Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai Bunda, mungkin Bunda pernah mendengar si Kecil dengan santainya berkomentar, "Ih, Ayah, kok rambutnya kayak sapu ya?" atau "Bunda bajunya jelek banget, kayak zombie!" Reaksi pertama mungkin campuran antara terkejut, kesal, atau bahkan malu. Tapi tahukah Bunda, komentar blak-blakan dari anak tidak selalu berarti mereka durhaka atau tidak sopan?
Faktanya, anak yang berani berbicara secara langsung kepada Bunda menunjukkan rasa aman dan nyaman di dalam keluarganya. Artikel Bunda dan si Kecil kali ini akan membahas makna di balik kebiasaan anak yang suka "nyleletuk" dan bagaimana cara Bunda meresponsnya dengan tepat.
Anak yang Berani Berpendapat: Tanda Hubungan Aman
Menurut pakar parenting, anak yang suka berbicara secara terus terang sebenarnya sedang menunjukkan kepercayaan pada Bundanya. Mereka merasa bahwa lingkungan keluarga cukup mendukung untuk berekspresi tanpa takut dihakimi atau dimarahi.
Kepolosan mereka adalah cermin kejujuran dari hati. Hal ini merupakan bagian penting dari perkembangan emosional anak. Mereka belajar mengungkapkan apa yang dirasakan tanpa perlu menahan diri. Jika Bunda mampu merespons dengan baik, si Kecil akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan terbuka.
Foto : Internet
Eggshell Parenting: Bahaya yang Perlu Diwaspadai
Sebaliknya, ada fenomena yang disebut "eggshell parenting". Ini adalah pola pengasuhan di mana Bunda sering bereaksi berlebihan terhadap perilaku atau ucapan anak, seperti marah mendadak atau menghakimi si Kecil karena komentarnya.
Dampaknya:
Misalnya, ketika anak berkomentar, "Bunda kenapa masaknya asin banget?" lalu Bunda langsung marah, anak mungkin akan merasa malu atau takut untuk menyampaikan pendapat lain di masa depan.
Mengajarkan Anak Batasan dalam Berkomunikasi
Meskipun spontanitas anak adalah hal yang positif, sebagai Bunda, Bunda tetap perlu mengarahkan mereka agar tahu batasan antara berbicara terus terang dan menyakiti perasaan orang lain.
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Ajarkan Etika Berkomunikasi
Gunakan momen ini untuk mengajarkan cara menyampaikan pendapat dengan sopan. Misalnya:
"Kamu bisa bilang, 'Maaf ya, Bunda, kayaknya masakannya kurang cocok di lidahku,' daripada bilang masakannya tidak enak."
Foto : Internet
2. Jangan Bereaksi Berlebihan
Tetap tenang saat anak nyeletuk sesuatu yang mungkin menyinggung Bunda. Respon dengan senyuman atau candaan untuk mengurangi tensi.
3. Tunjukkan Empati
Beri tahu anak bahwa kata-kata mereka punya dampak. Misalnya, "Kalau kamu bilang begitu, Bunda merasa sedih, lho. Gimana kalau kita pilih kata lain yang lebih sopan?"
4. Berikan Contoh Langsung
Anak cenderung meniru perilaku Bunda. Pastikan Bunda juga menggunakan kata-kata yang sopan ketika mengoreksi atau memberikan kritik pada anak.
5. Berkomunikasi dengan Jelas
Katakan kepada anak bahwa mereka boleh jujur, tetapi harus memikirkan perasaan orang lain.
Mengapa Penting Membiarkan Anak Berbicara Jujur?
1. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Anak yang merasa didengar akan tumbuh menjadi individu yang percaya diri untuk mengutarakan pendapatnya.
2. Melatih Kemampuan Berpikir Kritis
Ketika anak mengomentari sesuatu, itu menunjukkan bahwa mereka mulai berpikir dan menganalisis situasi di sekitarnya.
3. Menguatkan Ikatan Emosional dengan Bunda
Anak yang merasa aman untuk berbicara kepada Bunda akan memiliki hubungan emosional yang kuat dengan keluarga.
Foto : Internet
4. Menghindari Perilaku Pasif
Jika anak terbiasa ditekan untuk diam, mereka cenderung tumbuh menjadi individu yang sulit mengungkapkan pendapatnya.
Kesimpulan
Ketika anak berani nyeletuk atau berbicara blak-blakan, jangan langsung menganggapnya durhaka. Sebaliknya, lihatlah hal ini sebagai peluang untuk memahami bahwa si Kecil merasa nyaman dan aman di dekat Bunda.
Namun, tetap arahkan mereka dengan komunikasi yang efektif agar tahu cara berbicara dengan sopan tanpa menyakiti orang lain. Dengan pendekatan yang tepat, Bunda tidak hanya membangun kedekatan dengan anak, tetapi juga membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri, kritis, dan penuh empati.