Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Di era modern, rokok elektrik atau yang lebih dikenal dengan vape semakin populer, terutama di kalangan anak muda dan pasangan yang ingin mengurangi konsumsi rokok konvensional. Tidak sedikit pasangan yang sedang menjalani program hamil (promil) menganggap vape sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok tembakau. Mereka berharap, dengan beralih ke vape, tubuh akan lebih sehat dan peluang hamil pun meningkat.
Namun, apakah anggapan tersebut benar? Apakah rokok elektrik benar-benar aman bagi pasangan yang sedang mempersiapkan kehamilan? Jawabannya perlu dikaji secara ilmiah dan menyeluruh. Simak penjelasan selengkapnya dan tipsnya bersama Bunda dan si Kecil!
Salah satu alasan vape menjadi pilihan adalah karena rokok elektrik dianggap tidak mengandung tar atau menghasilkan asap seperti rokok tembakau. Akibatnya, banyak yang berasumsi bahwa rokok elektrik lebih "bersih" dan tidak membahayakan kesehatan, termasuk dalam konteks kesuburan.
Padahal, walaupun tidak menghasilkan asap, vape tetap mengandung bahan kimia aktif dalam bentuk aerosol. Zat ini jika terhirup terus-menerus, tetap dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan secara umum, terutama bagi sistem reproduksi pria dan wanita.
Foto: Internet
Rokok elektrik bekerja dengan memanaskan cairan yang mengandung nikotin dan zat tambahan lainnya hingga menghasilkan uap yang dihirup pengguna. Uap tersebut bukan sekadar uap air, melainkan aerosol yang mengandung zat berbahaya seperti:
• Nikotin, yang bersifat adiktif dan dapat mengganggu fungsi hormonal
• Logam berat seperti timbal dan nikel dari komponen perangkat
• Formaldehida dan asetaldehida, yang bersifat karsinogenik
• Partikel ultrafine, yang bisa masuk ke dalam aliran darah
Dampak zat-zat tersebut terhadap pasangan yang sedang promil antara lain:
• Menurunkan kualitas sperma, termasuk motilitas (pergerakan) dan morfologi (bentuk), yang berpengaruh langsung pada kesuburan pria.
• Mengacaukan keseimbangan hormon reproduksi wanita, yang penting dalam proses ovulasi dan pematangan sel telur.
• Menurunkan fungsi ovarium dan cadangan sel telur, sehingga peluang hamil menjadi lebih kecil.
• Meningkatkan risiko gangguan pada saluran reproduksi, baik pada pria maupun wanita, seperti peradangan atau kerusakan jaringan halus.
Selama promil, tubuh memerlukan kondisi yang optimal. Segala bentuk gangguan, termasuk paparan zat kimia berbahaya dari vape, dapat menurunkan kemungkinan keberhasilan kehamilan.
Zat kimia dalam rokok elektrik dapat mengganggu sirkulasi darah, mempengaruhi kualitas lendir serviks, serta memperbesar risiko gangguan implantasi embrio. Pada pria, kualitas sperma yang buruk dapat menyebabkan kesulitan pembuahan dan meningkatkan risiko keguguran jika pembuahan terjadi.
Lebih dari itu, jika kehamilan terjadi ketika tubuh masih terpapar nikotin dan aerosol, risiko komplikasi seperti keguguran, kehamilan ektopik, dan kelainan perkembangan janin juga meningkat.
Foto: Internet
Berhenti dari kebiasaan merokok, termasuk rokok elektrik, memang tidak mudah. Namun, demi masa depan si kecil dan keberhasilan program kehamilan, usaha ini sangat berharga. Berikut beberapa tips yang dapat membantu:
Kurangi secara bertahap
Bagi sebagian orang, berhenti mendadak justru memicu stres. Mengurangi intensitas penggunaan secara perlahan bisa menjadi langkah awal.
Cari dukungan pasangan
Saling mendukung dan membangun komitmen bersama akan membuat proses berhenti merokok lebih ringan dan penuh motivasi.
Ganti kebiasaan dengan aktivitas sehat
Alihkan keinginan merokok dengan kegiatan seperti olahraga ringan, meditasi, atau aktivitas kreatif yang menyenangkan.
Konsultasi ke dokter kandungan atau klinik promil
Konsultasi medis bisa memberikan panduan yang lebih terarah sesuai kondisi tubuh masing-masing pasangan.
Berikan waktu detoksifikasi
Idealnya, berhenti vape dilakukan 2–3 bulan sebelum memulai program hamil. Ini memberikan waktu cukup bagi tubuh untuk memperbaiki fungsi organ dan membersihkan racun.
Jika pasangan berhasil lepas dari kebiasaan menggunakan rokok elektrik, sejumlah manfaat akan dirasakan secara nyata, antara lain:
• Kesuburan meningkat, baik pada pria maupun wanita
• Peluang keberhasilan kehamilan lebih tinggi
• Risiko komplikasi saat hamil lebih rendah
• Kualitas lingkungan rumah menjadi lebih sehat, terutama bagi bayi yang akan lahir
Selain manfaat fisik, berhenti vape juga menjadi simbol kesiapan emosional dan tanggung jawab sebagai orang tua. Ini adalah bentuk komitmen awal dalam memberikan yang terbaik bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Foto: Internet
Meski terlihat lebih modern dan sering dianggap “lebih aman”, rokok elektrik tetap menyimpan bahaya tersembunyi. Kandungan aerosol dan zat kimia di dalamnya dapat menurunkan kualitas reproduksi, mengganggu keseimbangan hormon, serta menurunkan peluang keberhasilan kehamilan.
Bagi pasangan yang tengah menjalani program hamil, penting untuk menjauhi kebiasaan merokok, termasuk menggunakan vape. Dengan dukungan informasi yang tepat dan komitmen bersama, kebiasaan ini dapat dihentikan demi kesehatan Bunda, pasangan, dan si kecil yang akan datang.