Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai Bunda yang aktif di dapur, menyimpan makanan sisa di kulkas mungkin sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Entah itu nasi dari makan malam, potongan pizza dari akhir pekan, atau pasta sisa bekal si kecil membuangnya tentu terasa sayang. Namun, agar makanan sisa tetap enak dan aman dikonsumsi, cara menghangatkannya pun perlu diperhatikan dengan benar.
Setiap jenis makanan membutuhkan perlakuan khusus saat dipanaskan ulang agar tidak kehilangan rasa, tekstur, bahkan nutrisinya. Berikut adalah panduan lengkap untuk Bunda tentang cara terbaik menghangatkan berbagai jenis makanan sisa. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Pasta seperti spaghetti, fettucine, atau macaroni bisa dengan mudah berubah menjadi kering dan keras jika langsung dipanaskan di microwave. Untuk menjaga kelembutan dan rasa sausnya tetap lezat, hangatkan di atas wajan datar dengan tambahan sedikit air dan minyak zaitun atau mentega.
Gunakan api kecil dan aduk perlahan agar panas merata tanpa membuat saus pecah atau pasta terlalu matang.
Catatan: Untuk pasta berbasis krim, tambahkan sedikit susu cair agar tidak pecah dan tetap creamy.
Foto: Internet
Muffin, roti pisang, atau roti tawar yang didiamkan di kulkas cenderung mengering. Untuk mengembalikan kelembutannya, panaskan di atas teflon atau wajan anti lengket dengan tambahan sepotong mentega kecil dan cipratan air. Tutup wajan selama beberapa menit hingga bagian bawah sedikit karamelisasi, sementara bagian dalam tetap empuk.
Alternatif: Gunakan oven toaster selama 5–6 menit dengan suhu sedang agar permukaan renyah dan aroma kembali keluar.
Foto: Internet
Makanan laut seperti udang, ikan, cumi, atau kerang mudah berubah tekstur menjadi alot jika terlalu lama dipanaskan. Untuk hasil terbaik, panaskan dalam oven dengan suhu rendah (sekitar 150°C) selama 5–10 menit, cukup untuk menghangatkan tanpa membuat daging menjadi keras.
Tips: Bungkus dengan alumunium foil untuk menjaga kelembapan dan mengurangi aroma amis.
Foto: Internet
Nasi yang dipanaskan ulang tanpa cairan biasanya menjadi keras dan menggumpal. Untuk hasil pulen seperti baru tanak, tambahkan 1–2 sendok makan air dan sedikit minyak ke dalam wajan, lalu panaskan nasi dengan api kecil sambil ditutup.
Aduk perlahan agar nasi tidak lengket di dasar dan panas merata. Bisa juga dikukus selama 5–10 menit.
Peringatan: Jangan panaskan nasi yang sudah lebih dari satu hari atau telah dipanaskan sebelumnya untuk menghindari risiko bakteri Bacillus cereus.
Foto: Internet
Sayuran tumis seperti buncis, bayam, atau kangkung sebaiknya tidak dipanaskan terlalu lama karena bisa mengurangi nilai gizinya dan membuat teksturnya lembek. Untuk menghangatkannya, gunakan microwave selama 1–2 menit dan aduk setiap 30 detik.
Jika Bunda ingin rasa lebih segar, kukus sebentar selama 2–3 menit di atas air mendidih agar tetap renyah dan tidak kehilangan warna.
Foto: Internet
Pizza yang dipanaskan langsung di microwave biasanya berubah menjadi lembek. Untuk menjaga kulit tetap renyah dan topping meleleh sempurna, panaskan pizza di atas wajan anti lengket selama 3–4 menit. Tambahkan setetes air di sisi wajan, lalu tutup rapat. Uap akan membantu memanaskan bagian atas pizza, sementara dasar tetap crispy.
Hasil: Pizza terasa seperti baru keluar dari oven.
Foto: Internet
Menghangatkan makanan bukan sekadar membuatnya panas kembali. Teknik yang tepat penting agar:
Tekstur tetap lembut, tidak kering atau keras
Nutrisi tetap terjaga dan tidak rusak
Rasa tidak berubah atau menjadi hambar
Makanan tetap aman dikonsumsi dan tidak terkontaminasi ulang
Mengurangi pemborosan makanan (food waste)
Keluarkan makanan dari kulkas dan diamkan 5–10 menit sebelum dipanaskan untuk menghindari bagian luar gosong dan bagian dalam masih dingin.
Gunakan wadah tahan panas dan tutup saat memanaskan untuk menjaga kelembapan.
Simpan makanan sisa dalam wadah kedap udara agar tidak menyerap bau kulkas dan tetap segar.
Jangan memanaskan makanan lebih dari satu kali, terutama nasi dan seafood.
Pisahkan saus dan kuah sebelum memanaskan agar tidak pecah atau mengental berlebihan.
Bunda yang bisa mengelola makanan sisa dengan baik bukan hanya menghemat pengeluaran, tapi juga memberikan contoh positif dalam keluarga. Beberapa manfaat lain dari memanaskan makanan dengan bijak:
Menanamkan nilai menghargai makanan kepada anak
Membiasakan pola makan hemat dan anti pemborosan
Mengurangi volume sampah rumah tangga
Menambah keterampilan dapur praktis yang bisa diterapkan setiap hari
Menyajikan hidangan cepat tanpa repot masak dari awal
Makanan sisa bisa tetap menjadi hidangan yang lezat jika dipanaskan dengan teknik yang tepat. Baik nasi, pasta, pizza, hingga muffin, masing-masing memiliki cara terbaik agar tetap nikmat dan aman dikonsumsi.
Bunda bisa mulai menerapkan cara-cara di atas sebagai bagian dari kebiasaan dapur yang lebih bijak, hemat, dan sehat. Tidak hanya bermanfaat bagi keluarga, tapi juga berdampak baik bagi lingkungan.