Pengapuran Plasenta: Kenali Risiko Dan Cara Mengatasinya Untuk Ibu Hamil
Pengapuran Plasenta: Kenali Risiko Dan Cara Mengatasinya Untuk Ibu Hamil

Saat hamil, banyak ibu yang merasa cemas ketika mendengar istilah pengapuran plasenta atau kalsifikasi plasenta. Namun, apakah kondisi ini berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin? Artikel dari Bunda dan si Kecil kali ini akan menjelaskan secara lengkap apa itu pengapuran plasenta, risikonya, dan cara mengatasi agar kehamilan Anda tetap sehat dan aman.

 

Apa Itu Pengapuran Plasenta?

Pengapuran plasenta adalah proses alami yang terjadi akibat penumpukan kalsium pada plasenta dan otot rahim seiring bertambahnya usia kehamilan. Kondisi ini umum terjadi terutama saat janin berusia 38 minggu, sebagai tanda bahwa paru-paru janin telah matang dan siap untuk dilahirkan. Namun, pengapuran yang terjadi lebih awal dari usia kehamilan tersebut dapat menimbulkan risiko.

pengapuran plasenta, kalsifikasi plasenta, risiko pengapuran plasenta, pengapuran plasenta pada ibu hamil, cara mencegah pengapuran plasenta, Bunda, si Kecil

Apa itu kalsifikasi plasenta? (Foto: Internet)

 

Mengapa Pengapuran Plasenta Terjadi?

Pengapuran plasenta dapat terjadi secara alami atau dipengaruhi oleh konsumsi kalsium yang berlebihan selama kehamilan. Kondisi ini bisa mengakibatkan komplikasi seperti penutupan tengkorak bayi sebelum waktunya, rahang yang lebih menonjol, atau penyempitan aorta. Oleh karena itu, penting untuk mengatur asupan kalsium sesuai anjuran dokter.

 

Risiko yang Perlu Diperhatikan

Berdasarkan usia kehamilan, di bawah ini tingkatan klasifikasi plasenta pada umumnya:

  • Derajat 0: Dengan janin yang berusia sekitar 31 ± 1 minggu.
  • Derajat 1: Usia janin 34 ± 3,2 minggu
  • Derajat 2: Usia kehamilan sekitar 37, 6 ± 2, 7 minggu.
  • Derajat 3: Pada usia janin 38, 4 ± 2, 2 minggu,

Meskipun pengapuran plasenta sering dianggap sebagai tanda perkembangan janin yang optimal, jika ibu hamil mengalami gejala tidak biasa seperti mulut kering, sakit kepala, gangguan ingatan, kejang otot atau sembelit, sering buang air kecil di siang hari dan lainnya, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

pengapuran plasenta, kalsifikasi plasenta, risiko pengapuran plasenta, pengapuran plasenta pada ibu hamil, cara mencegah pengapuran plasenta, Bunda, si Kecil

Apakah kalsifikasi plasenta berbahaya? (Foto: Internet)

Beberapa risiko yang dapat timbul akibat terlalu banyak penumpukan kalsium adalah:

  • Fibrosis Plasenta: Penumpukan kalsium dapat menyumbat pembuluh darah plasenta, mengganggu suplai nutrisi dari ibu ke janin.
  • Malnutrisi Janin: Pengapuran yang terjadi sebelum usia 37 minggu bisa mengakibatkan janin kekurangan nutrisi.
  • Gawat Janin: Jika pengapuran menyebabkan kekurangan oksigen yang parah, janin berisiko mengalami kerusakan otak atau bahkan kematian.

 

Cara Mencegah Pengapuran Plasenta
Untuk mengurangi risiko pengapuran plasenta, ibu hamil harus memperhatikan asupan kalsium sesuai dengan tahap perkembangan janin:

  • 0-12 Minggu: Konsumsi 50mg kalsium per hari.
  • 13-26 Minggu: Tingkatkan asupan menjadi 1200mg per hari.
  • 27-38 Minggu: Kurangi asupan menjadi 150-450mg per hari.
  • Setelah Melahirkan: Tetap konsumsi kalsium untuk memastikan kualitas ASI dan pemulihan tubuh.

Dengan menjaga pola makan yang tepat dan melakukan pemeriksaan rutin sesuai saran dokter, ibu hamil dapat menjalani kehamilan dengan lebih tenang dan sehat.

Artikel yang berkaitan