20–30 menit untuk menenangkan diri sebelum diajak bicara. Jangan memaksa mereka berbicara saat emosi masih tinggi.
4. Ajak Bicara Setelah Mereka Tenang
Setelah anak tenang, ajak mereka membahas apa yang mereka rasakan tanpa menghakimi.
Contoh:
Pendekatan ini membantu anak memahami emosinya dan merasa bahwa orang tua peduli.
Ajarkan Anak Mengelola Emosi
Membantu anak sensitif agar tidak mudah baper juga berarti mengajarkan mereka cara mengelola emosi dengan sehat.
1. Berikan Contoh Positif
Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika Bunda bisa mengelola emosi dengan baik, anak akan meniru perilaku tersebut.
2. Latih Teknik Pernapasan
Saat anak mulai cemas atau marah, ajarkan mereka menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ini membantu mereka mengontrol emosi dengan lebih baik.
3. Dorong untuk Mengungkapkan Perasaan
Bantu anak mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Misalnya:
Dengan begini, anak belajar bahwa mengungkapkan perasaan lebih baik daripada memendamnya.
4. Puji Ketika Mereka Berhasil Mengelola Emosi
Berikan pujian ketika anak berhasil tenang atau menghadapi situasi sulit.
Hal yang Harus Dihindari
1. Membandingkan Anak dengan Orang Lain
2. Mengabaikan Perasaan Anak
3. Memberi Julukan Negatif
Sebutan seperti "cengeng" atau "anak baper" hanya akan merusak rasa percaya diri anak.
Foto: Internet
Kesimpulan
Anak yang sensitif membutuhkan pendekatan yang penuh cinta dan kesabaran. Sifat sensitif bukan kelemahan, melainkan kekuatan yang dapat diarahkan menjadi potensi positif. Dengan mendukung si kecil untuk mengenali dan mengelola emosinya, Bunda dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri, peduli, dan kuat secara emosional.
Ingat, mendidik anak adalah proses panjang yang membutuhkan waktu dan konsistensi. Tetaplah menjadi pendukung terbaik bagi si kecil!